L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

I luv Friday ^^

Bismillah..
Aku suka jum’at, meski sebagian orang mengatakan bahwa jum’at adalah hari yang singkat tapi aku suka melihat jemaah yang melimpah hingga keluar mesjid, aku suka mendengar khutbah jum’at dan selalu kurasa bahwa jum’at adalah hari kedamaian karena melihat kebanyakan orang memakai baju muslim (:
Pagi ini..seperti biasa..kusenyumi jum’at yang selalu cerah dimataku. Lalu dengan semangat kujejali bus kota dengan music yang terlalu berisik untuk telinga tapi tak apa.. hari ini aku sedang senang. Mendekati meja piket kulihat ada sebuah kotak kue disana, kusenyumi juga kotak itu..’siapa yang akan memotongmu kali ini?’ bisikku tertuju pada kue dalam kotak.
Dhuha datang dengan perlahan seiring dengan matahari yang makin meninggi, terlihat dosenku disekolah.. ‘ada apa?’ tanyaku penasaran dan kudekati beliau.. ‘pak..ada yang bisa dibantu?’ sapaku setelah dekat.. ‘oh..saya mencari buk Lili Voni, ada?’ jawab beliau ramah tapi tak lama setelah menyadari bahwa aku adalah salah satu mahasiswa bimbingan beliau.. dan selanjutnya_ceramah panjang dari dosen itupun mengalir tentang keseriusan mengerjakan tugas akhir, tentang jadwal yang harusnya tidak terusik oleh PL dan banyak lagi..ceramah itu berlangsung cukup lama hingga bel berbunyi sehingga segera kupamit untuk mengajar huff..betapa perhatiannya dosenku (:
Segera kulangkahkan kaki menuju kelas bersama lembar soal ulangan SK 3 yang kubuat kemaren.. tapi ada yang berbeda dari mereka, tak ada persiapan ujian atau apa tanyaku sendiri mendapati wajah mereka yang berbeda dari biasa. Baiklah..kuabaikan tanya itu dan segera memulai ujian_
Arrgh…ada apa dengan mereka, kenapa hari ini bandel sekali? Ujian tapi ributnya minta ampun..! enggan disuruh pindah duduk dan malah ada yang tidak mau.. meski sekarang jum’at tapi tidak ada larangan untuk marah bukan? Maka segera kupasang tampang sangar luar biasa agar mereka segera menyadari kemarahanku.. tapi apa ini??? Kenapa mereka tidak peduli sedikitpun maka kudiam..berusaha bertahan dalam ekspresi datar dan lumayan berhasil meski tidak seberhasil biasa.
Dan dari pada keadaan ini berlanjut maka kusuruh saja siswa yang sudah selesai ujian untuk pulang,,mengambil resiko berurusan dengan piket demi kelancaran ujian.. tapi mereka tetap mau tinggal dikelas.. hufft…jum’at yang menguras kesabaran_semoga tidak kering..
menunggu semua selesai ujian kubuka FB yang pada dasarnya dilarang ketika mengajar dikelas tapi biarlah kali ini,,toh dari pagi semuanya berbeda dari biasa.. HEI…apa-apaan nie teriakku sendiri dalam hati melihat laporan bahwa FB ku dibuka dengan paksa oleh seseorang di Bandung ID.. dengan pengetahuan seadanya, kucoba memperbaiki semuanya dan Alhamdulillah berhasil.
Oke_semua sudah selesai ujian dan saatnya menenangkan diri dikamarku tercinta,..bersiap-siap untuk pulang setelah mereka berucap salam.. pun tidak seperti biasa,,tidak ada yang berdiri dari tempatnya padahal biasanya mereka berlarian menyalamiku untuk kemudian hilang dibalik pintu kelas. “selamat ulang tahun……” lagu itu pecah diseantero kelas, dan perasaanku??? Entahlah_ini kali pertama aku diberi kejutan ulang tahun oleh siswaku, inipun kali pertama aku menghabiskan jum’at dengan keanehan yang tidak seperti biasa. Salah seorang siswa maju dengan membawa sebuah kue tart dihadapannya.. Subhanallah.. indahnya jum’at-Mu ya Rabb..bisikku tertahan terima kasih untuk cinta ini lanjutku lagi sebelum memotong kue dengan iringan suara anak-anak,,
Mubazir? Mungkin itu yang harus dipertanyakan ketika hiasan kue itu mendarat diwajahku.. tapi seperti alasan tadi, ini jum’at yang tidak biasa jadi harap dimaklumi dan tak ada yang terbuang percuma sepertinya jadi konsep mubair tidak terpenuhi (maksa.com)
Perlahan kuturuni jenjang menuju lantai satu, dengan wajah belepotan mentega kudekati kran air untuk cuci muka, minyak..! dan kujamin jerawat akan dengan senang hati berkunjung esok.. “nie sabunnya buk..” sekali lagi haru ini menghampiriku dan segera kuraih sabun yang ditawarkan anak-anakku..
Kulihat dikejauhan wajah protes guru-guru dan kuartikan sebagai rasa takjub meski sebenarnya kutahu beberapa menit dari sekarang akan segera mendengar ceramah panjang lebar tanpa spasi dan tanpa pendahuluan serta penutup yang berantakan karena setelah kuberlalu maka ceramah itu akan diulang lagi dengan judul berbeda.. “ada apa?” pertanyaan awal yang akhirnya menjadi bait pembuka ceramah selama shalat jum’at oleh guru-guru itu..aku tak ingat detil yang disampaikan dan akupun lupa membawa catatan sehingga hanya dua kesimpulan yang bisa kuambil “jangan terlalu dekat dengan murid-murid dan murid zaman sekarang tidak menghargai guru” dan terima kasihku bu guru semua, pesanmu akan kusimpan dulu..untuk kemudian kucerna dirumah.
“sudah mau pulang?” pamongku datang tanpa pemberitahuan tapi kuyakin beliau mendapat pemberitahuan dari guru-guru mengenai kasusku tadi.. rasanya aku tahu kemana arah pembicaraan.. dan dengan sabar kudengar petuah beliau..
sekali lagi, aku suka jum’at..! meski sebagian orang mengatakan bahwa jum’at adalah hari yang singkat.

