L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

sayatan kecil - kita

Apa yang kau tahu tentang kata tunggu dan siap?
Mengikhlaskanmu berarti memberi sayatan kecil dari bilah yang bermiang
Dihatiku

Perkara apa lagi yang kau bimbangkan, sayang
Apa belum cukup semua janji-Nya?
Belumkah kau percaya bahwa aku tak pernah memilihmu, tak pernah sekalipun
Dia yang memilihkannya, bahkan ketika aku berusaha memberi jarak antara hati kita
Lalu kau menyerah begitu saja pada gulungan awan senja yang mendung?
Bukankah belum tentu badai, bahkan gerimis saja entah turun, entah

Seberapa kuat aku bertahan, selama itu aku tetap akan meyakinkan

still waiting

Ujian T.T


Besok ujian,, imagedan hari ini aku akan belajar. Wah_ sudah lama rasanya aku tidak benar-benar belajar, bahkan aku lupa kapan terakhir belajar dengan seriusimage. Diatas meja sudah tersedia kerupuk, cokelat, kue dan kacang, tidak lupa segelas air bening hangat untuk memperlancar proses pencernaan.

Kegiatanku dimulai dari membuka kacang,,image sambil membuka halaman pertama dari e-book, melihat-lihat cover buku sambil terus mengunyahimage. Soal pertama kubaca dengan hati-hati, sedikit lama. Dan kutemukan jawaban pada menit kesekian, bukan karena aku membutuhkan banyak waktu untuk memikirkannya, tapi karena aku harus membuka file lagi yang tidak lain adalah kunci jawaban dari soal yang kubahas. Hm,, sedikit bantuan untuk pemula.image

Selanjutnya tumpukan kulit kacang sudah tinggi diatas meja ketika aku menyelesaikan soal kelima, mengunyah-ngunyah penjelasan soal sambil terus melanjutkan aktifitas dengan kacang yang tinggal sedikit. ‘ping’ bunyi pelan dari hape yang berkedip disampingku segera merayu otak,image kuselesaikan pesan singkat dengan seseorang diseberang laut, sambil melanjutkan membuka bungkus cokelat. Aku harus menyelesaikan soal ini sebelum adzan,,

Potongan cokelat pertama mengawali soal keenam, dan tentu saja aku mampu menyelesaikan hingga soal kesepuluh tepat ketika cokelat terakhir sukses kukunyah. ‘ping’ lagi dan godaan dari hape tersebut semakin nyata saja, kuraih segera dan kubalas pesan pendek tersebut. Kerupuk dan kueku menunggu..! image

Tidak lama berselang, adzan berkumandang, aku sukses menghabiskan semua soal. Eh, bukan_ aku menghabiskan semua kacang, kue, kerupuk dan cokelat serta menyisakan 130 soal dari 150 yang perlu dibahas. Hey_ aku besok ujian.image

PPCPAK

PPCPAK

Pernah dengar teman? saia bahkan baru mendengarnya minggu lalu, secara tidak sengaja pula.

Nah_ PPCPAK adalah program yang digawangi oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, sebagai upaya untuk mewujudkan ketersediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pembangunan nasional dan daerah, dan untuk meningkatkan daya saing bangsa, pemerintah mengembangkan salah satu pentuk pendidikan tinggi yang disebut Community Collage (Akademi Komunitas), untuk mempersiapkan pengembangan dan pendirian AK, maka perlu Program Pendidikan Calon Pendidik Akademi Komunitas (PPCPAK).

Sampai disini sudah paham? Yaph_ saia juga belum, bahasanya terlalu payah. Intinya ya, program Dikti kali ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik untuk akademi komunitas, mereka yang telah lulus tes tiga tahap akan diberi pendidikan selama satu tahun untuk kemudian ditempatkan dimanapun akademi komunitas diselenggarakan. Lulusan PPCPAK diharapkan memiliki keunggulan dalam kompetensi sebagai pendidik professional dibidang kejuruan. 

Mirip dengan PPGT? Yaph_ sedikit mirip, bedanya PPGT untuk mengajar di sekolah kejuruan sedang PPCPAK untuk mengajar di akademi komunitas.
Pendaftaran seleksi gelombang kedua untuk angkatan kedua tahun ini sudah ditutup tanggal 23 agustus 2013 lalu, setelah hasil seleksi gelombang pertama diumumkan. Angkatan pertama PPCPAK sekarang sedang mengikuti perkuliahan dikampus penyelenggara pilihan mereka.

