L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

Dari Hidden

Disaat kebanyakan teman-teman senasib tengah memperjuangkan keberuntungannya, disaat mereka sibuk berceloteh tentang eksponen, logaritma, integral, hingga trigonometri. Disaat itu kutulis kisah ini.. kisah tentang dia yang merasa tertinggal, kisah tentang dia yang tidak bisa ikut ujian karena beberapa hal.

Phufft.. kulihat ada murung dimatanya, ada sejumput sedih yang berusaha dia sembunyikan dari gerak riangnya. Makna apa yang hendak Dia sampaikan padanya, maksud apa yang tersembunyi dibalik ini semua

tanpa Judul

Phufft.. seharian ini aku dikerjai oleh pintu, (heh.. kenapa bisa?) aku harus berputar-putar melewati tangga luar untuk kemudian mengetahui bahwa pintu lantai dua masih terkunci, aku kembali kelantai satu dan mencari kunci ruanganku. Kembali keatas dengan sebuah kunci bernomor 14, riang langkahku melewati satu persatu anak tangga dan sampai diatas.. aku keruangan dan kudapati ruangan masih seperti yang kemaren  (ya iyalah.. Cuma aku satu-satunya penghuni kasat mata di sana). Dan seperti biasa.. aku benci sendirian di ruangan, maka aku melangkah menuju ruang konsultasi yang dibatasi oleh pintu. Terkunci???  Hm.. aku kembali turun tangga untuk mengambil kuncinya bernomor 12. Sekali lagi aku melangkah (sedikit) riang menuju lantai dua. Sampai disana ternyata pintu terkunci dari arah dalam.  Aku mulai gondok menuruni anak tangga dan melewati banyak pintu untuk kemudian naik lagi di tangga dalam (jadi ceritanya ke ruanganku itu bisa lewat tangga dalam dan tangga luar).

Akhirnya pintu itu berhasil kubuka. Suasana hati mulai cerah,, kubawa bahan ajar, laptop, makanan kecil dan tentu saja segelas air bening menuju TKP. Duduk manis di hadapan meja melingkar ruang konsultasi. Dan rasanya aku melupakan sesuatu..  berfikir,, berfikir dan terus berfikir hingga sepuluh menit kemudian (gdubrak... lemot euy) aku menyadari bahwa belum menempelkan jari lentikku di scan fingger, itu berarti aku belum absen dan gajiku dipotong setiap menitnya..!

-kisah adzan di sini-


Sudah sejak lama sebenarnya kuperhatikan, sebuah lampu hias ditengah ruang konsultasi.. lampu kristal yang menjuntai anggun dari lantai dua, dikelilingi oleh sebuah tangga dengan karpet berwarna biru terang.

Biasanya aku melewati tangga itu untuk mencapai ruanganku yang berada dilantai dua ujung, dan setiap kali menaiki undakan anak tangga.. mataku tak lepas dari lampu indah itu, paduan warna yang unik menurutku. Kerap kuhabiskan waktu diruangan konsultasi itu sendirian, bertemankan secangkir air bening dan beberapa roti gandum dalam piring..

Sesuatu yang menarik kerap terjadi ketika adzan berkumandang di mesjid yang berada tidak jauh dari dari kantor. Setiap kali lantunan itu terdengar maka lampu itu berayun pelan, berdentingan satu sama lain. Selesai adzan maka dia pun segera bergeming, cukup menarik melihat lampu dengan panjang empat meter itu tiba-tiba berayun pelan dan tiba-tiba berhenti.

*sempat tebersit hendak menampilkan lampu itu disini, tapi aku khawatir jika post kali ini berubah jadi menakutkan. 

...

Tulisan dengan kalimat lengang

Tanpa pesan, tanpa kesan

Sederhana berganti sepi.. hilang kemana?



