L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

Sebuah Tanya*

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”

*Soe Hok Gie


sisi lain

Ketika pertanyaan ini kuajukan pada beberapa orang laki-laki. Kebanyakan mereka tidak bisa (atau malah tidak mau) menjawabnya: jika perempuan tidak menyukai poligami karena sulit bagi mereka untuk ikhlas berbagi suami, maka apa kerugian bagi laki-laki sehingga ikut tidak menyukai poligami?

Jawaban yang sempat diterima:

  • Ø  Saudari tega sekali, jangankan punya istri dua, tiga Atau empat.. satupun saya belum punya
  • Ø  Tidak, terima kasih.. aku lebih suka setia pada satu hati (iya..selagi belum ada hati kedua)
  • Ø  Allah tidak menciptakan dua hati dalam satu rongga, mengapa harus kuisi ronggaku dengan dua hati.
  • Ø  Aku tidak menolak, jika ada yang mau jadi istri kedua
  • Ø  Tidak ada kerugian.. karena dasarnya sudah jelas.. saya malah sedang mencari istri kedua.
  • Ø  Berminat jadi istri kedua?
  • Ø  Aku setuju dengan poligami, tidak ada manusia yang sempurna bukan?
  • Ø Kerugiannya,,? entahlah.. saya cenderung memikirkan keuntungan dari pada kerugian

*teruntuk saudariku yang tengah berduka.. aku juga ingin tahu alasan yang menyebabkannya menguji ‘keadilan’ itu.. sehingga kukumpulkan sisi lain dari poligami bagi laki-laki, meski belum menemukan jawaban yang membuatnya mengurungkan niat.

Jodoh (lagi)

Sejak laptop kecil nan mungil itu kehilangan ingatannya untuk selama-lamanya.. sejak itu pula aku (berusaha) tidak berminat lagi pada blog_ tapi berhubung malam ini tugas dari uni segera kurampungkan.. aku jadi punya kesempatan bertandang dan begadang disini.


Tema kali ini sudah basi_ amat sangat..! tapi tetap saja lucu (menurutku) untuk dibahas.
Baru saja aku pulang dari ‘meja2’ tetangga sekitar dan apa yang kuperoleh? Yuph.. tema basi yang berlabelkan ‘jodoh’. Sama halnya dengan cinta yang tak pernah selesai dibahas.. jodoh juga sepertinya punya nasib yang sama.


Hm..bagiku sendiri. Jodoh itu adalah dia yang berjanji dihadapan saksi sambil mengenggam erat tangan ayah. Tidak perlu berucap manis dengan “janji-janji setinggi bintang dilangit yang kalaupun jatuh..kita masih tetap diawan sayang” (beuh_emang tu awan udah disemprot alat doraemon apa???)


Percayalah.. jatuh itu selalu sakit.. tidak terkecuali jatuh cinta, apalagi jatuh hati..! (kebayang gak tuh hati jatuh?)

Tepian payakumbuh. 030512