L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

Tentang seorang lelaki muda


Bagiku yang jadi ibu rumah tangga, tanggal tidak lagi menjadi sesuatu yang harus kuingat, pekerjaanku jauh lebih penting daripada bilangan yang berjejer rapi di kalender. Tapi aku ingat tanggal 12, selasa di januari. Setelah dua rakaat subuh, aku tertidur kembali, kelelahan menghadapi anakku yang rewel semalaman. Jam setengah delapan aku terbangun mendengar suara motor yang sangat kukenal, kudapati suamiku dipintu kamar ketika membuka mata.

“Bundo, Hauna sudah tidur di ayunan, setelah mandi sepertinya dia mengantuk sekali, jadi belum makan. Abi pergi kantor dulu, istirahat ya” ujar beliau yang sudah rapi dan bersiap pergi. Lelahku menguap ketika syukur datang memeluk, nikmat mana yang pantas kudustakan? aku yang seharusnya menyiapkan keperluannya sebelum berangkat kerja, aku yang seharusnya menyiapkan sarapan pagi, aku yang seharusnya.. Ah, Betapa seringnya aku lalai bersyukur untuk sosok lelaki yang Engkau pilihkan untukku (atau aku yang Engkau pilihkan untuknya?). Lelaki yang sering kali kurepotkan dengan hal-hal remeh, lelaki yang begitu sabar menghadapi kecerewetan dan emosiku yang meletup-letup, bahkan hingga suatu kali ketika mencuci piring berdua, sambil berseloroh beliau berkata “Abi kira Bundo adalah sosok perempuan yang penyabar, anggun dan keibuan”.

Dan aku langsung menimpali, sengit “Jadi Abi menyesal?”

“Tidak, Allah selalu tahu mengapa Bundo yang ditakdirkan untuk Abi”

Dan nikmat mana yang pantas kudustakan?
“Kadang-kadang Bundo penyabar, anggun dan keibuan kok Bi” ujarku pura-pura merajuk.
****

Kutulis kisah ini disini, agar suatu hari nanti ketika kami sudah menua.. aku punya jejak tentang seorang lelaki muda yang meminangku pada jarak ribuan kilometer.