puzzle 4

Tiba-tiba, aku menjadi sangat menyukainya.Tiba-tiba juga semua tentangnya menarik.aku ingat ketika pertama mengenalnya, memang Cuma beberapa kata yang dia ucapkan tapi cukup membuatku penasaran dengan sosoknya. Aku ingat ketika namanya kujadikan target operasi selanjutnya, sedikit kejam memang.. tapi aku tak pernah puas jika targetku berlalu tanpa operasiku sukses.Entah berawal sejak kapan, aku selalu tertarik dengan mereka yang misterius, tidak semuanya. Tapi beberapa yang kupilih sejauh ini berhasil kudapatkan, entah dia seorang seniman, seorang ‘teroris’, seorang yang lengang, dan ada beberapa yang dikategorikan bermasalah dalam hal komunikasi dengan orang lain. Dulu sekali, aku punya teman pendiam, sangat pendiam apalagi dengan perempuan dan hari ini aku berhasil ‘mendapatkannya’, berhasil membuatnya ‘cerewet’ meskipun tidak pada semua orang. Kemudian aku bertemu dengan orang yang lagi-lagi membuatku penasaran dengan semua tabir yang menutupi identitas aslinya, terakhir aku bisa menyibak selubung dirinya. Dan ada beberapa lagi dengan kasus berbeda tapi akhir yang sama, keculi dia.Nyaris mereka semua hanya hadir dalam beberapa slide dalam perjalananku, ketertarikanku berakhir ketika aku sukses mendapatkan apa yang kutargetkan. Sekali lagi: dia berbeda, ketika aku yakin bahwa urusanku dengannya selesai maka selalu saja ada hal baru lain yang membuatku tertarik lagi, berjuang lagi dan berakhir untuk kemudian diawali lagi dengan sesuatu yang lain.
“haha.. kamu menggambarkan kisahku begitu gamblang, kenapa tidak sekalian kamu bacakan semua nama yang pernah kujadikan target operasi itu?”

Aku tersenyum meski hanya pada sebuah layar kecil dihadapanku, “apa aku perlu melakukannya?”.

“sangat, tapi tidak sekarang..” balasnya cepat.

“sepertinya kamu memang sungguh menyukainya.. kemana daisy yang dulu pembosan? Yang dulu kupikir tidak akan pernah benar-benar tertarik dengan seseorang kecuali untuk memenuhi rasa penasarannya saja”

“entahlah..” ujarnya cepat

“hari ini kamu sedang bahagia? Berbagilah..”

“ya.. aku memang sedang bahagia, bahagia disabtu yang indah.. berbahagia menunggu minggu yang selalu cerah”

“ye lah.. akhir pekan :P”

“tidak.. tidak.. ini lebih dari sekedar akhir pekan”

Aku diam seperti biasa.. menunggu dia melanjutkan kalimat.

“sabtu itu indah karena ‘ada’ dia.. minggu itu indah karena kemarennya bersama ‘dia’..”

Aku bingung.. tapi tidak berminat untuk bertanya.

saia

tes kepribadian.. iseng ikut n hasilnya adalah:::

*chek it out

Tipe Idealis Penyelaras dikenali dari kepribadiannya yang kompleks dan memiliki begitu banyak pemikiran dan perasaan. Mereka orang-orang yang pada dasarnya bersifat hangat dan penuh pengertian. Tipe Idealis Penyelaras berharap banyak pada diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka memiliki pemahaman yang kuat tentang sifat-sifat manusia dan seringnya menilai karakter dengan sangat baik. Namun mereka lebih sering menyimpan perasaan dan hanya mencurahkan pemikiran serta perasaan mereka kepada sedikit orang yang mereka percaya. Mereka sangat terluka jika ditolak atau dikritik. Tipe Idealis Penyelaras menganggap konflik sebagai situasi yang tidak menyenangkan dan lebih menyukai hubungan harmonis. Namun demikian, jika pencapaian sebuah target tertentu sangat penting bagi mereka, mereka dapat dengan berani mengerahkan seluruh tekad mereka hingga cenderung keras kepala. 
Tipe Idealis Penyelaras memiliki fantasi yang hidup, intuisi yang nyaris seperti mampu membaca masa depan, dan seringkali sangat kreatif. Begitu berkutat dengan sebuah proyek, mereka melakukan segala daya upaya untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka sering membuktikan diri sebagai pemecah masalah ulung. Mereka suka mendalami hingga ke akar permasalahan dan memiliki sifat ingin tahu alamiah serta haus akan pengetahuan. Pada saat bersamaan, mereka berorientasi praktis, terorganisir dengan baik, dan siap menangani situasi-situasi rumit dengan cara terstruktur dan pertimbangan matang. Ketika mereka berkonsentrasi pada sesuatu, mereka melakukannya dengan seratus persen – mereka sering begitu terbenam dalam sebuah pekerjaan sehingga melupakan hal lain di sekitar mereka. Itulah rahasia kesuksesan profesional mereka yang seringkali gilang gemilang.
Sebagai pasangan, tipe Idealis Penyelaras setia dan dapat diandalkan; hubungan permanen sangat penting bagi mereka. Mereka jarang jatuh cinta hingga mabuk kepayang dan juga tidak menyukai hubungan-hubungan asmara singkat. Kadang-kadang mereka sulit menunjukkan rasa sayang mereka dengan jelas sekalipun perasaan mereka dalam dan tulus. Dalam hal lingkaran pertemanan, semboyan mereka adalah: sedikit berarti lebih banyak! Sejauh menyangkut kenalan baru, mereka hanya dapat didekati hingga jarak tertentu; mereka lebih suka mencurahkan tenaga ke dalam pertemanan akrab yang jumlahnya sedikit. Tuntutan mereka kepada teman dan pasangan mereka sangat tinggi. Karena mereka tidak menyukai konflik, mereka akan diam sejenak sebelum menyuarakan masalah-masalah yang tidak memuaskan dan, ketika melakukannya, mereka berusaha sangat keras untuk tidak menyakiti siapa pun karenanya.
nah.. masih ada::