Adapun peserta terpilih haruslah lulus melewati tiga saringan, yang pertama adalah seleksi administratif, pendaftar dapat mengetahui lulus tidaknya dengan cara login keakun yang telah didapatkan ketika mendaftar, selanjutnya adalah tes online,, jangan dikira tes online ini bisa dilakukan dimana saja yang penting online, tes tahap dua ini diselenggarakan ditempat yang sudah ditentukan panitia, dengan waktu yang juga sudah diberitahu sebelumnya, adapun materi tes tidak jauh-jauh dari TPA (tes potensi akademik) dan juga tes kemampuan bahasa inggris. Setelah itu? Ya wawancara, akhir dari sesi tes.. tunggu saja, jika lulus maka tanggal 9 september perkuliahan akan dimulai.. insyaallah.

Apa peserta PPCPAK itu PNS? Hehe.. tentu saja tidak, jangan berharap lebih dari program ini, tidak ada iming-iming kearah sana, ada sih kabar angin yang bilang bahwa mereka akan di-S2 kan, tapi who knows?? Angkatan satu saja baru akan ujian kompetensi oktober mendatang.  

Koral

Aku sampai dirumah ketika dzuhur telah berlalu beberapa lama, segera kuketuk pintu dan wajah itu terlihat, ah_ aku selalu rindu wajah ibu yang penuh senyum menyambutku, kemudian muncul ayah dari ruang tengah dengan senyum yang sama. Lelah karena perjalanan pulang kampung langsung menguap ketika tangan mereka kucium takzim.

“sudah shalat?” pertanyaan pertama ayah setelah menyalamiku, aku menggeleng dan bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu.. kuabaikan wajah penasaran mereka, kenapa siang ini aku tiba-tiba muncul dibalik pintu sedang tadi malam kukatakan bahwa aku akan pulang ketika idul adha nanti.

Setelah melipat mukena, kutemui mereka yang diruang tengah, mengabarkan bahwa aku lulus tes pertama program Dikti, kepulangan kali ini untuk menjemput ijazah sebab syarat untuk tes kedua harus menyertakan ijazah. Dan tentu saja meminta pertimbangan mereka untuk melanjutkan tes ini terkait dengan syarat yang harus dipenuhi, terkait juga dengan rencanaku ikut tes CPNS serta rencana pernikahan.

Setelah ibu bertanya banyak hal, akhirnya ayah memberi saran beruntun mengenai tiga perkara yang kusampaikan. Ah_ mereka bak kembar siam, tidak pernah kulihat pendapat mereka bertentangan, pun pertanyaan-pertanyaan ibu adalah juga dasar pertimbangan ayah untuk mengambil kesimpulan.

**

Maghrib menjelang, kudirikan 3 raka’at pada shaff dibelakang ayah. Ada hal yang ingin kusampaikan setelah mempertimbangkan saran beliau tadi siang.

“nanti  jika fitri menikah lalu pergi jauh..” kalimatku menggantung, tidak tahu kemana pergi semua kata yang kususun sejak siang.

“tidak apa nak, jangan cemaskan itu. Tidak ada tanggungjawabmu atas kami, kami akan baik-baik saja” ujar ayah

Aku masih tak punya kata, menahan air mata.

“nanti setelah menikah.. berikan baktimu pada suami, selama semua hal tidak bertentangan dengan syariat-Nya maka patuhi dia, sebab tidak mematuhinya berarti menyakiti kami yang telah berusaha mendidikmu selama ini” lanjut ayah lagi.

aku bergeming, satu kata saja mungkin akan merobohkan bendungan dimataku.
“nanti ayah kabari jika ada apa-apa, demam sedikit saja ayah beri tahu. Asal pulsa ayah tak pernah kosong, jadi tolong isi setiap bulan” kelakar beliau mengenai pulsa membuatku berusaha tersenyum, meski sumbang.

“tidak ada yang perlu dirisaukan” tandas beliau.

“bagaimana persiapannya?” ibu mengusir hening yang bertandang.

