L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

MFFF #1

My first free flight

Ah.. apapun lah, mau ketawa, mau memandang iba, atau mau berbinar-binar sebab akhirnya aku bisa terbang (dan itu gratis). Nyatanya pagi itu dengan sedikit ragu, kulangkahkan kaki menuju kantor.. tempat berkumpul sebelum diantar kebandara untuk pergi ke kota yang ‘tidak ingin kukunjungi’.. Jakarta.

Hari sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan bulan sebelumnya.. aku dengan biasa-biasa saja menghadapi hari ini, tapi ketika hari ini datang.. aku tiba-tiba ragu untuk berangkat. Entah karena belum siap untuk ujian dikota itu, entah karena menghadapi rapat kerja yang disana berkumpul orang-orang hebat, atau entah karena harus naik pesawat. Yang pasti selama melangkah dibandara, aku sibuk menenangkan hati bahwa semuanya akan baik-baik saja. “Allah selalu berbaik hati pada orang-orang yang berpuasa” ujarku sendiri berulang-ulang.


Nah.. jam setengah delapan aku sampai dibandara, pura-pura sok sibuk dengan HaPe guna menghindari celingak-celinguk gak jelas.. pun menghindari ‘ketahuan’ bahwa ini kali pertama aku mengurus keberangkatan dengan kapal terbang.. hm,,hal menarik disini adalah ngantri,, tiga kali..! namun cukup sopan dan tidak berebutan seperti antri sembako (nah lho.. curcol ding).

Tempat dudukku seperti yang tertera di tiket adalah 29C,, aku berharap berada disamping jendela dan akhirnya harapanku terkabul. Pesawat mulai beranjak, awalnya pelan merayap dilandasan pacu sebelum akhirnya bergerak cepat dan terangkat. Wew.. keren rasanya ketika tekanan udara berubah pelan dan pemandangan diluar jendela seperti gambar penginderaan jauh yang kupelajari singkat di kelas geografi. MasyaAllah.. keren sekali pemandangan dari atas, garis pantai yang terukir oleh ombak, sungai-sungai yang berkelok, daratan yang mulai menjauh, bergumpal-gumpal cumulus serupa kapas, dan masih bisa kulihat genangan air raksasa dengan skala entah berapa berada jauh dibawahku. Ada tiga genangan air dibawah sana, dengan tiga ukuran berbeda pula. Entah itu danau apa (sayang sekali tidak ada tourguide disebelahku). Tidak selang beberapa lama.. topografi berubah menjadi deretan pegunungan (atau perbukitan? Ah..) hingga akhirnya kulihat sebuah genangan air lagi, dari ciri-cirinya genangan kali ini adalah danau vulkanik sebab sekelilingnya berbentuk lereng. Yah.. kira-kira danau diatas gunung gitu, tapi entahlah.. pengetahuanku hanya sekedar dugaan.

Dari sini kulihat berbagai jenis awan.. kembali pengetahuan seadanya itu bermunculan dalam tempurung kepala, paling banyak terlihat adalah cumulus, dan saat ini aku melalui stratus. Alhamdulillah dengan cuaca cerah, bisa kulihat bahwa cumulus memang berbentuk kapas yang berserakan diatas hamparan permadani biru tua. Tapi tidak lama, keadaan slowmotion tersebut membuatku ngantuk dan akhirnya terjaga ketika melewati selat sunda.. pemandangan kembali menarik sebab dari atas terlihat warna selat berbeda-beda tergantung ukuran kedalaman, ah.. aku ingat ketika dulu memotong laut yang memisahkan padang dengan mentawai, warna paling cantik itu ketika berada ditengah, biru gelap. pemandangan paling cantik adalah lumba-lumba berlompatan dibelakang dan samping kapal. keadaan paling mengerikan itu adalah ketika badai ditengah malam. Dan posisi paling galau itu ketika tidak terlihat daratan kemanapun memandang.

Beberapa lama kemudian, pesawat yang kutumpangi bersiap-siap mendarat, inilah saat dimana gambar lion air yang minggu kemaren mendarat dan patah diperairan dangkal bermunculan tanpa kuundang. “Allah selalu berbaik hati pada orang-orang yang berpuasa” ujarku lagi menenangkan diri. Dan semua berjalan lancar..