INTP (Introvert, Intuiting, Thingking, Perceiving) 
Analitis dan brilian, mengetasi masalah dengan konsep, pemikir orisinil, menghargai presisi dalam pemikiran dan bahasa, mengetahui inkonsistensi, kontradiksi dan kekurangan logis dalam pemikiran orang lain. Independen, penasaran dan berwawasan luas, menyendiri dan introspektif 


puzzle 3

Tulisan ketiga dengan tema yang sama.. ini tentang temanku yang sedang berbunga. Tentang dia yang mengizinkanku untuk menuliskan kisahnya..
 “aku masih ingat kejadian hari senin itu, percakapan biasa lewat pesan pendek dan kemudian dia hilang.. benar, dia menghilang hingga waktu yang sangat lama”
“apa yang terjadi??” buruku bertanya
“senin itu aku mencemaskannya, tidak biasanya dia tidak bisa dihubungi, bahkan hingga malam tiba, pesan singkatku dilaporkan gagal. Malamnya aku nyaris tidur dengan kesadaran penuh, menghubungi nomor Hp-nya untuk kemudian mendengar suara operator. Esoknya pagi-pagi sekali kukirimi dia pesan singkat dan menghabiskan hari dengan kegelisahan yang sama, dengan hal-hal aneh yang memenuhi pikiranku. Malam tiba bersama dengan laporan seperti kemaren.. pesan singkatku gagal, kututup hari dengan harapan besok bisa menghubunginya. Hari ketiga semenjak dia menghilang tanpa kabar,, aku mulai mencari keberadaannya dan kamu pasti bisa menebak apa kudapatkan, bukan? Ya.. aku tidak mendapatkan kabar apa-apa tentangnya dari siapapun yang kutanyai. Sungguh prasangka aneh mulai menguasai kepalaku pada hari keempat, awalnya berusaha kuyakini bahwa dia baik-baik saja. Kemudian aku tak yakin lagi dan berharap bahwa HP-nya rusak atau kecopetan sedangkan dia baik-baik saja. Ah.. tapi pikiran itu segera dapat kutepis,,  jika dia baik-baik saja, tentu dia akan mengabariku. Dan opsi terakhir yang berusaha tidak kupercayai adalah penantian kabar bahwa dia tidak lagi ada sehingga aku perlu mendirikan shalat ghaib untuknya”
Aku tercekat.. “shalat ghaib..” ulangku pelan.
“ya..” jawabnya cepat
“lalu apa yang sesungguhnya terjadi dengannya?”
“tadi siang sekitar jam 11 dia menghubungiku, seperti biasa.. hanya dengan satu huruf ‘c’. Terkejut, senang dan kemudian jengkel”
“hahaha.. aku bisa membayangkannya” ujarku ketika wajah seorang daisy berkelebat dalam kepalaku, wajah seorang sahabat karib yang dengan mudah tertawa dan semudah itu pula untuk marah.
“lalu?”
“kujawab singkat ‘yaph.. sehat?’.. padahal sungguh aku ingin berteriak bahwa belakangan dia membuat hariku buruk”
“apa kamu memarahinya?”
“tidak, tentu saja tidak” kalimatnya diakhiri tawa kecil
“tapi dia tahu aku kesal, dan selepas shalat jum’at dia menjelaskan semuanya”
“chie.. dan semuanya selesai?” tanyaku tak percaya
“ya” singkat dan pasti
“hm.. kemarau setahun dihapus oleh hujan sehari” gumamku tak percaya
Dan tawa khasnya terdengar
Ckckck.. logikaku tidak bisa memahaminya.. Bagaimana mungkin sahabat karibku itu tidak marah sebagai wujud kejengkelannya?? bagaimana mungkin kekesalan yang menumpuk selama 4 hari 4 malam dapat dihapus oleh penjelasan yang singkat selama 39 menit??