“belum bu, belum apa-apa” jawabku cepat, kalimat seperti apa yang dapat membuat mereka tidak terbebani dengan kabar bahwa mungkin keluarganya tidak setuju dengan permintaan kami.

“mereka keberatan?” mungkin inilah yang dimaksud naluri seorang ibu, aku sudah berusaha tersenyum setelah menjawab pertanyaan tadi, berusaha bertingkah seolah semua baik-baik saja tapi ibu tahu semuanya, tahu bahwa aku tengah menyembunyikan sebuah perkara darinya.

“dan tentang itu, ayah memang tidak bisa membantu banyak, fitri tahu bagaimana keadaan kita” ujar ayah ketika aku mengangguk pelan.

“jangan cemaskan itu yah, biar fitri cari solusinya. Ayah tenang saja” sebisa mungkin kuberi mereka senyum paling menentramkan yang kupunya, senyum yang selama ini selalu kupelajari dari mereka.

“selalu ada solusi bahkan sebelum masalah itu ada, benarkan yah?” sebisa mungkin suaraku terdengar riang, sungguh aku tidak ingin melihat mendung menggelayuti wajah mereka sebab ketidakmampuan yang sedari awal sudah mereka jelaskan.

“tenang saja..” ujarku ringan sesaat sebelum adzan isya berkumandang.

**

Malam larut dalam suara jangkrik, kubiarkan semua pikiran mengambang dilangit-langit kamar, meski tanpa pencahayaan sebab ada pemutusan listrik bergiliran dari PLN, bisa kulihat dengan jelas berbagai pikiran yang akhir-akhir ini mengambang disana. Aku lelah.. tapi aku tidak akan menyerah, pasti ada solusi untuk semua ini. Bahwa Dia tidak akan membebani diluar batas kemampuanku,, meski mungkin pilihan terakhirku adalah mengikhlaskannya, tetap tidak akan kuberitahu pada ayah dan ibu mengenai bahasapenolakan mereka. dan jika memang itu terjadi.. Orang tuaku tak perlu tahu bagaimana perihnya mencincang keinginan yang sejak lama kutanam, mereka hanya perlu tahu bahwa mereka telah mengajarkan anaknya untuk bertahan, dan melewati semua sakit ini dengan senyuman.


*

Sayang_ seperti apa aku dalam bayanganmu?
Seperti apa harusnya aku menghadapimu?

Manajement Trainee

Manajement Trainee

Tentu teman-teman sudah tahu istilah itu, tapi bagi saya yang masih lugu dan imut ini, istilah itu baru saya kenali seminggu sebelum prosesi wisuda Strata 1. Sedikit terlambat memang dan parahnya lagi, ketika kesempatan itu saya lewatkan,, saya tidak mencari tahu apa sebenarnya manajement trainee itu.

Tapi sekarang, dengan semakin seringnya saya mendengar istilah itu, maka sayapun mencari tahu, makhluk jenis apa dia..

Berikut penjelasan yang saya dapat:

Manajement trainee (MT) adalah jenis jalan TOL menuju level manajement yang lebih tinggi, jadi gak perlu memulai usaha dari nol,, maksudnya_ untuk jadi manajer itu gak perlu dimulai dari level staf, supervisor, eksekutif, dan titik puncaknya adalah manajer.

Nah_ kenapa saya menyebut jalan TOL.. sesuai dengan kepanjangan TOL (Tax On Location), peserta MT tidak serta merta dapat menikmati jalan menuju level yang lebih tinggi tersebut tanpa membayar ‘TAX’.. jenis TAX disini ada berbagai ragam, tergantung kebijakan perusahaan, tapi biasanya TAX dimulai dari seleksi administrasi awal, psikotest, wawancara n tes bahasa inggris, tes kemampuan dan bakat (assessment test), wawancara dengan HRD, user, dan dewan direksi, dan terakhir medical check up. Berhenti sampai disana?? Belum teman.. bukan TOL  namanya jika dilalui seperti jalan karyawan biasa, meski dengan kualifikasi yang lebih tinggi, misalnya IPK, pengalaman organisasi yang memadai, kemampuan dan skill yang cukup serta penguasaan bahasa asing. TAX sebenarnya baru akan dimulai, dari informasi yang saya dapat, peserta MT atau sudah bisa dibilang karyawan MT akan diberi training selama beberapa waktu guna memberi informasi secara keseluruhan tentang perusahaan serta tentu saja untuk mengasah kemampuan calon pimpinan perusahaan mereka dimasa depan. Katanya sih ada tiga tahap training yang dilalui

a.      Training Teori
Jenis TAX ini kabarnya cukup melelahkan, bentuk trainingnya seperti kuliah biasa.. dan masih ada kemungkinan karyawan akan gugur disesi ini ketika ujian teori pada pertengahan atau akhir perkuliahan.

