L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

-tulang-

Nah.. cerita ini didapat dari kunjungan tanpa sengaja (sebenarnya disengaja sih) ke akun seorang teman,,

Katanya: 

Dimanakah dia yang akan menjadi Ibu dari Anak-anakku? Lautan mana yang harus ku selami? Gunung apa yang harus ku daki?J alan apa yang mesti ku telusuri
He..he.. lucu juga kalo kaum adam galau mengenai hal ini, biasanyakan yang galau dengan perkara ini keseringan kaum hawa karena mereka pasif à menunggu . Tunggu dan tunggu terus hingga ada yang datang dan berjanji dihadapan saksi sambil menggenggam tangan ayah/wali mereka. Kaum adam itu malah kebanyakan menunda dengan berbagai alasan karena ketika ‘transaksi’ itu terjadi (kabarnya) terasa amat berat.. gak usah dijabarin juga kita udah tahu bahwa tanggung jawab itu bukan Cuma dunia tapi termasuk akhirat, nah.. yang dipertanggungjawabkan juga bukan benda mati tapi benda hidup yang bengkok, yang kalo dikerasi bisa patah dan kalo dilembuti akan tetap bengkok. Benda hidup ini pun juga kadang keras kepala, punya maunya sendiri, punya keegoisan yang gak kalah tinggi, punya berbagai hal yang membuat kaum adam serasa dilema (atau problema?)  contohnya aja.. dia nangis waktu sedih, tapi dia juga nangis waktu senang. Atau Wajahnya memerah kalo marah, tapi juga memerah ketika dirayu.

Trus katanya lagi:

366 hari mencari tulang rusuk,

Wew.. lama nian dia mencari, bukankah itu berarti dia sudah melewatkan satu lebaran haji dan belum menemukan tulang rusuk tersebut. Pertanyaannya sekarang.. apa sesusah itu mencari tulang rusuk? Korban sapi, kambing or domba kan ada banyak.. kenapa membutuhkan 366 hari?? Hahaha..

Jika tulang rusuk yang dimaksud sebagai kiasan untuk sesosok insan yang bla..bla..bla.. untuk seorang perempuan yang bla..bla..bla.., maka selamat berjuang deh_ semoga segera menemukan ‘nun niswah’ mu teman,, 

:wujud kepedulian:

Ruang kerja.
Pintu terkuak dan seorang perempuan dengan jilbab lebar masuk sambil tersenyum dan berucap salam, rasanya aku mengenalnya dan sedikit ragu kusapa. “kak cinta?” Benar.. dia menoleh dan menatapku dengan pandangan tidak biasa, “eh.. iya, siapa ya?” aku menyebutkan nama dan pembicaraan berlanjut kemana-mana, tapi dapat kulihat bahwa dia masih menatapku dengan pandangan asing.. biarlah.. itu biasa.

**

“fitri..” teman lamaku tiba-tiba berteriak ketika kuangkat telpon darinya,
“aku tahu kamu rindu, tapi tak perlu sehisteris itu” jawabku kemudian.
“kamu..! aku dapat cerita dari kak cinta,, sependek apa jilbabmu sekarang?” pertanyaan menusuk yang akhirnya menyadarkanku arti dari tatapan asing milik kak cinta.
“jilbab??” aku pura-pura bingung.
“iya,, kak cinta bilang bahwa nyaris dia tidak mengenalimu karena jilbabmu sangat pendek sekarang” aku tertawa pelan..
“ghibah..!” satu kata dengan intonasi datar
“ha,.ha.. memang benar  bukan?” dia membela diri.
“karena benar itu makanya kukatakan ghibah, jika salah.. namanya fitnah” kembali tawanya terdengar.
“sudahlah.. akui saja, sependek apa jilbabmu sekarang??”.

**

“kak cinta” sapaku lagi ketika kali kedua bertemu dengannya diruang kerja.
“kakak ngomongin fitri ke dina ya?” kulihat sedikit terkejut diwajahnya
“iya.. jilbab fitri tambah pendek aja” jawabnya ringan
“ghibah lo kak..” ujarku sambil tersenyum dan wajah tidak senang segera tergambar.
“biarin.. kan memang benar jilbab fitri sekarang udah pendek sekali”
“he..he.. kak sejak kapan berjilbab syar’i” aku memutar topik, takut terjadi korsleting dari arus kami.
“alhamdulillah setelah melahirkan.. kak dapat hidayah, insyaallah akan kak jaga” wajahnya berseri .
Lagi, aku tersenyum.. entah perasa-ku terlalu sensitif menangkap ujung kalimat tersirat yang baru saja kudengar. Ya.. aku tidak tahu perkara mendapat hidayah, akupun tidak tahu perkara menjaga hidayah.. yang aku tahu adalah pemahaman agamaku masih teramat dangkal sehingga dosaku mungkin masih tinggi menggunung karena ketololan yang kuciptakan sendiri.