‘Bandara soekarno hatta’.. wah.. akhirnya aku sampai di ibu kota negara ini. Tempat dimana orang-orang hebat berkumpul, tempat dimana gedung-gedung tinggi ditanam, tempat dimana kolong-kolong jembatan diisi oleh rumah tanpa jendela, dan kata teman.. tempat dimana artis favoritnya tinggal,, ah.. ada-ada saja.
Dari bandara, aku berangkat kepasar minggu dengan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia , dengan wifi damri141 dan password yang sama. Melewati hutan mangrove,, universitas trisakti,, fly over,, dan entah apa lagi hingga sampai di ‘pakan akaik’ atau lebih dikenal dengan nama pasar minggu. Dari sana, perjalanan kulanjutkan menuju LPMP DKI JAKARTA, meski harus raun-raun dulu ke Plaza PP sebab sopirnya salah dengar tempat tujuan.

*bersambung 

earth..



privat pertama

Pagi-pagi, tengah bersiap untuk berangkat kerja ketika sebuah pesan singkat mendarat di Hp-ku,, dari seorang teman kerja yang bertanya mengenai kesediaan mengajar privat ekonomi. wow.. aku yang tidak pernah sekalipun mengajar privat tentu saja girang bukan kepalang. Segera kujawab dengan persetujuan sebelum akhirnya nomor tidak dikenal menghubungiku, dan ternyata adalah orang tua siswa yang akan kuajar. Ah.. bahagia sekali rasanya dapat kesempatan ini.
Sesuai kesepakatan, pertemuan pertama kami setelah maghrib hari ini dirumahnya. Ya.. meski aku belum tau dimana lokasi rumahnya tapi dengan sangat yakin aku menyetujui.. pulang kerja jam 6 dan bersiap-siap untuk berangkat mencari rumah siswa tersebut. Seorang teman kerja menawarkan diri untuk mengantar, awalnya aku menolak padahal berharap. Meski akhirnya diantar hingga ke bel pintu (hahaha.. keberuntungan orang-orang berpuasa  #nah lho..hubungannya?).
Canggung.. itu kata pertama ketika memasuki rumah mewah dan mungil itu. ‘Inspiratif’ menurutku, ada kolam kecil berisi ikan koi, jalan setapak dari batuan alam menuju sebuah taman yang tepat membelah kolam itu. Dan setelah berbuka dengan segelas teh hangat dan shalat maghrib. Kumulai tugas bersejarah itu. Kali pertama selalu tidak terlupakan bukan? Jadi aku ingin semua ini jadi kenangan manis nanti.
Ketika proses belajar tengah berlangsung, ibu siswaku pulang bersama putra keduanya. Ada yang tidak biasa, tapi berusaha kutepis.. ‘semuanya baik-baik saja’ ulangku beberapa kali didalam hati.
“ustadzah.. ustadzahnya kak billi ya?” cadel dengan intonasi anak usia 6 tahun.
Aku tersenyum dan mengangguk. “namanya siapa?” ah.. kuharap prediksiku tidak salah.
“nama saya dafa, usia saya 12 tahun, saya baru pulang terapi sama mama, saya lapar, saya mau makan” ujarnya dan berlari pergi menuju dapur.
Kembali aku tersenyum dan melanjutkan pelajaran.
**
“itu anak kedua saya bu” ujar bu inggit ketika mengantarku pulang kerumah setelah isya.
“usianya 12 tahun tapi kemampuannya sama dengan anak usia 6 tahun. baru umur 9 dia bisa berbicara bu, setelah terapi selama 3 tahun” aku mengangangguk dan merespon sebaik yang kumampu.
“pertama saya tahu dia autis, rasanya ingin berhenti bekerja.. rasanya ingin selalu bersama dia dan melakukan apa saja yang saya bisa untuk menyembuhkannya, tapi biaya terapi anak autis tidak murah bu, saya kembali bekerja” lanjut bu inggit yang terakhir kutahu adalah seorang notaris.
“pilihan ketika itu, saya berhenti bekerja dan merawatnya, atau saya tetap bekerja untuk dana terapinya. Saya pilih yang kedua bu.. sebab percuma saya berhenti bekerja dan merawatnya padahal saya tidak punya cukup ilmu untuk itu” kenangnya.
**
Hari kedua, Kembali aku sampai dirumah itu, rumah dengan pagar tinggi berwarna putih. Seorang ibu separuh baya membukakan pintu, menyilakan kumasuk, membuatkan secangkir teh hangat dengan senyum tidak kalah hangat.
Billi ternyata sudah menunggu ditaman, dengan whiteboard bersih berdiri tegak disampingnya. Kumulai lagi pelajaran kali ini dengan basmalah dan semua berjalan lancar hingga 75 menit kemudian. Hari ini rumah tersebut sepi, tidak terlihat dafa dan ibunya. Namun beberapa lama kemudian ayah billi datang dan bertanya aneh-aneh tentang ekonomi pada putranya. Mereka terlihat persis sama, bukan postur ataupun perawakan, tapi sama-sama keras kepala. Terakhir kutahu bahwa ayah billi telah menyelesaikan S3nya di USA.. ah,,awalnya memang sedikit canggung berhadapan dengan seorang doktor dibidang ekonomi, tapi segera pikiran itu kutepis jauh-jauh.. nyatanya aku yang sekarang mengajar putranya.
Sebelum pulang, ibu billi muncul dari dalam rumah menuju taman, menyodorkan sebuah amplop dengan senyum dan terimakasih. Ah.. privat pertamaku berakhir.

