L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

*blank


Desember tanggal 1

Beberapa hari belakangan aku kacau sekali,, paling parah tadi pagi: aku sudah bangun sejak jam empat dan mandi pagi jam setengah delapan,, sebab hari ini aku masuk kerja jam 9. Kupikir rentang waktu tersebut sudah cukup untuk mengumpulkan kesadaran yang diperlukan untuk terjaga.. setelah sebelumnya menyuci pakaian dan menyetrika baju yang sudah kucuci kemaren. Kutenteng keranjang sabunku menuju kamar mandi, dan ritual yang setiap pagi kulakukan dimulai. Aku tersadar ketika busa dari bath sponge yang kugunakan tidak seperti biasa, kali ini busanya lebih kecil dan licin sekali dikulit, kesadaranku mulai terisi penuh ketika mencium baunya,, yaph.. aku bukannya menuangkan sabun cair pink milikku malah menuangkan shampo biru yang jelas-jelas kemasannya berbeda.

Sampai di kantor, aku langsung keruangan.. sedikit redup sebab diluar hujan mulai turun perlahan. Duduk sendirian dibelakang meja tanpa melakukan apapun, aku blank.. hingga seseorang mengetuk pintu, “kenapa lampunya tidak dinyalakan kak?” sapa OB tersebut dan menunggu reaksiku. “heh?? Ada lampu ya?” tanggapan paling konyol yang harusnya tidak kusampaikan. Si OB terdiam dan menekan saklar,, “ada kak” jawabnya tidak kalah polos.

Tidak lama berselang, beberapa teman kerja mulai berdatangan.. salah seorang bertanya penasaran, “hey.. apa yang kamu lakukan disini hari ini? Bukankah harusnya kamu di cabang Sutomo?” aku mengerjap,, mengingat kembali jadwal kerjaku yang berpindah-pindah di empat lokasi cabang,, dan dia benar, jadwalku tidak disini.

Jarum jam di tanganku menunjukkan 10.10,, masih panjangkah hari ini?? 

kangen

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku…
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna luka telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api.
(diambil dari buku : EMPAT KUMPULAN SAJAK, karya RENDRA, penerbit Pustaka Jaya, cetakan kedelapan, tahun 2003)

:menua:

Mendekati angka seperempat abad, ah_aku sudah mulai tua ternyata, kalau saja dulu aku menikah selepas sekolah lanjutan tingkat atas, tentu anakku sudah tiga dengan jarak masing-masing dua tahun. Hahah_ jika saja memang seperti itu,, tentu lemak sudah tebal menumpuk diperut dan bagian tubuh lainku, wajah gembul dengan rambut dipotong pendek, dipotong pendek?? Ya_ tentu saja sebab setiap pagi aku akan sibuk dengan sarapan untuk suami, itupun kalau dia bekerja dengan jadwal tetap seperti pegawai negeri. Atau aku akan sibuk dengan rentetan pertanyaan anak pertama mengenai perlengkapan sekolahnya (dengan asumsi sudah kelas 1 SD),  anak kedua merengek minta perhatian dan anak ketiga menangis dengan nyaring kehausan, dan bapaknya masih bergelung dibawah selimut tipis dan lusuh. (ah.. imajinasiku terlalu berlebihankah?)

Tidak..tidak.. aku bersyukur hari ini masih bisa menikmati kesendirianku, meski akhir-akhir ini aku sudah harus berfikir untuk memilih pendamping hidup.  Akhir-akhir ini? Memilih? Ya_ sebab aku sudah mulai tua, dan diusia ini aku tidak lagi punya kesempatan untuk mencari, aku hanya harus memilih (sebelum akhirnya usiaku bertambah dan ikhlas untuk dipilih). Hahah_ sekali lagi aku berandai-andai, kalau saja aku masih belum menikah hingga 18 November tahun depan.. pasti senyumku mulai miring menanggapi pertanyaan dari keluarga, karib-kerabat, teman-teman, orang-orang yang telah berjasa untuk hidupku, dan kaum muslimin dan muslimat yang peduli dengan status ‘available’ku #jiaahhh.

Awal tahun ini, telah kutulis rencana menikah, tapi sepertinya penghapus yang kuserahkan pada-Nya dipergunakan dengan baik sehingga mendekati akhir tahun,, belum kutemukan tanggal yang tepat untuk rencana tersebut. Mengenai keinginanku setelah melewati usia 25 tahun-pun sudah kurancang dari sekarang dan tak lupa pula kuserahkan pada-Nya penghapus agar Dia bisa mengganti bagian-bagian yang tidak sesuai dengan hal-hal terbaik yang tentu sudah dipersiapkan-Nya untukku (bukankah Dia sesuai dengan persangkaan hamba-Nya *luv U Rabb)
n alhamdulillah ^^