L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

riak kecil

Sekarang, tentang cinta yang membumi
Pantaskah menanam kata yang dengannya kalimat senyap tak berbunyi, tuli..

Tentang cinta yang marajah bumi
Bukankah kau pernah berjanji dihadapan-Nya tentang perkara ini?

Biarkan riak kecil itu menari
Hingga tepian laguna menangkap resahnya..
dan terserah Dia, sebab semesta telah punya rencana.

 



Jika Nanti




‎'Jika nanti aku mati, kuburkan aku dalam tumpukan tanah lembab... biar jasadku melapuk dengan mudah, biar daging, darah dan tulangku menjadi makanan dan rumah bagi ulat-ulat tanah, cacing dan belatung... lalu, biarkan pula rerumputan hijau dan bunga-bunga indah tumbuh diatas kuburku dengan gagah. Jika saatku tiba, lakukanlah. Inilah keinginanku sejak lama, agar kelak jasad kosongku pun masih bisa bermanfaat untuk sesama makhluk-Nya'

I

 


“Apa kita terlalu dekat?” Tanyaku hari itu,, “kita dekat meski sebenarnya dipisahkan oleh jarak 15 ­­0  bujur”.

Kenapa tidak bertanya pendapatku?

D

Antara Gerimis 2009
“Apa serunya pacaran?” ringan kalimatku terdengar, dia melirikku dan kemudian tertawa. Sial..aku ditertawakan untuk kesekian kalinya siang ini. “kau tak akan mengerti sebelum mencobanya kawan” ujarnya sok bijak. “aku tidak akan mencobanya” renggutku melihat keluar jendela. “pacaran itu adalah perhatian, minimal untuk bertanya tentang makan” dari sudut mata aku bisa melihatnya tersenyum. “perhatian?” aku mendapat celah “kasihan kau..” lanjutku dan wajahnya terlipat “seumur hidup.. hanya dengan pacaran kau bisa mendapat perhatian” giliranku untuk tertawa. “apa kau pernah suka pada laki-laki?” tawaku lenyap tepat ketika wajah penasaran itu terlihat.

Selapas Dhuha 2010
“aku mau ke Jakarta menyusulnya” aku masih sibuk dengan angka-angka penelitianku, “aku ingin semuanya jelas” lanjutnya kemudian, “kenapa dia tiba-tiba berubah” hembusan nafas berat terdengar disebelahku. “ah..tidak normal” gumamku sendiri.. “aku masih normal” ujarnya cepat. Kuangkat wajah dari layar, mencari nada protes yang baru saja terdengar, “data penelitianku tidak normal..!!!” suaraku memenuhi ruangan perpustakaan yang lengang. “kenapa kau tidak pernah tertarik dengan urusan cinta?” phufft..pertanyaan yang membuat kurva normalitasku menjadi semakin berantakan.

Terik siang 2011
“kau sudah punya PW kawan?” aku yakin dia tidak sedang bertanya, “aku sudah” lanjutnya kemudian, “apa kau tidak iri???” dia mulai mengolokku “tidak..aku punya kamera sendiri” ujarku memperhatikan perubahan diwajahnya. “kamera?” aku segera tersenyum “ya..jadi aku tidak butuh Pemotret Wisuda”, sejenak ronanya meredup tapi kemudian berubah menjadi amat cerah, “maksudku Pendamping Walimahan” ruang tunggu dosen segera diisi oleh tawa kemenangan miliknya.

Penghujung Tahun 2011
“kawan..” aku menoleh, “selepas wisuda ini, apa kita masih akan bertemu?” lanjutnya dengan mata menerawang. “apa kau mau menangis?” tanyaku mengolok. “tidak..aku hanya ingin tahu, laki-laki seperti apa yang besok akan jadi suamimu”. Aku mendengus kesal “kau merusak suasana siang ini?” ujarku beranjak pergi. “hei..aku serius, mungkin aku akan bekerja di kota lain..” dia menyeimbangkan langkah “lalu hubungannya denganku?” bentakku kemudian. “he..he, setidaknya tolong beritahu aku tentang pernikahanmu. Aku janji akan datang” dia menggaruk kepala sambil senyum tidak jelas. “hm..bukan karena persahabatan kita, tapi karena aku ingin tahu, laki-laki seperti apa yang besok akan jadi suamimu” ulangnya tanpa beban. “yang pasti bukan sepertimu..!” jawabku cepat, “syukurlah” dia pura-pura menghembuskan nafas.