b.      Training Praktek
Pada sesi ini, karyawan dituntun untuk memenuhi target sales yang ditetapkan perusahaan atau mungkin biasa disebut sales force, TAX jenis ini juga tidak kalah serunya dengan teori,, dan kadang beberapa perusahaan menyelenggarakan training praktek dulu kemudian teori, terbayangkah bagaimana meraba-raba kegiatan tanpa teori sebelumnya dalam kepala? Tapi sekali lagi,, itulah TAX yang harus dibayar untuk jalan yang akan digunakan.

c.       Ujian
Setelah melewati dua training dengan baik, karyawan akan melewati sesi ujian, seperti ujian skripsi, karyawan harus mempertanggungjawabkan ‘kuliah’ teori dan prakteknya selama beberapa waktu sebelumnya. Babak penentuan ini adalah kunci apakah karyawan MT memiliki kemampuan yang cukup untuk melewati jalan tersebut atau diminta berbelok melalui jalur biasa.

Hm.. demikian sedikit informasi yang saya dapat mengenai Management Trainee, dan menurut saya jalan itu layak dilalui oleh mereka yang sudah berlelah-lelah dan berlama-lama membayar TAX. Terakhir,, Selamat berjuang..! do’aku untukmu*

Sumber: dari mana-mana

(don't) be original


Aku memutuskan untuk menjadi perempuan, ah.. jangan kau tanyakan makhluk apa aku sebelum ini, akupun ragu untuk mendeskripsikannya, tapi baiklah_ biar kucoba.

Aku terlahir sebagai muslimah, telah sejak lama juga kugunakan hijab untuk auratku, tapi point pentingnya adalah aku jauh dari kata anggun, aku adalah jenis manusia yang suka berlari, rasanya aku bisa menghemat waktu dengan berlari, sampai-sampai menaiki tanggapun aku berlari, pernah di gedung kampusku yang empat lantai, aku lomba lari dengan seorang teman untuk naik dan turun tangga_ dan kau pasti sudah tau siapa pemenang untuk mendapatkan seplastik gorengan itu: yaph.. tentu saja aku. Tapi berita baiknya adalah aku tidak suka bola kaki, jadi kau tidak akan menemukanku di lapangan hijau ketika sore di kampungku.

Deskripsi lain tentangku adalah: aku bukan jenis manusia yang suka berteman dengan banyak orang, meski bisa cepat akrab dengan siapa saja tapi mereka kukategorikan, kuberi label setiap nama untuk besaran lingkaran yang kuberikan, dan sayangnya lingkaran-lingkaran temanku kebanyakan laki-laki, perempuan? Tentu saja ada tapi cuma sedikit sebab aku tidak mengikuti perkembangan ke’cewek’an dizamanku, mana kukenal dengan artis korea? Dengan boyband-nya yang suka berdandan, aku juga kurang update tentang mode, gossip, dll. Dan yang terpenting, mereka jarang connect jika aku berceloteh tentang anime one piece, fairy tail, SAO, dll.. (yang hari ini sudah kuhapus dan kubuang semua)

Ah,, sudahlah_ yang jelas aku jauh dari sosok perempuan idaman, yang punya pandangan teduh, yang keibuan, yang anggun, yang apapun yang kata teman-teman laki-lakiku adalah kriteria terbaik untuk ibu dari anak-anak mereka, apa peduliku (ketika itu)..!

Namun hari ini, aku memutuskan untuk menjadi perempuan, mengurangi tawa terbahak-bahak (meski haftsah binti ‘umar seperti itu), mengurangi volume suara (kebiasaan berebut bicara dengan teman-teman, mana bisa menyaingi suara bass mereka kecuali dengan teriakan), mengurangi aktivitas lari-lari gak jelas, belajar untuk anggun dan keibuan (Aamiin…..), dan hal lain yang diperlukan.