maple singgalang

Taaaraaaa.....
Minggu ini menguras emosi,  senang, sedih, khawatir, dan semuanya..! ya,, semua jenis emosi datang bergantian minggu ini, sejenak setelah menangis hingga terisak, tiba-tiba bisa tertawa dengan sangat lebar melihat kekonyolan teman-teman. Setiba di kos, kembali sedih menyeruak tapi tak lama sebab adik-adik kos berulah macam-macam yang membuat ngakak.  *paragraf pembuka yang sebenarnya tidak berhubungan dengan tulisan selanjutnya

nah.. kali ini mau nulis tentang hal-hal menarik yang nyita perhatianku 

Pertama: maple singgalang
Hahaha.. kau pasti tak akan menyangka kawan, bahwa jalan kekampungku ada maple, yah meski tidak terlalu mirip dengan yang di negara tetangga tapi lumayan membuat perjalanan ‘dari’ dan ‘ke’ kampung halaman menjadi menyenangkan. Nie dia penampakan pohon maple versi singgalang kariang, jalan bukittinggi-padang. *kameranya jelek n cuaca berembun, objek sesungguhnya jauh lebih cantik (pohon ini gak photogenik sepertinya)


Kalau kau beruntung maka akan kau temukan pohon itu dibeberapa titik sepanjang singgalang kariang. Ah.. semoga kau beruntung kawan. Aku tidak tau nama asli atau tergolong jenis apa pohon yang kerap membuat kepalaku berputar maksimal ketika melihatnya itu, yang aku tau Cuma pohon ini menggugurkan daunnya (entah kapan dan karena sebab apa) untuk kemudian berdaun (warna merah).

Kedua: happy
Sesuai namanya, melihatnya aku jadi happy. Biasanya nie,, dalam sebuah film, tokoh utama selalu jadi idola.. tapi kali ini sedikit aneh, tokoh utama dari film tentang penyihir ini adalah natsu, seorang dragon slayer (Info lengkap tentang fairy tail gak ada disini), happy ini berasal dari edolas (ah.. tidak..tidak, aku tidak ingin menjelaskannya lebih lanjut).
Keistimewaan dari happi adalah selalu muncul ketika laptopku pertama kali hidup dan menjelang shutdown, selalu ikhlas tersenyum didesktop meski kadang tidak kubalas. 