Medium Febriari 2012
“assalamu’alaikum” sapanya diseberang, “tumben kau menelpon?” ujarku setelah menjawab salam. “apa kau tidak rindu padaku?” diam sejenak “apa kau salah makan?” tanyaku kemudian, “ah..kau tak kunjung berubah, mana ada laki-laki yang mau dengan perempuan pemarah seperti kau” suaranya terdengar kesal “nyatanya kau mau” cepat kujawab, “sebab aku tak pernah menganggap kau perempuan” kalimatnya diakhiri tawa puas. “waktumu tidak lama lagi kawan”, aku terdiam sejenak “ya..aku tahu” singkat kujawab. “oya..sudah kau temukan laki-laki itu?” phufft..dia kembali dengan usil yang sama “kalau tidak ada..ajukan saja aku ke orang tuamu” kudengar dia terkekeh diseberang, “kukira kau dapat obat terbaik dipulau jawa, tapi ternyata kau malah tambah gila” tawanya sedikit reda “ayolah.. aku bersedia jadi menantu ibumu, kukira tidak sulit memahamimu setelah delapan tahun berkenalan” ringan dia berujar, “kau ambil ember paling besar yang kau punya, isi penuh dengan air dan siramkan kekepala siang ini juga” dia masih dengan tawa yang sama “mengapa kau tidak mau?” tanyanya dengan intonasi serius “kau tahu, bagiku sahabat adalah sahabat, terlepas dari bilangan tahun” dia tidak bersuara “jangan-jangan kau suka padaku? Ha..ha.. jujur saja..! aku yakin kau suka padaku” lanjutku setengah berteriak “jangan bodoh.. mataku masih normal untuk membedakan perempuan atau bukan” dia balas berteriak..

ROKOK

Sebenarnya aku tidak ada masalah pribadi dengan rokok, sungguh..tidak masalah bagiku jika semua orang merokok  asalkan si asap tidak terbang kemana-mana. Silakan semua orang merokok dengan syarat semua asap dari pembakaran tersebut sempurna masuk keparu-parunya. Jika tidak.. ma’af saja, do’a orang terdzalimi itu cepat diijabah kawan.

Sebenarnya apa hebatnya merokok?

Apakah agar terlihat ‘laki-laki’? ayolah_ semua orang yang tidak buta huruf bisa membaca bahwa rokok dapat merusak ‘kelaki-lakian’. atau ‘laki-laki’ dikaji dari segi pergaulan? Hm..setahuku memang SEBAGIAN laki-laki merokok tapi ketahuilah bahwa SEMUA banci/bencong juga merokok. Bisa disimpulkan bukan..

Hm.. sebenarnya apa hebatnya merokok?

Apakah untuk pergaulan? Kebanyakan laki-laki memang menjadikan merokok sebagai kegiatan wajib jika sedang ‘bersosialisasi’ dengan jenis mereka tapi tahukah bahwa perokok adalah orang-orang yang ‘anti sosial’? jangan membantah_sebab dimana letak jiwa sosialnya jika didalam angkot pengap perokok masih menyalakan ‘tuhan’nya?  Dimana letak jiwa sosialnya jika disamping bayi mungil, perokok masih dengan santainya membiarkan beribu racun menerobos masuk paru-paru itu? Dimana letak jiwa sosialnya jika ditempat umum, perokok bahkan tidak bisa sejenak berhenti mengepul.

Lalu sebenarnya apa hebatnya merokok?

Banggakah jika sudah bisa membeli rokok dengan uang hasil pekerjaan sendiri? Harusnya tidak..! sebab itu berarti perokok tidak menghargai pekerjaannya.. jangan membantah_ jika pekerjaan itu mereka hargai maka tentu saja hasil dari pekerjaan itu tidak ‘dibakar’ percuma. Dan perokok juga lupa tentang matematika ekonomi,,berapa uang yang mereka ‘bakar dalam sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun.. mereka juga bukan pasangan yang ..! perhatikan baik-baik,, bahwa sebagian besar sakit kista mulut rahim disebabkan oleh laki-laki perokok.

Kemudian..kenapa masih merokok??

Ada banyak alasan yang kudapatkan dari mereka tapi tentu saja semua itu hanya sebuah pembenaran dari beribu racun yang tidak sempat mereka hirup.

Tuhan Sembilan Senti
By. Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’imsangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini..

Memeluk Landak

Mereka pergi seperti ‘suruhan’ku
Dan dalam hitungan detik..
Sumpah serapah itu terdengar
Merambat cepat pada molekul udara disekitar
Sudah besar kau sekarang..!
Kalimat yang mendiamkan waktu
Sudah berani kau melarangku..!
Aku memilih tetap diam layaknya waktu

Heh..untuk ini kau kuliah! Sudah merasa pintar untuk mengajariku?
Kalimat kesekian yang tetap kudiamkan
Aku tidak taruhan..!
Ada sesuatu yang menyesakku untuk bersuara
Apa tanpa taruhan.. hal itu tidak merupakan dosa?
Aku tidak taruhan..!
Tanpa taruhanpun, dosa itu telah dicatat
Ujung kalimatku bergetar
Dan isak itu berubah menjadi tangis tertahan..
diiringi isak lain yang membuatku memutuskan untuk diam.

Sumpah serapah itu kembali terdengar
Merambat cepat pada molekul udara disekitar
Kuputuskan untuk pergi tepat ketika pintu itu dibanting dengan keras
Sumpah serapah itu masih terdengar
Merambat cepat pada molekul udara disekitar