L

Header Ads
Tiny Star

antara Aku, Femme dan Buci

“Wery…” teriakku dikamar kos ketika mendapati sebuah nama dan foto menunggu reaksi untuk di confirm … mouse-ku berlari kearah box confirm dan segera kubuka wall-nya..
“Miss u ry…kemana aja loe?” tulisku cepat dan segera kucari foto sahabat kecilku itu, terlihat dia dengan rambut pendek dan kaos longgar..ah,,dia masih tomboy seperti dulu..seperti ketika dia memanjat pohon mangga oma untuk menggambil layangannya yang nyangkut disana, seperti ketika dia menakutiku dengan cacing yang entah dari mana diambilnya. Pun seperti ketika dia pulang dengan dengan baju penuh lumpur namun masih sempat tersenyum padaku sebelum masuk kerumahnya.
Dia sahabat kecilku, Flowery dwiputri..nama lengkapnya, pertemuan kami tak disengaja, saat itu aku pindah kekotanya, ikut ayah yang dipindah tugaskan.. seperti halnya lingkungan baru bagi anak usia 7 tahun..semua hal tampak menarik sekaligus menakutkan dimataku jadi kuamati semuanya dari balik jendela kamar yang berada dilantai dua, sebuah bola kecil mendarat dikaca jendela.. aku segera berlari kedalam selimut dan menunggu kejadian selanjutnya.. tak ada..tak ada apapun yang terjadi setelah itu tapi aku masih belum berani melongokan kepala keluar sehingga sepanjang sore kuhabiskan waktu dalam selimut..
Esoknya sekali lagi kuamati lingkungan baruku dari balik jendela..dan mataku menangkap sosok gadis kecil sedang memanjat pohon mangga oma.. “oma…ada pencuri” teriakku panic dan kulihat dia juga panic mendengar teriakanku..”buummkk..” suara tak jelas itu berasal dari tubuh mungilnya yang tiba-tiba mendarat ditanah dengan posisi yang kurasa menyakitkan. oma segera keluar dan bergegas mendekati gadis kecil itu “wery gak apa-apa?” tutur oma lembut membantunya berdiri.. kulihat tangan dan kakinya berdarah tapi dia masih tersenyum melihat kearahku.. “gadis kecil yang aneh” gumamku beranjak dari jendela.
Kali ini aku tak mau berdiri dibalik jendela lagi maka kuikuti langkah kaki oma ditaman kecil samping rumah.. aku senang memperhatikan bunga-bunga milik oma sedang mekar dengan warna berbeda.. “oma..willa mau bunga itu” pintaku melihat mawar kuning, oma mendekat dan tersenyum kearahku “mau oma ambilkan?” aku segera mengangguk “jangan oma..itukan bunga kesayangan oma…” sebuah suara kecil berteriak dari atas pagar rumah kami.. aku bersembunyi dibalik tubuh oma, “jangan takut sayang..dia tetanggamu,, namanya wery” bisik oma. “pagi oma” gadis kecil itu mendekat kearahku setelah melompat dari pagar yang tingginya dua kali dari ukuran tubuhku.
“hai…nama kamu willa ya?” dia menyodorkan tangannya tapi aku tak ingin berjabatan.. ada bekas tanah disana dan aku yakin ada cacing juga.. “kenapa gak mau jabat tanganku?” dia sedikit memaksa “ada cacingnya” jawabku takut.. dia tersenyum dan berlari dariku.. tapi tak lama kemudian dia kembali dengan sebuah cacing mengeliat ditangannya.. “oma…..” aku menjerit dan wanita setengah baya itu tergopoh-gopoh kearahku. Gadis kecil itu tertawa dan aku mulai membencinya.
Dua hari aku tak keluar kamar karena demam tinggi.. dan aku benci keadaan ini..keadaan dimana hanya ada aku dan oma.. papa seperti biasa sibuk dengan kerjanya dan mama,, entahlah..aku tak tahu dimana perempuan itu kini. “ada yang ingin bertemu willa” suara lembut oma memaksaku membuka mata “siapa oma?” suaraku terdengar seperti suara kodok.. “hai..” gadis kecil itu langsung melompat dari arah pinta kamar dengan keceriaan tanpa beban. Aku merenggut.. bersembunyi dibalik tangan oma karena aku yakin kali ini dia tidak hanya membawa cacing tapi ular.. “tidak ada apa-apa ditanganku” ujarnya mendekat sambil memperhatikan tangannya yang basah, aku yakin oma menyruhnya mencuci tangan sebelum menemuiku.. “baiklah..” aku kembali keposisi awal “semoga lekas sembuh ya…” dia menaruh setangkai bunga mawar kuning disebelah obat-obatan yang setiap hari harus kutelan. Hm..aku tak lagi membencinya hanya saja aku masih tidak menyukainya.