Ketiga: teratai
Ah.. yang satu ini aku tidak perlu menjelaskan panjang-panjang. Aku menyukai teratai lebih dari bunga yang lain (selama bunga deposito tidak masuk dalam perhitungan) 

Keempat: #lirik jam tangan
Maaf kawan, kapan-kapan kusambung. Ada hal yang harus kulakukan beberapa menit lagi.



moga bunda disayang Allah*

Ibu, dulu aku pernah bertanya sendiri dalam gelap....
Apa beda sebutir air bening di ujung daun dengan sebutir debu di dinding kusam ?
Dulu, tiada yang bisa memberi jawab
Tidak ada
Hari ini aku menemukan sendiri jawabannya
Apa bedanya ?
Tidak ada
Sama sekali tidak ada bedanya......
Keduanya sama-sama keniscayaan kekuasaan-Nya
Keduanya sama-sama menyucikan, meski hakikat dan fisiknya jelas berbeda

Ibu, dulu aku pernah sendiri bertanya dalam sesak......
Apakah bedanya tahu dan tidak tahu ?
Apa bedanya kenal dan tidak kenal ?
Apa bedanya ada dan tiada ?
Apa bedanya sekarang dengan kemarin, satu jam lalu, satu menit lalu, satu detik lalu ?
Dulu tiada yang bisa memberi jawab
Hari ini aku juga tetap tidak tahu begitu banyak potongan pertanyaan
Tapi tak mengapa
Setidaknya tetap bisa melihat, mendengar, dan terus berpikir
Ada banyak yang tidak lagi
Tepatnya membutakan diri
Menulikan kepala
atau membebalkan hati


Kau tahu...... Tuhan Maha Adil
Dalam kehidupan ini, kau tidak pernah berhak bertanya atas keputusan Tuhan
Tidak ada kesempatan memilih dengan takdir milik-Nya
Kau tidak berhak protes
Tidak sama sekali !

Setiap kali kau protes, maka seseorang akan mengingatkan bahwa Tuhan Maha Adil
Yaa, Tuhan Maha Adil
Sebab kita terlalu bebal maka kitalah yang tidak tahu dimana letak keadilan-Nya, tidak tahu apa maksudnya
Kalau kita tidak pernah mengerti, itu jelas karena kita terlalu tolol, bukan berarti Tuhan tidak adil
Tuhan selalu benar

Bunda....
Met bobo, moga bunda disayang Allah :)

*tere liye

Jikalah*

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya, Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa tidak dinikmati saja,Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,Sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti, Saat semua telah menjadi masa lalu Aku ingin ada di antara mereka, Yang beralaskan di atas permadani Sambil bercengkerama dengan tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu, Hingga mereka mendapat anugerah itu.

[(Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusahasenantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung kuku, di banding segala nikmat yang kuterima di sini)-

(Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulang lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia)]

Suatu hari nanti, Ketika semua telah menjadi masa lalu, Aku tak ingin ada di antara mereka, Yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, Andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

[(Duhai! harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak kubuat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkanku kini?)-

(Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?)]

*gak tau sumbernya dari mana,, rasanya tulisan anggota FLP ^^"

Aku dan Sebuah cerita

Gundah.
phuuft,, tidak pernah terpikir akan berada pada situasi ini, situasi dimana kerap air mata menggenang meski mampu kutahan agar tidak tumpah, tapi sesak.. ya.. sesak didada ketika perkara itu mengambang diotak tanpa sempat kucegah.
Apa semua orang pernah berada diposisi ini? Apa kira-kira yang mereka lakukan? Berbagi kah? Pada siapa? manusia punya masalah masing-masing bukan? Lalu pada-Nya?
Hm.. duhai Rabb, dari mana cerita ini harus kuawali? Padahal Engkau yang menyusun dan mengizinkan semua ini terjadi.. inikah pendewasaan itu? Saat dimana aku merasa sendiri, bertahan seorang diri, meyakinkan bahwa kaki ini masih kuat ntuk berdiri? Ah.. dan itulah kesalahanku, bukan? Aku yang kerap sombong dan sering lupa bahwa aku tidak pernah berjuang sendiri, selalu ada Engkau.. tentu saja.
Duhai pemilik kasih paling purna, bagaimana kujabarkan rasa ini? Padahal Engkaulah pemilik hati, tempat semua suka dan duka bermuara. Duhai Engkau yang maha dekat, tuntun langkah menuju janji-Mu, agar segera kutepati dan kudapati ketenangan itu.



gak penting..!!

