L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

aku ini tulang rusuk siapa?

Aku ini tulang rusuk siapa? Pertanyaan menggelitik yang tiba-tiba mengambang diotakku sore ini..
benar juga ya..seumur-umur belum pernah kutahu tulang rusuk siapa yang berhasil menjelma menjadi perempuan cantik sepertiku (gdubrak..boleh dong narcis). Hm,,berawal dari rasa penasaran itu, kucari cara untuk tahu siapakah pemuda tampan yang beruntung mendapatkan kembali tulang rusuk bengkoknya yang telah berubah jelita (he..he,, narcis lagi).
Oya..sebelumnya, perkenalkan namaku tupin, sedikit unik untuk gadis seusiaku. Entahlah..aku juga bingung kenapa teman-teman gemar membaca.. Oops..maksudku kenapa teman-teman suka memanggilku tupin padahal aku tidak seimut upin-ipin apalagi semenarik dolphin. Hm..tapi biarlah, aku suka dan berterima kasih saja atas panggilan sayang mereka. Perkenalan cukup sampai disini sebab selanjutnya izinkan kuperkenalkan kisah indahku pada kalian (catatan: indah itu relative kawan..!)

Dia seorang mahasiswa, satu tingkat diatasku.. ‘mempesona’ itu penilaian awal dariku  tapi selanjutnya..aku mulai curiga bahwa dia seorang pencuri ulung sebab tak kutemukan lagi hatiku diposisi semula. (jangan berfikir bahwa ini kejahatan pencurian organ). Kecurigaanku mulai bertambah ketika dia berhasil mencuri pusat perhatian diseluruh neuronku. analisaku..dia baik (sepertiku) dia juga keren (cocok sekali denganku), pintar (sama persis denganku), alim (menyerupaiku)..sehingga aku kini benar-benar curiga bahwa aku memang tulang rusuknya. Maka suatu kali kusempatkan untuk berbincang dengannya (lebih tepatnya meminta kesempatan) sekedar untuk memperkenalkan diri agar dia segera sadar bahwa akulah tulang rusuknya yang terpisah sekian tahun lamanya. Beberapa detik pertama aku sadar bahwa dia tidak keren tapi benar-benar keren, menit selanjutnya aku sadar bahwa dia terlalu baik, beberapa jam kemudian (kesadaranku sedikit lama untuk hal ini) dia lumayan pintar. Dan beberapa hari kemudian (sulit bagiku untuk menyadarinya) bahwa dia tidak sealim yang kukira. Sekarang aku tidak curiga lagi..sebab logikanya..tidak mungkin satu organ (tulang rusuk) shalat sedangkan organ-organ lain tidak shalat. tidak mungkin satu organ puasa sunat sedangkan organ-organ lain kekenyangan. Tidak mungkin satu organ qiyamul lail sedangkan organ-organ lain pulas tertidur.
Hm..sekarang aku tahu dari tulang rusuk siapa aku dicipta, dari tulang rusuk seorang adam yang merupakan belahan pribadiku.. baiklah, aku akan menjaga diriku agar belahan diriku juga terjaga. Aku akan merawat hatiku agar belahan hatiku juga terawat sempurna. Aku akan mendidik sikapku agar belahan sikapku juga terdidik. Aku akan ... aku akan ...
He..he.. Tunggu tulang rusukmu kembali ya.. 