-tulang-

Nah.. cerita ini didapat dari kunjungan tanpa sengaja (sebenarnya disengaja sih) ke akun seorang teman,,

Katanya: 

Dimanakah dia yang akan menjadi Ibu dari Anak-anakku? Lautan mana yang harus ku selami? Gunung apa yang harus ku daki?J alan apa yang mesti ku telusuri
He..he.. lucu juga kalo kaum adam galau mengenai hal ini, biasanyakan yang galau dengan perkara ini keseringan kaum hawa karena mereka pasif à menunggu . Tunggu dan tunggu terus hingga ada yang datang dan berjanji dihadapan saksi sambil menggenggam tangan ayah/wali mereka. Kaum adam itu malah kebanyakan menunda dengan berbagai alasan karena ketika ‘transaksi’ itu terjadi (kabarnya) terasa amat berat.. gak usah dijabarin juga kita udah tahu bahwa tanggung jawab itu bukan Cuma dunia tapi termasuk akhirat, nah.. yang dipertanggungjawabkan juga bukan benda mati tapi benda hidup yang bengkok, yang kalo dikerasi bisa patah dan kalo dilembuti akan tetap bengkok. Benda hidup ini pun juga kadang keras kepala, punya maunya sendiri, punya keegoisan yang gak kalah tinggi, punya berbagai hal yang membuat kaum adam serasa dilema (atau problema?)  contohnya aja.. dia nangis waktu sedih, tapi dia juga nangis waktu senang. Atau Wajahnya memerah kalo marah, tapi juga memerah ketika dirayu.

Trus katanya lagi:

366 hari mencari tulang rusuk,

Wew.. lama nian dia mencari, bukankah itu berarti dia sudah melewatkan satu lebaran haji dan belum menemukan tulang rusuk tersebut. Pertanyaannya sekarang.. apa sesusah itu mencari tulang rusuk? Korban sapi, kambing or domba kan ada banyak.. kenapa membutuhkan 366 hari?? Hahaha..

Jika tulang rusuk yang dimaksud sebagai kiasan untuk sesosok insan yang bla..bla..bla.. untuk seorang perempuan yang bla..bla..bla.., maka selamat berjuang deh_ semoga segera menemukan ‘nun niswah’ mu teman,, 

:wujud kepedulian:

Ruang kerja.
Pintu terkuak dan seorang perempuan dengan jilbab lebar masuk sambil tersenyum dan berucap salam, rasanya aku mengenalnya dan sedikit ragu kusapa. “kak cinta?” Benar.. dia menoleh dan menatapku dengan pandangan tidak biasa, “eh.. iya, siapa ya?” aku menyebutkan nama dan pembicaraan berlanjut kemana-mana, tapi dapat kulihat bahwa dia masih menatapku dengan pandangan asing.. biarlah.. itu biasa.

**

“fitri..” teman lamaku tiba-tiba berteriak ketika kuangkat telpon darinya,
“aku tahu kamu rindu, tapi tak perlu sehisteris itu” jawabku kemudian.
“kamu..! aku dapat cerita dari kak cinta,, sependek apa jilbabmu sekarang?” pertanyaan menusuk yang akhirnya menyadarkanku arti dari tatapan asing milik kak cinta.
“jilbab??” aku pura-pura bingung.
“iya,, kak cinta bilang bahwa nyaris dia tidak mengenalimu karena jilbabmu sangat pendek sekarang” aku tertawa pelan..
“ghibah..!” satu kata dengan intonasi datar
“ha,.ha.. memang benar  bukan?” dia membela diri.
“karena benar itu makanya kukatakan ghibah, jika salah.. namanya fitnah” kembali tawanya terdengar.
“sudahlah.. akui saja, sependek apa jilbabmu sekarang??”.