Ehm..ehm.. ok_ kita mulai beraksi lagi setelah ngisi tenaga dilapak tetangga.. (nah lho?).. sebenarnya ada tulisan yang siap-siap diposting dengan tema ‘sedikit pribadi’ tapi masalahnya itu, kawan: kesadaran saia segera muncul bahwa nyaris tulisan saia ‘berat’ semua? ‘berat’? ya.. ‘berat’ (mulai error).
Ah.. sebenarnya ini tulisan tidak penting, jika kawan masih punya kerjaan lain, saia sarankan mengerjakannya terlebih dahulu sebab sekali lagi ini hanya tulisan tidak penting.
Ok.. sampai jumpa..
..
..
..
..
..
Lho,, ada yang masih bertahan ya?
Baiklah.. kita lanjutkan saja dari pendahuluan: latar belakang dan identifikasi masalah
Adapun latar belakang saia menulis tulisan ini karena melihat bahwa tulisan saia akhir-akhir ini gak ada yang seru, semuanya sok serius, masalahnya gak lebih dari pekerjaan dan sedikit perasaan. Ah.. masa labil harusnya sudah berlalu berpuluh-puluh tahun yang silam.
:rumusan dan tujuan
(untuk mengetahui) Sejelek apa tulisan saia akhir-akhir ini?
:penutup (gak dapat ide untuk pembahasan)
Kesimpulannya saia harus belajar menulis lagi, belajar mencari ide-ide lebih segar, dan berhenti mengeluhkan banyak hal
Saran yang tepat adalah rajin membaca, dan rajin belajar.
Tuh kan.. sudah saia bilang posting tulisan kali ini tidak ada yang penting,, bukan salah saia jika kawan bertahan tanpa mendapatkan hasil apa-apa.


Masa Lalu

Hari ini aku sibuk.. seperti biasa di shift ke-2, sampai dikantor sebelum pukul 10 dan selanjutnya mengajar sampai jam 12, lanjut lagi jam 1 hingga jam 2 kemudian pindah lokasi untuk mengajar jam setengah 3. Sampai di lokasi Tan Malaka sebelum jam mengajar jadi aku bisa rehat sejenak sambil memperhatikan soal tes formatif.
“va.. change jadwal sama abang ya” tanpa pembuka dia berujar
“change?”
“iya.. abang ngajar jam setengah 3 ini”
“hm..”
“va kan disini sampai jam 6 jadi apa salahnya mengajar jam 5” intonasinya kurang kusuka
“bentrok dengan agenda lain ya bang?” tanyaku hati-hati
“gak sih.. capek aja nunggu mpe jam 5” mulai sedikit ketus
“va ngajar sekarang aja bang.. karena nanti sore ada siswa yang mau konsultasi ekonomi”
Dia merenggut, bergumam sendiri..
“apa bang?” dan itu pertanyaan bodohku
“susah sekali berurusan sama kamu, minta change aja gak bisa..” ketus
Aku terkesiap.. kehilangan kata.. dan dia beranjak dari duduknya, entah kemana.
“dia memang sudah badmood sejak tadi siang” suara seorang kakak tiba-tiba membuatku menoleh.
“va salah?” tanyaku hati-hati
dia hanya tersenyum kemudian menggeleng.
**
Ketika sesuatu/seseorang menyakiti hatimu, maka pejamkan mata dan dengarkan detik-detik jam. Kemudian buka kembali matamu dan tersenyumlah.. semua itu sudah menjadi masa lalu.

..salam geograf..

Engkau pancaroba yang sulit diterka
Kala ku merasakan hangatnya kemarau
Kau beralih dingin seperti penghujan
Tak ada lagi yang bisa kulakukan 
Mungkin rasaku seperti angin fohn yang hanya bergerak satu arah saja
Mungkin tidak akan mampu menjadi angin muson yang bertiup menujumu ditekanan minimum
Mungkin hatimu memang berlapis bagaikan awan stratus
Mungkin hatimu memang bergumpal bagaikan awan cumulus
Dan itu semua berkondensasi menjadi satu
Sehingga berakibat presipitasi dimataku
Membuat Curah hujan deras pada hatiku dengan skala tinggi diombrometer