lelaki berwarna gelap

“Aku suka cowok yang berwarna gelap..” tuturku membuka halaman buku 6 tahun yang lalu, dia mendelik dengan bibir membentuk huruf O tak sempurna, “seperti umar yang meminta diberi seorang bidadari hitam manis??? lalu mengapa dulu kau putuskan hubungan dengannya?” hm,,,aku menghela nafas berat “aku masih suka dia, tapi ikatan rapuh itu tak mungkin kulanjutkan” jawabku lemah.. “karena kau memilih ikut ekstra Rohis??”
1 september 2004,
“kalau aku jadi pacarmu..boleh?” sepenggal kalimat itu membuat waktu sore seolah berhenti. aku masih baru memakai seragam abu-abu tapi seorang lelaki juga baru saja memperkenalkanku pada kehidupan yang kabarnya tak lepas dari seragam ini. takut, malu-malu, cemas dan rasa lain yang tak kumengerti bercampur aduk diudara dan tanpa suara aku meninggalkannya.. terlihat bodoh tapi biar saja, aku masih ragu untuk mengeja keadaan baru yang seolah memberi kebebasan lebih dari yang kubutuh, aku berani menjamin bahwa teman-teman baruku disini akan tertawa jika aku berkata merindukan sekolah ku yang dulu, sekolah yang punya agenda wajib shalat dzuhur berjamaah, sekolah yang terletak jauh dari kebisingan kendaraan, sekolah yang punya 17 mata pelajaran dan sekolah yang mengajarkanku untuk berani berbicara didepan berpasang-pasang mata dalam kegiatan muhadharah pada jum’at pagi. Dan kini, sore ini, aku bergegas meninggalkannya didepan gerbang sekolah baruku yang penuh debu kendaraan, yang disesaki oleh bising angkutan kota meneriaki penumpang, ditambah lagi ‘bendi’ yang lalu lalang. Sungguh, ini adalah hari bersejarah dalam hidupku karena untuk pertama kalinya aku diserang sebentuk rasa yang tak kumengerti pada seorang lelaki, rasa yang membuatku tertunduk malu ketika ditanyai ‘ada apa’ oleh ibu.. rasa yang membuatku membuntuti ayah untuk sekedar bertanya lebih banyak tentang ‘laki-laki’.
Esoknya, kudapati lagi dia berdiri didepan gerbang sekolah dengan sebuah bungkusan besar ditangannya, sekali lagi aku merindukan sekolahku yang dulu..yang dikelilingi sawah-sawah penduduk sehingga bisa pulang lewat pematang mana saja. Berbeda dengan sekolah ini yang Cuma punya satu gerbang keluar yang diawasi satpam jadi aku tak punya pilihan lain selain melewati gerbang itu dan bertemu dengannya, “hai” sapanya kaku, “boleh kuantar pulang?” lidahku terasa kelu jadi kujawab dengan gelengan “boleh kuantar sampai petak?” (petak adalah tempat mobil angkutan kearah kampungku) dan aku mengangguk..
Hening.. sepanjang perjalanan aku tak bersuara dan diapun tak berbicara tapi ketika hampir sampai dipetak, dia berhenti “aku punya sesuatu untukmu..”ujarnya menyodorkan bungkusan besar ditangannya, “apa?” suaraku akhirnya keluar “aku tahu, mungkin aku belum boleh jadi pacarmu, tapi aku ingin kau menyimpan ini untukku”. Aku diam..tak beranjak namun juga tak menerima bungkusan itu, “aku hanya ingin jadi seseorang yang pernah ada dihatimu, jadi jika belum dijawab..sejak kemaren, hari ini dan nanti aku akan terus bertanya, kalau aku jadi pacarmu, boleh?”
Ibu tersenyum melihatku mengeluarkan ‘hati’ itu dari bungkusan, beludrunya lembut dengan perpaduan antara pink dan merah jambu, dan ini ukuran hati terbesar yang pernah kutemui “dari siapa?” pertanyaan retoris ibu membuat pipiku merona, dan sore itu juga mereka tahu bahwa aku menjawab ‘boleh’ sebelum berangkat pulang.
Hari ini tanggal 2 september 2004 dan akan selalu kukenang.
“hei…apa karena kau ikut Rohis?” kembali dia mengusikku yang tengah membaca lembaran dihalaman buku itu, “entahlah” jawabku singkat.