Hari-hari berlalu bersama oma dan aku mulai sering bertemu dengannya.. gadis kecil yang aneh itu kini mulai mengambil tempat dihari-hariku.. aku mulai menyukainya..dia sahabat yang baik menurutku.. setidaknya aku tak lagi kesepian dirumah sebab dia sering berkunjung membawa cerita-cerita aneh yang baru kudengar.. maklum_sejak kecil aku tidak terbiasa dengan dunia luar karena penyakit bawaan yang mengharuskanku selalu diawasi.. jadi dia menjadi mata untukku menatap sisi lain dibalik pagar tinggi rumah oma.
“aku mau meminta pada oma untuk membawamu keluar..” katanya suatu hari ketika usiaku 12 tahun, dan aku mengangguk cepat penuh harap. Aku tak tahu apa yang dikatakannya pada oma tapi tak lama setelah itu oma menyiapakan baju yang akan kupakai, sebuah baju dengan rok panjang dan mengembang..atasan putih dengan lengan yang berenda. Dia tersenyum melihatku tapi tak ada komentar.. oma melepas kami dengan tatapan cemas yang berusaha disembunyikan. Aku menikmati hari itu, hari dimana aku berkenalan dengan anak-anak lain yang terlihat dekil tapi mereka baik, bermain dilapangan bola kampung pinggiran yang penuh lumpur.. aku tahu bahwa aku salah kostum tapi mereka menyukai baju yang kupakai sehingga rok mengembangku tak lagi berwarna hijau tapi berubah menjadi coklat warna tanah.. aku lupa bahwa ada cacing dilumpur itu. Sebelum pulang, salah seorang ibu dari teman-teman baruku meminjamkanku baju sebab baju yang kupakai tadi sudah berwarna coklat tanah. Oma panic mendapatiku dengan baju kaos dan celana kedodoran.. wery tersenyum kearahku sebelum meninggalkan pagar rumah.. oma segera memandikan dan menyuruhku makan serta menyodorkan obat seperti biasa “tadi siang willa ga minum obat” ucapnya cemas dan aku tersenyum.. “willa sudah sehat oma.. besok willa kan sudah sekolah di SMP, willa ga mau belajar dirumah lagi” jawabku setelah menelan obat.
Sejak hari itu aku tak lagi melihat wery, kata oma..dia pindah kekota lain bersama mamanya sedang ayahnya masih jadi tetanggaku, brokenhome.. masih kata oma..sebelum pergi dia sempat datang kerumahku tapi karena aku belum pulang sekolah maka dia hanya meninggalkan sebuah mawar kuning untukku.
“hei…bengong aja loe” pesan chat muncul disudut layar..
“wery……..” ketikku cepat
“he..he..kangen juga loe ma gue..”
“iya…dimana loe sekarang?”
“disamping rumah oma..”
“kok…?” aku mengernyit..
“dulu setelah loe pindah lagi ternyata mama n papa rujuk jadi gue kembali kerumah dulu”
**
Aku tersedak membaca judul album foto milik wery “My wife..” sejak kapan tu anak nikah..lagian kok my wife bukannya my husband ya? tapi tunggu dulu, kenapa dua-duanya cewek.. wah_pake handuk berdua,, tidak..tidak, astaghfirullah..itu bukan handuk tapi selimut. Aku pucat, udara disekitarku beranjak sehingga sulit untuk bernafas, tapi aku segera menguasai diri..dan mencari obat yang tersedia diatas meja kamar.
“OL mulu,,,” wery kembali hadir disudut layar
“ga juga…”
“pa kabar disana?” sapanya kemudian..
“badai….melihat foto loe…!” semburku
“ha..ha… sorry la, gue lupa bilang bahwa gue tu buci” jawabnya tenang..
“ow..” ketikku tak mengerti
“loe pasti ga ngerti..”