**

“kak cinta” sapaku lagi ketika kali kedua bertemu dengannya diruang kerja.
“kakak ngomongin fitri ke dina ya?” kulihat sedikit terkejut diwajahnya
“iya.. jilbab fitri tambah pendek aja” jawabnya ringan
“ghibah lo kak..” ujarku sambil tersenyum dan wajah tidak senang segera tergambar.
“biarin.. kan memang benar jilbab fitri sekarang udah pendek sekali”
“he..he.. kak sejak kapan berjilbab syar’i” aku memutar topik, takut terjadi korsleting dari arus kami.
“alhamdulillah setelah melahirkan.. kak dapat hidayah, insyaallah akan kak jaga” wajahnya berseri .
Lagi, aku tersenyum.. entah perasa-ku terlalu sensitif menangkap ujung kalimat tersirat yang baru saja kudengar. Ya.. aku tidak tahu perkara mendapat hidayah, akupun tidak tahu perkara menjaga hidayah.. yang aku tahu adalah pemahaman agamaku masih teramat dangkal sehingga dosaku mungkin masih tinggi menggunung karena ketololan yang kuciptakan sendiri.

“jika tidak ingin dinilai oleh orang lain,, maka tinggal saja di Mars” ujar temanku ketika aku bercerita tentang kejadian itu. Dan dia benar.. selagi masih hidup di Bumi,, maka selagi itu pula penilaian orang lain itu tidak dapat dihindari sebab itu adalah wujud kepedulian yang mereka tampakkan.

puzzle 2


saat yang paling seru itu adalah libur, ketika aku bisa menghabiskan seharian di dalam kamar. Sebuah ruang kecil dengan dua jendela menghadap ke utara,, diluar anak-anak tengah berebut memanjat jambu dihalaman rumahku.. itu kebiasaan mereka ketika jambu tersebut berbuah. Siapa lagi yang akan memakannya kalau tidak mereka, sebab rumahku hanya diisi oleh ayah dan ibu serta kadang-kadang ada aku.

“assalamu’alaikum”.. sapaku ketika hape yang terletak diatas kasur berbunyi dengan nada yang sangat kukenal. “wa’alaikumussalam” jawabnya diseberang. Tanpa basa-basi aku langsung memberondongnya dengan pertanyaan dan tawa renyahnya terdengar. “aku bingung..” ucapnya setelah diam beberapa lama. “kenapa??” tanpa jeda aku bertanya.

“aku tidak tahu mengapa dia memilihku”,

“kenapa tidak bertanya??”

“sudah.. tapi jawabannya kurang memuaskan, aku yakin ada alasan lain”

“jika seseorang bisa menjelaskan kenapa dia mencintaimu.. berarti dia tidak mencintaimu,, dia hanya menyukai bayangan dirinya yang ada padamu”

Kudengar dia menghela nafas berat

“lalu ada masalah apa?”

 Dia kembali diam beberapa lama..

“tadi dia menelponku.. bicara panjang lebar mengenai hubungan kami, kau tahu bagaimana aku.. ketika pembahasan sudah mengenai masalah perasaan, selalu saja aku kehilangan kata-kata, perbendaharaanku menguap entah kemana..”

Aku mengangguk meski sebenarnya dia tidak melihat, aku memang mengenalnya sejak dulu.. jauh sebelum dia mengenal laki-laki itu, dia yang sepertinya ‘heboh’  sebenarnya selalu tak bisa menjelaskan apa yang dia rasa, selalu gagu untuk berucap segala hal mengenai dirinya dan perasaannya.

“jadi masalahnya apa?”

“dia meyakinkanku bahwa dia serius..”

“kenapa kamu malah bingung??” potongku cepat

“aku belum selesai..! belajarlah untuk tidak memotong pembicaraan”

Aku terkekeh sendiri menyadari kesalahan fatal yang kubuat,,

“maaf..”

“dia meyakinkan bahwa dia memang serius, tapi hingga dia datang kerumah dan menemui orang tuaku.. kami masih belum ada ikatan apa-apa, kami tidak perlu saling menunggu, jika ada orang lain yang melamarku sebelum dia datang,, aku memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan apapun”

“lalu?”