Dan hari ini, aku memakai pashmina ungu, kupikir cantik tapi seseorang mengatakan bahwa hijabku seperti taplak meja (golok mana golok..) dan kuhabiskaan banyak waktu untuk memakainya sebelum berangkat kerja tapi seseorang mengatakan aku mirip ibu-ibu. Awalnya “benarkah? Mirip ibu-ibu arisan? Mirip ibu-ibu mau pergi kondangan?” pelbagai kesimpulan menari tanpa nada diotakku hingga akhirnya satu kutangkap dan kupegang kuat “ya jelas mirip ibu-ibu kan ya? Kalo bapak-bapak mah gak pake pashmina atuh” (kenapa bahasa sunda???)

Hm.. memang ya, tidak mudah menjadi perempuan, bahkan ketika aku sudah benar-benar berniat untuk menjadi perempuan versiku. Kembali kata-kata seseorang muncul untuk dipertimbangkan: “Adalah konyol memaksakan diri menjadi orang lain setelah ‘hijrah’ dengan berjilbab. Alangkah sunyi dunia jika semuanya seragam, biarkan semuanya sesuai karunia karakter yang Allah lekatkan pada diri kita, maka akan tetap ada akhwat jago karate seperti Nushaibah binti ka’ab yang melindungi Rasulullah kemanapun beliau bergerak dalam perang, akan tetap ada yang berkepribadian kuat dan pemberani seperti ummu Hani’ binti Abu Thalib. Akan tetap ada yang suka bermanja dan ceria seperti ‘Aisyah. Ada yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak seperti Hafshah. Akan tetap ada yang lembut dan keibuan seperti Khadijah.. jilbab bukan lakon sandiwara yang membuat kita harus jadi orang lain ketika memakainya. Sekali lagi,, jangan sirnakan keunikan diri. Biarkan keindahan warna-warni itu hidup dan meronai dunia dengan pelangi akhlaq.

lucu2an

Salahnya dimana, coba???




Good answer, isn’t it..!



meluncuuuuurrr




Human-cross




Gantung diri.. gak dapat ujian broer

"mayday mayday mayday"

Aargh_ sungguh hari ini perutku cari perhatian, sejak semalam tidak sepicingpun aku tertidur, kulewati gelap dengan bunyi pluit dan lomba lari didalam sana, entah apa yang terjadi. Tiba-tiba aku terbangun dan bergegas ke toilet, hal tersebut kulakukan berulang kali hingga adzan subuh menyapa. Sejenak kutemui Dia yang memanggilku lewat fajar yang menggaris dilangit timur, kemudian kucoba untuk tidur setelah meminum obat yang diberikan ibuku,, tapi tak lama sebab aku harus bergegas ke kota bengkuang untuk menjemput rizki disana.

Syukurlah diperjalanan, lomba lari disepanjang usus-ususku berhenti dan semoga sudah berakhir. Sampai di tempat kerja,, terdengar permintaan dari dalam sana, mungkin lambungku baru menyadari bahwa sejak sore kemaren dia belum mendapatkan apa-apa. Aku segera ke warung terdekat, memesan soto agar sedikit hangat. Sesuap dua suap, nikmat. Tapi ketika mataku mulai jeli mengenali isi mangkuk,, ada yang mengambang disana, kulihat lebih seksama_ ada makhluk malang yang mengapung dengan warna coklat tua. Aku mengenalinya sejak lama,, tragis sekali nasibnya karena harus berakhir dipiringku. Aku mulai mual,, membayangkan lalat dewasa itu bermakam di sotoku,, kubalik sendok dan kutemukan kembarannya juga mengapung berdekatan. Ah.. sepertinya aku harus mengucapkan belasungkawa kepada ibu mereka..! tapi sebentar,, mataku mengenali sosok lain yang ternyata adalah ayah, ibu dan adik perempuannya. Sempurna..! satu keluarga lengkap bersemayam didalam piringku.

Tidak perlu waktu lama, entah itu perintah otak atau perintah tulang belakang, semua isi lambungku bergegas keluar seolah ada tanda bahaya dengan volume penuh terdengar didalam sana.

Aku menyerah_ membiarkan lomba lari di usus dan sirene di lambung.