Aku diam..lama tak kutanggapi pesan itu karena google sedang mencarikan makna kata itu untukku.
“ga usah repot mikir la.. gue jelasin aja..”
Kembali dia hadir..
“gue ini sebenarnya cowok, gue yakin gue nie cowok.. dasar tuhan aja yang salah buat tubuh gue..”
Sempat ingin protes tapi logikaku segera mengambil tempat..ya derita lo.. punya tuhan kok digantung gitu..
“siapa dia?” singkat dan jelas
“namanya giya..kami dah pacaran setahun..”
“gila aja loe… ga nyadar bahwa dia tuh cewek?”
“karena gue nyadar bahwa dia cewek makanya gue mau pacaran ma dia..”
“jeruk makan jeruk…! Belok….!” Makiku marah
“dia itu femme..”
“pa an lagi tuh…!” cepat kutanggapi
“dia tuh cewek dan memang jadi cewek… gitu kalimat sederhananya..”
“ada berapa istilah sih …?” sengaja tak kutulis kata lesbi untuknya karena aku masih menghormati persahabatan dulu.
“banyak la.. ada femme, buci, androw, no labels..” dia menjabarkan panjang lebar tentang hidup yang selama ini tak pernah kusangka akan sedekat itu denganku..
“hidup loe aneh mulu ya..!” aku menutup windows dengan kekesalan tingkat tinggi.. bagaimana bisa sahabat kecilku menempatkan diri sebagai laki-laki dan pacaran dengan perempuan yang memang menempatkan diri sebagai perempuan.,. belum lagi penjelasan yang ga masuk akal tentang androw dan no labels yang membuatku serasa kembali kekehidupan dulu, kehidupan dimana aku tak mengenal dunia kecuali dibalik tembok pagar oma.
***
“loe willa kan? Kuliah di UNPAD? Berani loe ngambil pacar gue…!” sebuah pesan didinding FB segera kuhapus “maaf..ada apa ya?” kukirimi saja pesan ke akun itu “ga usah sok lugu deh..tolol…!” aku masih belum mengerti “maaf ya mbak..salah gue apa?” beuh_aku baru tahu bahwa perempuan itu memiliki sebuah kebun binatang sehingga kudapati dia mengabsen isinya diwallku, mulai dari yang berkaki empat, berbulu hingga makhluk melata.. “tunggu gue di UNPAD” tuturnya setelah lelah mengabsen.
Wwhhaa…aku panic..benar-benar panic. Mau ditaruh dimana wajah manisku jika dilabrak lesbong.. lebih parah lagi kalo dia ngejambak, cakar dan ngeludahin..iue…!
“Wery…ada apa nie.. pacar loe tuh_urusin..!” aku marah-marah
“ma’af la..dia salah sangka, udah gue jelasin sih tapi loe tau sendiri kalo femme itu cemburunya keg mana” gubbrak…
“mana gue tahu…, loe kira gue belok juga..!” aku benar-benar kesal.
“ma’af ya la…ma’af banget..”
Aku diam
“ya udah..gue bunuh diri aja..” kirimnya lagi.
“eh belok.. gue yang sekarat malah loe yang bunuh diri, selesaiin dulu masalah nie,,baru ntar mati disalib” aku rasa ada tanduk dikepalaku saat ini.
‘”iya..iya..willa sayang, giya akan segera nurut..kan gue suaminya”
“ga usah pake sayang-sayang belok…!! Urus istri loe sana” kembali kututup jendela itu dengan perasaan kesal.
**
Aku mundur dari masalah mereka, terlalu bodoh jika aku bertahan.. “willa... gue udah baikan. Loe bisa tenang sekarang” seperti biasa wery datang dari sudut layar
“syukurlah..” jawabku tak ikhlas.
“tapi gue udah ga da feel lagi ma tu femme”
“trus…loe dah insyaf? Dah nyadar bahwa loe tu cewek? Dah nyadar bahwa tuhan loe ga salah? Syukurlah..” jawabku lumayan panjang..
“bukan willa…!”
“so..?”
“tuhan gue masih salah…”
“ya iya lah…kan loe yang bilang bahwa dia yang nanggung semua dosa..ha..ha” jawabku cepat
“tapi gue yakin perasaan gue ga salah la..”
“??” aku penasaran
“gue yakin perasaan gue ga salah bahwa gue suka ma loe.. sejak umur 7 tahun gue yakin loe tu emang jodoh gue la..”
Wwhaaa….udara disekitarku kembali hilang, dan sayangnya obat terakhir yang kupunya telah kuminum tadi pagi.

*based on true story

0 Comments:

Posting Komentar