 “aku diam, tidak tahu harus menanggapi seperti apa,, berbagai kemungkinan beterbangan dalam kepalaku.. tentang dia yang tiba-tiba ragu dengan tawaran kemaren, tentang dia yang sepertinya mengikhlaskanku untuk bersama orang lain, dan tentang banyak hal yang sebenarnya berasal dari sisi keperempuananku”

“ya.. bukankah memang perempuan lebih mengedepankan perasaaan ketimbang logika” aku setuju

“benar, itu sebabnya aku tidak berani mengambil kesimpulan dari pembicaraan kami, aku butuh sudut pandang lain”

“menurutku.. dia serius, meski aku tidak terlalu mengenalnya. Sependek yang kutahu, dia cukup hati-hati dalam berbicara, jadi tidak mungkin dia bergurau dalam hal ini, tidak mungkin dia menjerat dirinya sendiri.. tidak, setahuku dia bukan tipe seperti itu”

Hening sejenak

“tanpa ikatan, tak perlu menunggu, dan apapun bahasa lain yang dipakainya,, kupikir untuk kebaikanmu juga. Dan memang seharusnya seperti itu bukan? Satu-satunya ikatan yang mungkin itu cuma pernikahan,, kecuali kamu ingin pacaran atau tunangan bertahun-tahun”

“hm.. ya sih”

“bukan ya sih, tapi memang iya,, ketika nanti ada orang yang lebih baik datang melamarmu, kamu bisa bebas menentukan dan memilih sebab belum ada ikatan resmi dan syar’i yang mengikatmu. Kemudian, jika rencana yang kalian buat tidak sesuai dengan rencana-Nya maka kamu tidak akan merasa bersalah sebab berhenti menunggu, dan diapun tidak merasa kecewa karena kamu berhenti menunggu. Tapi kudo’akan agar semua berjalan baik”

“hm.. terimakasih”

“yakinlah.. jodoh itu tidak akan pernah tertukar” ujarku mengulang kalimat yang sama entah sudah berapa kali pada orang yang berbeda, “jika kamu memang tulang rusuknya, maka kamu akan kembali padanya”

“he.. kalimatmu mirip dengan kalimatnya tadi ketika aku bingung harus memberi tanggapan seperti apa”

“he..he.. let it flow” ujarku mengakhiri

hahaha..ternyata aku cukup bijak dalam perkara ini.
ayo,, siapa lagi yang mau curhat??

puzzle 1

Aku bingung bagaimana caranya mengawali cerita, hari ini terlalu berbeda. Pagi setiba dikantor,, rutinitas jari telunjukku menunaikan tugas pertamanya di scanfinger, Kemudian koran giliran kedua.. sesaat setelah headline kubaca terdengar bunyi dari laptop bahwa ada pesan mendarat di inbox. Sedikit rasa penasaran pada seseorang yang terlalu bersemangat mengirimiku pesan diminggu pagi.

“saya punya kisah” singkat isi pesan itu, dan aku segera tahu bahwa teman baikku itu ingin berbagi, “ya.. kisah apa yang kamu punya?” lekas kujawab dan tak lama terdengar lagi bunyi yang sama untuk kedua kalinya..

“dia,, menawariku jadi istrinya”, wajahku merona.. teman baikku ditawari dengan sesederhana itu, “aku sudah baca judulnya,, dapatkah kutahu lebih lanjut bagaimana isinya?”, kali ini entah karena didampingi oleh rasa penasaran.. cukup lama aku menunggu pesan darinya,, koran yang tadi kubuka segera kulipat kembali,, ada yang lebih menarik dari pada tulisan si kuli tinta.

“sudah dua kali dia mengajukan pertanyaan serupa dan kutanggapi dengan bercanda sebab tak pernah terpikirkan bahwa dia akan serius dengan kalimat sesederhana itu, sungguh berbeda dengan inginku selama ini,, bahwa seseorang  yang nanti meminta kesediaanku haruslah punya cara yang indah, punya rangkaian kata-kata yang manis untuk dikenang ketika sudah berumah tangga” pesan selanjutnya yang segera kutanggapi dengan satu kata “lalu?”.. “kali ketiga dia bertanya, aku mulai curiga.. apa memang dia serius dengan kalimat-kalimat itu sehingga kubalikkan pertanyaan serupa ‘apa abang mau jadi suamiku?’ dan segera dijawab dengan satu kata yang aku yakin kamu sudah bisa menebaknya. Tahu apa yang kurasa? Panik.. tentu saja, dia yang selama ini terlalu sering kurepotkan malah menawarkan diri lebih lanjut untuk selalu kurepotkan, dia yang selama ini dikenal tidak terlalu banyak bicara sekarang menawarkan diri menjadi pendengar omelanku yang tak kunjung berujung”