“jika tidak ingin dinilai oleh orang lain,, maka tinggal saja di Mars” ujar temanku ketika aku bercerita tentang kejadian itu. Dan dia benar.. selagi masih hidup di Bumi,, maka selagi itu pula penilaian orang lain itu tidak dapat dihindari sebab itu adalah wujud kepedulian yang mereka tampakkan.

puzzle 2


saat yang paling seru itu adalah libur, ketika aku bisa menghabiskan seharian di dalam kamar. Sebuah ruang kecil dengan dua jendela menghadap ke utara,, diluar anak-anak tengah berebut memanjat jambu dihalaman rumahku.. itu kebiasaan mereka ketika jambu tersebut berbuah. Siapa lagi yang akan memakannya kalau tidak mereka, sebab rumahku hanya diisi oleh ayah dan ibu serta kadang-kadang ada aku.

“assalamu’alaikum”.. sapaku ketika hape yang terletak diatas kasur berbunyi dengan nada yang sangat kukenal. “wa’alaikumussalam” jawabnya diseberang. Tanpa basa-basi aku langsung memberondongnya dengan pertanyaan dan tawa renyahnya terdengar. “aku bingung..” ucapnya setelah diam beberapa lama. “kenapa??” tanpa jeda aku bertanya.

“aku tidak tahu mengapa dia memilihku”,

“kenapa tidak bertanya??”

“sudah.. tapi jawabannya kurang memuaskan, aku yakin ada alasan lain”

“jika seseorang bisa menjelaskan kenapa dia mencintaimu.. berarti dia tidak mencintaimu,, dia hanya menyukai bayangan dirinya yang ada padamu”

Kudengar dia menghela nafas berat

“lalu ada masalah apa?”

 Dia kembali diam beberapa lama..

“tadi dia menelponku.. bicara panjang lebar mengenai hubungan kami, kau tahu bagaimana aku.. ketika pembahasan sudah mengenai masalah perasaan, selalu saja aku kehilangan kata-kata, perbendaharaanku menguap entah kemana..”

Aku mengangguk meski sebenarnya dia tidak melihat, aku memang mengenalnya sejak dulu.. jauh sebelum dia mengenal laki-laki itu, dia yang sepertinya ‘heboh’  sebenarnya selalu tak bisa menjelaskan apa yang dia rasa, selalu gagu untuk berucap segala hal mengenai dirinya dan perasaannya.

“jadi masalahnya apa?”

“dia meyakinkanku bahwa dia serius..”

“kenapa kamu malah bingung??” potongku cepat

“aku belum selesai..! belajarlah untuk tidak memotong pembicaraan”

Aku terkekeh sendiri menyadari kesalahan fatal yang kubuat,,

“maaf..”

“dia meyakinkan bahwa dia memang serius, tapi hingga dia datang kerumah dan menemui orang tuaku.. kami masih belum ada ikatan apa-apa, kami tidak perlu saling menunggu, jika ada orang lain yang melamarku sebelum dia datang,, aku memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan apapun”

“lalu?”

 “aku diam, tidak tahu harus menanggapi seperti apa,, berbagai kemungkinan beterbangan dalam kepalaku.. tentang dia yang tiba-tiba ragu dengan tawaran kemaren, tentang dia yang sepertinya mengikhlaskanku untuk bersama orang lain, dan tentang banyak hal yang sebenarnya berasal dari sisi keperempuananku”

“ya.. bukankah memang perempuan lebih mengedepankan perasaaan ketimbang logika” aku setuju

“benar, itu sebabnya aku tidak berani mengambil kesimpulan dari pembicaraan kami, aku butuh sudut pandang lain”

“menurutku.. dia serius, meski aku tidak terlalu mengenalnya. Sependek yang kutahu, dia cukup hati-hati dalam berbicara, jadi tidak mungkin dia bergurau dalam hal ini, tidak mungkin dia menjerat dirinya sendiri.. tidak, setahuku dia bukan tipe seperti itu”

Hening sejenak

“tanpa ikatan, tak perlu menunggu, dan apapun bahasa lain yang dipakainya,, kupikir untuk kebaikanmu juga. Dan memang seharusnya seperti itu bukan? Satu-satunya ikatan yang mungkin itu cuma pernikahan,, kecuali kamu ingin pacaran atau tunangan bertahun-tahun”

“hm.. ya sih”

“bukan ya sih, tapi memang iya,, ketika nanti ada orang yang lebih baik datang melamarmu, kamu bisa bebas menentukan dan memilih sebab belum ada ikatan resmi dan syar’i yang mengikatmu. Kemudian, jika rencana yang kalian buat tidak sesuai dengan rencana-Nya maka kamu tidak akan merasa bersalah sebab berhenti menunggu, dan diapun tidak merasa kecewa karena kamu berhenti menunggu. Tapi kudo’akan agar semua berjalan baik”

