L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

sunday #


Pagi ini aku sedikit terlambat untuk berangkat kerja, jadi kuikhlaskan tunjangan kerajinan harian dan kunikmati saja perjalanan mobil angkot yang pelan.. toh aku memang sudah terlambat.

Pertama kali mobil berhenti, naik seorang gadis yang wangi.. aku tersenyum dan dia balas tersenyum. Hm.. rasanya aku tahu aroma ini dan beberapa detik kemudian aku ingat bahwa ini adalah citra gojiberry. Kembali kulempar pandang keluar jendela dan tak lama angkot berhenti lagi dan naik  seorang gadis yang tidak kalah wanginya dengan yang pertama tadi. Kupejam mata sejenak dan ketika kubuka mata, aku tahu dia pakai parfum kenzo daun. Ha..ha.. parah juga perilakuku pagi ini, mengenali beberapa jenis wangi-wangian dalam beberapa hitungan detik. Dua ratus meter sebelum sampai ditempat kerja, naik seorang bapak dan duduk tepat disebelahku,, untuk yang satu ini aku tak butuh beberapa detik tapi Cuma setengah detik aku sudah bisa tahu bahwa ini bau tembakau.

“kiri da” aku menghentikan angkot dengan kata sapaan yang sudah sangat jarang terdengar dikota ini. Sapaan “uda” nyaris hilang dan berganti dengan “abang”, maka kumulai dari diri sendiri untuk menggunakannya lagi. Efek paling seru dari panggilan itu adalah: angkot langsung berhenti dan si uda melirikku lewat kaca spion.. seolah berkata “dima kampuang diak?”. Hahaha…:D

Isi absen, dan Alhamdulillah gajiku tidak dipotong meski tunjangan juga tidak kudapatkan.
Seseorang mendorong pintu dan kusapa dengan wajah ramah “pagi bu” namun wajah cerahnya berubah mendung.. “memang saya sudah seperti ibu-ibu?” nyaris aku tertawa mendengar kalimatnya.. “kita belum kenalan kak, saya nova.. kakak?” ucapku mengulurkan tangan dan dijawabnya dengan kumur-kumur (sebab aku tidak mendengar dengan jelas apa yang baru saja diucapkannya) “kakak ngajar apa?” aku masih berusaha ramah “bahasa indonesia” singkat dan lumayan jelas, aku tersenyum dan kembali keposisiku,, zaman sekarang makin aneh aja_ ibu guru gak mau dipanggil ibu.. maunya dipanggil kakak (guru).

Selidik punya selidik, si kakak guru merasa terusik dengan panggilan itu, diusia yang ‘seharusnya’ memang dipanggil ibu, beliau belum juga menikah.. hm.. sekali lagi perkara yang sama: jodoh. Rumit ya..

SM-3T

Mengikuti setiap langkah mereka disana, mereka yang kebanyakan tidak kukenal namun berhasil membuatku betah berlama-lama menyusuri tiap kalimat yang mereka buat, meski kadang singkat.

sungguh aku ingin berada diantara mereka, membagi sedikit bakti untuk negeri, untuk anak-anak dengan semangat belajar yang tinggi. sungguh aku ingin berada disana, bersama wajah-wajah polos yang mungkin belum berkenalan dengan gadget, tablet atau apapun yang kini bukan lagi barang mewah bagi pelajar di Ibu kota.

aku masih ingat betapa menggebunya keinginanku saat itu ketika berkata :ingin menjadi tenaga pendidik yang terdidik dan mendidik ditempat yang memang butuh pendidikan. tapi sekarang apa? aku harus menebang pohon keinginan yang sejak kecil kurawat dengan baik, aku harus mengikhlaskan bahwa kereta takdirku tidak melewati jalan itu. Dan terakhir.. aku harus belajar menerima bahwa semua yang terjadi sekarang adalah yang terbaik dari-Nya untukku, belajar meyakini bahwa Dia punya rencana Maha indah untukku, belajar sabar bahwa Dia sudah menyiapkan sesuatu yang lebih menarik dalam perjalananku.

selamat untuk mereka yang sekarang tengah menyemai benih pengetahuan disana.



sunday

minggu,,

aku masih betah di ruang kerja, hari liburku sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. bagiku akhir pekan itu dimulai sajak selasa petang dan kamis pagi aku sudah harus kembali lagi dengan rutinitas biasa.
sebelum bekerja disini aku sudah tahu bahwa aku akan sering bosan dengan segala jadwal sehingga kucoba sedikit bermain dengan kebiasaan.

setahuku kebiasaan itu tersimpan rapi dalam pikiran alam bawah sadar manusia, setara dengan memori jangka panjang, kreatifitas, kepribadian, intuisi dan kawan-kawan. aku yang biasanya cerewet (hingga sempat dipanggil 'murai' ) dan supel dalam bergaul (ha..ha.. semoga aku tidak sedang menfitnah diri sendiri) tiba-tiba 'berubah' jadi sosok pendiam yang tidak banyak bicara (pemborosan..! pendiam itu sama saja dengan tidak banyak bicara). awalnya sulit sekali, aku harus 'menahan diri' untuk tidak 'cuap-cuap' sekenanya, belum lagi keramahan verbal yang harus segera diganti dengan keramahan non verbal . tapi setelah jalan dua minggu, sepertinya aku berhasil..berhasil mengendalikan diri dan bicara seperlunya.
cihuy..aku berhasil jadi orang pendiam, tapi cuma ditempat kerja, sekali lagi cuma ditempat kerja, tidak di kos yang bagiku adalah tempat melepas semua kata yang seharian tertahan, tidak juga disini_ tempat dimana beberapa kisahku berlabuh

Pulang

Saya pulang..
pulang dari perjalanan panjang hampir empat bulan, hm.. sangat lama untuk ukuranku. Sangat lama untuk ukuran sejumlah kisah yang tidak sempat kubagi disini.
Tentang pengalaman rawat inap sebelum operasi yang lumayan membunuh mental, tentang operasi itu sendiri dan tentang pengalaman kerja pertama setelah mengundurkan diri secara lisan pada tempat kerja sebelumnya (dan sampai hari ini, surat pengunduran diri itu tidak kunjung kukirim), tentang setumpuk bahan yang harus kupelajari dengan cepat dan banyak hal lain yang terlewatkan untuk kukisahkan.
Hari ini, bukan secara kebetulan aku sempat singgah (dan pulang) kesini. Rindu yang membawaku kembali merapat ke catatan pelangi, tapi mungkin tak bisa lama sebab aku masih punya beberapa agenda lain yang menungguku kembali.