 Aku tertawa membaca ceritanya,, “lalu?” masih kata yang sama,, “aku ingat bahwa Rasulullah mempermudah urusan ini, maka aku tak punya hak membuatnya terlihat rumit..” terlalu singkat jawaban yang kuterima, “lalu??” waktu berjalan dengan pelan dan pesannya tak kunjung hadir. BUZZ, berusaha mengingatkannya bahwa aku menunggu namun tak ada respon, BUZZ lagi dan lagi hingga dia datang dan berkata “apa kamu tak punya kata selain ‘lalu’??” aku terkekeh sendiri menyadari bahwa temanku ini masih mudah emosi, “calmdown,, aku penasaran dan tak punya kata lain untuk mengekspresikannya” balasku cepat, “dan lagi.. mulailah untuk tidak pemarah” sambungku kemudian. “lalu.. tunggu saja kisahku selanjutnya, sebab akan ada banyak hal mengejutkan yang kubagi nanti”, “ayolah.. kalau kamu punya kisah itu hari ini,, kenapa harus ditunda hingga nanti??”, “hari ini cukup itu saja..he..he..”, rasanya aku mendengar tawa kemenangan miliknya karena telah membawaku dalam rasa ingin tahu yang tinggi. Phufft.. aku diam_ percuma memaksanya berbicara karena sejauh ini aku tak pernah berhasil melakukannya. Setidaknya pagi ini aku tahu bahwa satu persatu temanku tengah melangkah untuk menggenapkan separuh agamanya.
 

cerita senja

Adzan berkumandang ketika aku melewati sebuah sepeda besar yang dipajang di tepi jalan. Entah milik siapa sepeda itu dan entah untuk apa digantung disana..

tujuanku kali ini bukan untuk berwisata atau sekedar jalan-jalan, tapi aku kesini untuk belajar dan mengajar.. belajar banyak hal dari apapun yang kutemui di kota ini dan mengajar ilmu ekonomi yang sedikit kupunya. SMA itu berada di payakumbuh utara, dengan lingkungan yang asri dan dikelilingi oleh beberapa pohon kelapa, ini pertama kali kulihat kelapa yang dilubangi tupai tapi masih erat di tandannya, pertama kali juga kaca jendela kelasku ditabrak burung yang akhirnya balik kanan dengan wajah merah.. he..he.. ini serius,, siang itu aku tengah menjelaskan tentang siklus akuntansi perusahaan dagang ketika tiba-tiba kaca jendela kelas seperti dilempar, bergegas kumelongokkan kepala keluar dan kulihat seekar burung bersiap-siap terbang lagi dengan lemah, “biaso nyo kak, buruang tu alun kenal jo kaco” dan seisi kelas riuh tertawa. Dan pertama kali juga aku harus berfikir keras ketika menanggapi pertanyaan muridku,, bukan karena aku tidak tau jawabannya tapi karena aku tidak tau apa yang dia tanyakan.. ‘bahasa tanpa jeda dengan intonasi khas’ membuat kelasku kembali tertawa ketika kusampaikan bahwa alangkah lebih baik jika kita menyamakan bahasa.

Di kelasku ada tujuh murid, dua diantaranya perempuan. Mereka pintar, lucu dan seru.. ada azizi,, murid lelaki yang bertubuh tambun. Tidak pernah mencatat tapi selalu semangat menanggapi pertanyaanku (dengan ‘bahasa tanpa jeda dengan intonasi khas’).  ada arif,, kinestetik, Jangan terlalu berharap dia akan duduk manis dan mendengarkan penjelasan. Ada waluyo,,  aku yakin golongan darahnya A sebab selalu mengambil tempat duduk di dekat dinding. Ada Budi,, yang selalu tersenyum dalam situasi apapun, dia yang bercita-cita ingin bekerja diperusahaan gas di aceh. Murid laki-laki terakhir bernama Dari, menyimak hanya jika berkaitan dengan angka-angka, jangan bertanya tentang teori-teori pendapatan nasional,, tapi beri dia soal berupa angka-angka mengenai pendapatan nasional maka dengan cepat dia akan menyelesaikannya. Dua gadis dikelasku: Dina dan Cece,, heboh_seru dan cerdas.

Menjelang petang.. kutingggalkan sekolah untuk kembali ke kota padang.. kota dimana beberapa hari belakangan terjadi kelangkaan BBM. “mau beli minum dulu kak?” tawar adri dan aku segera mengangguk.. mobil kami merapat di sebuah kedai kecil ditepi jalan, “disini ada capuccino keju lho kak” ujarnya antusias, “ada sate pisang juga ya?” retorisku ketika melihat menu yang tersedia. Tidak lama kami berhenti sebab kami harus segera pulang kepadang. Coba tebak berapa satu tusuk sate pisang crispy, dengan margarin, meses coklat, susu coklat, parutan keju, dll itu dihargai disini?? Rp 2.000,- hahaha.. gak nyangka semurah itu. Kemudian tebak lagi berapa cappucino cincau dengan parutan keju dkk itu dijual disini?? yuph.. Rp 3.000 saja.