“hm.. terimakasih”

“yakinlah.. jodoh itu tidak akan pernah tertukar” ujarku mengulang kalimat yang sama entah sudah berapa kali pada orang yang berbeda, “jika kamu memang tulang rusuknya, maka kamu akan kembali padanya”

“he.. kalimatmu mirip dengan kalimatnya tadi ketika aku bingung harus memberi tanggapan seperti apa”

“he..he.. let it flow” ujarku mengakhiri

hahaha..ternyata aku cukup bijak dalam perkara ini.
ayo,, siapa lagi yang mau curhat??

puzzle 1

Aku bingung bagaimana caranya mengawali cerita, hari ini terlalu berbeda. Pagi setiba dikantor,, rutinitas jari telunjukku menunaikan tugas pertamanya di scanfinger, Kemudian koran giliran kedua.. sesaat setelah headline kubaca terdengar bunyi dari laptop bahwa ada pesan mendarat di inbox. Sedikit rasa penasaran pada seseorang yang terlalu bersemangat mengirimiku pesan diminggu pagi.

“saya punya kisah” singkat isi pesan itu, dan aku segera tahu bahwa teman baikku itu ingin berbagi, “ya.. kisah apa yang kamu punya?” lekas kujawab dan tak lama terdengar lagi bunyi yang sama untuk kedua kalinya..

“dia,, menawariku jadi istrinya”, wajahku merona.. teman baikku ditawari dengan sesederhana itu, “aku sudah baca judulnya,, dapatkah kutahu lebih lanjut bagaimana isinya?”, kali ini entah karena didampingi oleh rasa penasaran.. cukup lama aku menunggu pesan darinya,, koran yang tadi kubuka segera kulipat kembali,, ada yang lebih menarik dari pada tulisan si kuli tinta.

“sudah dua kali dia mengajukan pertanyaan serupa dan kutanggapi dengan bercanda sebab tak pernah terpikirkan bahwa dia akan serius dengan kalimat sesederhana itu, sungguh berbeda dengan inginku selama ini,, bahwa seseorang  yang nanti meminta kesediaanku haruslah punya cara yang indah, punya rangkaian kata-kata yang manis untuk dikenang ketika sudah berumah tangga” pesan selanjutnya yang segera kutanggapi dengan satu kata “lalu?”.. “kali ketiga dia bertanya, aku mulai curiga.. apa memang dia serius dengan kalimat-kalimat itu sehingga kubalikkan pertanyaan serupa ‘apa abang mau jadi suamiku?’ dan segera dijawab dengan satu kata yang aku yakin kamu sudah bisa menebaknya. Tahu apa yang kurasa? Panik.. tentu saja, dia yang selama ini terlalu sering kurepotkan malah menawarkan diri lebih lanjut untuk selalu kurepotkan, dia yang selama ini dikenal tidak terlalu banyak bicara sekarang menawarkan diri menjadi pendengar omelanku yang tak kunjung berujung”

 Aku tertawa membaca ceritanya,, “lalu?” masih kata yang sama,, “aku ingat bahwa Rasulullah mempermudah urusan ini, maka aku tak punya hak membuatnya terlihat rumit..” terlalu singkat jawaban yang kuterima, “lalu??” waktu berjalan dengan pelan dan pesannya tak kunjung hadir. BUZZ, berusaha mengingatkannya bahwa aku menunggu namun tak ada respon, BUZZ lagi dan lagi hingga dia datang dan berkata “apa kamu tak punya kata selain ‘lalu’??” aku terkekeh sendiri menyadari bahwa temanku ini masih mudah emosi, “calmdown,, aku penasaran dan tak punya kata lain untuk mengekspresikannya” balasku cepat, “dan lagi.. mulailah untuk tidak pemarah” sambungku kemudian. “lalu.. tunggu saja kisahku selanjutnya, sebab akan ada banyak hal mengejutkan yang kubagi nanti”, “ayolah.. kalau kamu punya kisah itu hari ini,, kenapa harus ditunda hingga nanti??”, “hari ini cukup itu saja..he..he..”, rasanya aku mendengar tawa kemenangan miliknya karena telah membawaku dalam rasa ingin tahu yang tinggi. Phufft.. aku diam_ percuma memaksanya berbicara karena sejauh ini aku tak pernah berhasil melakukannya. Setidaknya pagi ini aku tahu bahwa satu persatu temanku tengah melangkah untuk menggenapkan separuh agamanya.
 

cerita senja

Adzan berkumandang ketika aku melewati sebuah sepeda besar yang dipajang di tepi jalan. Entah milik siapa sepeda itu dan entah untuk apa digantung disana..