Tawuran

Aku bergegas naik bus kota dan tidak seperti pagi-pagi biasa yang dipenuhi oleh siswa seragam putih abu-abu, kali ini lumayan sepi untuk kapasitas pagi, aku memandang sekeliling, kebanyakan penumpang bukanlah siswa sekolah, maklumlah..jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Dilampu merah pertama bus berhenti dan semuanya baik-baik saja namun menjelang lampu merah kedua,, kira-kira 15 orang siswa laki-laki naik bus sambil mengumpat tak jelas, namun sebagian yang lain santai saja mengabsen isi kebun binatang.. hm…andai mereka muridku..!!! pasti ku ‘ajari’ mereka.
Seorang siswa dari gerombolan tersebut duduk disebelahku dan dengan rasa penasaran tingkat tinggi, lama kulihat dia “kenapa, dek?” tanyaku sopan “jatuh dari bus kota kak” jawabnya dan aku tersenyum mendapati kebohongan yang dibungkus dalam intonasi sopan, siapapun tahu,,jatuh dari bus kota itu tidak meninggalkan bekas lebam diwajah (kecuali jatuh dalam posisi menelungkup) dan kenapa yang luka itu bukan siku atau lutut? Tapi betis dan pundak..! “kita langsung ke GOR aja” seru salah seorang dari mereka “nyari perkara mereka…!!!” bentak yang lain dan sekali lagi senyumku mekar, melihat mereka..jadi ingat waktu sekolah dulu, rasanya kita yang paling benar, rasanya teman kita selalu benar sampai-sampai dibela habis-habisan, biasanya perkara sepele bisa seperti ini.. misalnya rebutan cewek, kaki terinjak waktu naik bus kota, bahkan tidak sengaja melihat dengan wajah datar saja bisa jadi perkara besar. Hm…tapi itu dulu waktu aku masih memakai pakaian putih abu-abu.
Mereka masih marah-marah dengan kata-kata ‘khas’ siswa langganan BK, dan aku masih tersenyum mendapati kekompakan salah posisi yang terlihat, belum lagi dua orang pegawai dinas pendidikan yang membalasi kata-kata mereka dengan tidak kurang sama, tapi percuma saja..mereka tidak peduli apa yang ‘si ibu’ katakan. Hm,,,aku segera mengambil posisi sebagai tenaga pendidik (sebelumnya aku memposisikan diri sebagai Ex siswa) dan senyumku berbalik arah, miris mendapati wajah pendidikan pagi ini, kemana tujuan pendidikan sebagai ‘perubahan tingkah laku’? yang ada mereka malah tawuran antar sekolah, kemana disiplin siswa yang masuk sekolah jam tujuh padahal jam 7.30 mereka masih berkeliaran dijalan, kemana…. “woe..kalian turun…!” kata-kata dalam kepalaku berhenti seiring dengan pedal rem yang diinjak tiba-tiba, beberapa satpol pp naik bus dan menyeret siswa-siswa tersebut dengan paksa, senyumku tak lagi berbalik arah tapi berhenti ditempat dengan posisi huruf O, mereka manusia pak..! kalimat itu tersekat dikerongkongan ketika keadaan makin buruk, apa karena lingkungan sekitar, mereka jadi seperti ini? Lingkungan yang memperlakukan mereka tidak seperti manusia apalagi pelajar..! dan kulirik siswa yang duduk disebelahku, tak ada kata yang keluar dari mulutnya ketika kerahbajunya ditarik paksa, diseret menuju pintu dan didorong keluar.. jika anak anda diposisinya, bagaimana perasaan anda pak polisi? sekali lagi kalimat itu tidak keluar ketika melihat teman dudukku tadi terjatuh ditrotoar..
Bus melaju cepat, menjauhkanku dari kejadian pagi ini.., sempat kudengar kata-kata umpatan ‘si ibu’ yang membuatku makin kasihan pada mereka, ayolah_mereka adalah manusia dalam tahap perkembangan dimana lingkungan merupakan cermin diri (teori behaviorisme), jadi jika kita tersenyum maka perlahan mereka akan tersenyum tapi jika kita cemberut maka segera mereka akan berlaku sama..
Terima kasih Rabb.. atas pelajaran pagi ini yang Engkau beri dalam wujud nyata..izinkan kutarik benang merah yang Engkau samarkan.