 “penjual itu nyari untung atau cuma cari pahala dengan derma??” pikirku sendiri sebab biaya produksinya saja kutaksir melebihi harga jual,, tapi entahlah_ nyatanya si penjual masih betah dengan dagangannya dan tidak merasa rugi dengan harga jual tersebut. phufft.. sudahlah_ aku lelah, istirahat sejenak hingga sampai di kota bengkuang.

Sisi Positif dari Setan

1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh dalam menggapai sesuatu.

2. Kreatif
Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggoda manusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas. Kebanyakan dari manusia selalu ingin mendapatkan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, padahal cara instan tersebut bisa merugikan orang lain. Yang Haram dianggap menjadi hal yang wajar(Halal)

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bermusuhan, membunuh dan menyakiti.

5. Jenius
Setan itu paling pintar otaknya dalam mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat, tidak mau menciptakan ide-ide baru.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, tidak dibayar tidak akan dilakukan. Materi seharusnya bukanlah hal yang terpenting dalam hidup ini! Harusnya kita saling membantu kepada sesama umat manusia.

7. Suka berteman dan kompak
Setan adalah mahluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih memilih mementingkan diri-sendiri dan egois. Manusia dalam mengerjakan sesuatu cenderung ingin menonjolkan kemampuannya sendiri dibanding bekerja sama dengan orang lain.

sunday #


Pagi ini aku sedikit terlambat untuk berangkat kerja, jadi kuikhlaskan tunjangan kerajinan harian dan kunikmati saja perjalanan mobil angkot yang pelan.. toh aku memang sudah terlambat.

Pertama kali mobil berhenti, naik seorang gadis yang wangi.. aku tersenyum dan dia balas tersenyum. Hm.. rasanya aku tahu aroma ini dan beberapa detik kemudian aku ingat bahwa ini adalah citra gojiberry. Kembali kulempar pandang keluar jendela dan tak lama angkot berhenti lagi dan naik  seorang gadis yang tidak kalah wanginya dengan yang pertama tadi. Kupejam mata sejenak dan ketika kubuka mata, aku tahu dia pakai parfum kenzo daun. Ha..ha.. parah juga perilakuku pagi ini, mengenali beberapa jenis wangi-wangian dalam beberapa hitungan detik. Dua ratus meter sebelum sampai ditempat kerja, naik seorang bapak dan duduk tepat disebelahku,, untuk yang satu ini aku tak butuh beberapa detik tapi Cuma setengah detik aku sudah bisa tahu bahwa ini bau tembakau.

“kiri da” aku menghentikan angkot dengan kata sapaan yang sudah sangat jarang terdengar dikota ini. Sapaan “uda” nyaris hilang dan berganti dengan “abang”, maka kumulai dari diri sendiri untuk menggunakannya lagi. Efek paling seru dari panggilan itu adalah: angkot langsung berhenti dan si uda melirikku lewat kaca spion.. seolah berkata “dima kampuang diak?”. Hahaha…:D

Isi absen, dan Alhamdulillah gajiku tidak dipotong meski tunjangan juga tidak kudapatkan.
Seseorang mendorong pintu dan kusapa dengan wajah ramah “pagi bu” namun wajah cerahnya berubah mendung.. “memang saya sudah seperti ibu-ibu?” nyaris aku tertawa mendengar kalimatnya.. “kita belum kenalan kak, saya nova.. kakak?” ucapku mengulurkan tangan dan dijawabnya dengan kumur-kumur (sebab aku tidak mendengar dengan jelas apa yang baru saja diucapkannya) “kakak ngajar apa?” aku masih berusaha ramah “bahasa indonesia” singkat dan lumayan jelas, aku tersenyum dan kembali keposisiku,, zaman sekarang makin aneh aja_ ibu guru gak mau dipanggil ibu.. maunya dipanggil kakak (guru).

Selidik punya selidik, si kakak guru merasa terusik dengan panggilan itu, diusia yang ‘seharusnya’ memang dipanggil ibu, beliau belum juga menikah.. hm.. sekali lagi perkara yang sama: jodoh. Rumit ya..