tujuanku kali ini bukan untuk berwisata atau sekedar jalan-jalan, tapi aku kesini untuk belajar dan mengajar.. belajar banyak hal dari apapun yang kutemui di kota ini dan mengajar ilmu ekonomi yang sedikit kupunya. SMA itu berada di payakumbuh utara, dengan lingkungan yang asri dan dikelilingi oleh beberapa pohon kelapa, ini pertama kali kulihat kelapa yang dilubangi tupai tapi masih erat di tandannya, pertama kali juga kaca jendela kelasku ditabrak burung yang akhirnya balik kanan dengan wajah merah.. he..he.. ini serius,, siang itu aku tengah menjelaskan tentang siklus akuntansi perusahaan dagang ketika tiba-tiba kaca jendela kelas seperti dilempar, bergegas kumelongokkan kepala keluar dan kulihat seekar burung bersiap-siap terbang lagi dengan lemah, “biaso nyo kak, buruang tu alun kenal jo kaco” dan seisi kelas riuh tertawa. Dan pertama kali juga aku harus berfikir keras ketika menanggapi pertanyaan muridku,, bukan karena aku tidak tau jawabannya tapi karena aku tidak tau apa yang dia tanyakan.. ‘bahasa tanpa jeda dengan intonasi khas’ membuat kelasku kembali tertawa ketika kusampaikan bahwa alangkah lebih baik jika kita menyamakan bahasa.

Di kelasku ada tujuh murid, dua diantaranya perempuan. Mereka pintar, lucu dan seru.. ada azizi,, murid lelaki yang bertubuh tambun. Tidak pernah mencatat tapi selalu semangat menanggapi pertanyaanku (dengan ‘bahasa tanpa jeda dengan intonasi khas’).  ada arif,, kinestetik, Jangan terlalu berharap dia akan duduk manis dan mendengarkan penjelasan. Ada waluyo,,  aku yakin golongan darahnya A sebab selalu mengambil tempat duduk di dekat dinding. Ada Budi,, yang selalu tersenyum dalam situasi apapun, dia yang bercita-cita ingin bekerja diperusahaan gas di aceh. Murid laki-laki terakhir bernama Dari, menyimak hanya jika berkaitan dengan angka-angka, jangan bertanya tentang teori-teori pendapatan nasional,, tapi beri dia soal berupa angka-angka mengenai pendapatan nasional maka dengan cepat dia akan menyelesaikannya. Dua gadis dikelasku: Dina dan Cece,, heboh_seru dan cerdas.

Menjelang petang.. kutingggalkan sekolah untuk kembali ke kota padang.. kota dimana beberapa hari belakangan terjadi kelangkaan BBM. “mau beli minum dulu kak?” tawar adri dan aku segera mengangguk.. mobil kami merapat di sebuah kedai kecil ditepi jalan, “disini ada capuccino keju lho kak” ujarnya antusias, “ada sate pisang juga ya?” retorisku ketika melihat menu yang tersedia. Tidak lama kami berhenti sebab kami harus segera pulang kepadang. Coba tebak berapa satu tusuk sate pisang crispy, dengan margarin, meses coklat, susu coklat, parutan keju, dll itu dihargai disini?? Rp 2.000,- hahaha.. gak nyangka semurah itu. Kemudian tebak lagi berapa cappucino cincau dengan parutan keju dkk itu dijual disini?? yuph.. Rp 3.000 saja.

 “penjual itu nyari untung atau cuma cari pahala dengan derma??” pikirku sendiri sebab biaya produksinya saja kutaksir melebihi harga jual,, tapi entahlah_ nyatanya si penjual masih betah dengan dagangannya dan tidak merasa rugi dengan harga jual tersebut. phufft.. sudahlah_ aku lelah, istirahat sejenak hingga sampai di kota bengkuang.

Sisi Positif dari Setan

1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh dalam menggapai sesuatu.

2. Kreatif
Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggoda manusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas. Kebanyakan dari manusia selalu ingin mendapatkan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, padahal cara instan tersebut bisa merugikan orang lain. Yang Haram dianggap menjadi hal yang wajar(Halal)

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bermusuhan, membunuh dan menyakiti.

5. Jenius
Setan itu paling pintar otaknya dalam mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat, tidak mau menciptakan ide-ide baru.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, tidak dibayar tidak akan dilakukan. Materi seharusnya bukanlah hal yang terpenting dalam hidup ini! Harusnya kita saling membantu kepada sesama umat manusia.

7. Suka berteman dan kompak
Setan adalah mahluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih memilih mementingkan diri-sendiri dan egois. Manusia dalam mengerjakan sesuatu cenderung ingin menonjolkan kemampuannya sendiri dibanding bekerja sama dengan orang lain.