22 september 2004,
Hari ini aku menemuinya lagi, sosok yang sungguh telah menjelma dengan sangat jelas disetiap hariku. “aku ingin semua berakhir hari ini” kalimat yang sudah kususun semenjak berangkat kesekolah dan berusaha kuucapkan dengan intonasi tegas itu berubah pilu dimatanya, baru kali kulihat sendu menggelayut diwajahnya “kenapa?” kalimat sederhana itu tak mampu kujawab meski sepanjang pelajaran dikelas tadi aku sudah menghafal alasan-alasan yang hendak kuberi, “apa aku ada salah?” tambahnya lagi, “aku minta maaf” tuturku menyodorkan bungkusan besar yang 20 hari lalu diberinya untukku. Dan tanpa suara aku meninggalkannya, aku tahu betapa kejamnya aku sore ini padanya, pada seorang lelaki yang sudah 20 hari menemaniku, yang begitu sabar menungguiku pulang sekolah hanya untuk berkata bahwa dia tak bisa mengantarku kepetak karena rapat pramuka juga tengah menunggunya, yang tulus menyayangi dengan segala tingkah anehku, yang menghormatiku sehingga tak pernah mau menyentuh tanganku, yang memintaku menunggunya membelikan payung agar aku tidak kehujanan.. dan aku juga tahu.. betapa egoisnya aku mengakhiri semua ini tanpa alasan yang bisa kujelaskan.
Hari ini tanggal 22 september2004, kulukai hati seseorang yang kusukai.
“Lalu karena apa?” tanyanya lagi

01 oktober2004
Delapan hari aku tak bertemu dengannya tapi sebelum jum’at tadi aku sempat bertemu dengan temannya yang bergegas kemesjid, kulihat pancaran benci dari matanya.. sehingga aku tak banyak bicara, dia menyuruhku menunggunya jam 2 didepan sekolah maka itu yang kulakukan saat ini, menunggu teman mantan pacarku didepan sekolah yang berjarak 200 meter dari mesjid. “kenapa kalian putus?” aku benar-benar terkejut dengan hadirnya tapi segera aku menguasai diri “apa itu sebabnya aku diminta menunggu?” tanyaku balik dan dia mengangguk “aku memang bukan siapa-siapa dalam hubungan kalian, tapi aku tahu semua yang terjadi dalam hubungan itu” aku menghela nafas berat “bagaimana keadaannya?” kulihat dia tersenyum “apa pedulimu?” aku diam karena rasanya tak perlu kujawab “dia tidak masuk sekolah semenjak hari kamis” lanjutnya lagi. Kamis? Berarti sehari setelah aku memutuskan hubungan itu “dan kurasa, kau bertanggung jawab atas keadaan ini” dia menatapku tajam, aku menunduk “kenapa kalian putus?” tanyanya lagi dengan intonasi penekanan “aku hanya tak ingin berbohong pada diri sendiri dan aku lebih tak ingin membohonginya” jawabku pelan “aku tahu kalian tidak sedang berbohong dengan perasaan masing-masing” potongnya “dengarkan.. mungkin sedikit aneh tapi itulah alasannya..” dia bergeming “aku tak ingin berbohong pada diri sendiri dengan mengatakan bahwa dia adalah jodohku, terlalu dini berbicara tentang pernikahan maka sebaiknya kujaga hatiku dan diriku untuk seseorang yang memang adalah orang yang ditakdirkan untukku, aku lebih tak ingin membohonginya dengan berkorban banyak untuk perempuan yang belum pasti akan menjadi miliknya” kalimat itu baru saja kudapat dari forum An-Nissa tadi, dia mengangguk dan kuharap menandakan bahwa dia paham “aku mengerti tapi dia mungkin tidak akan terima alasan ini” dia melunak.. tak sia-sia dia pernah sekolah pesantren (mantan pacarku pernah bercerita sedikit tentang sahabatnya ini) “aku juga tak ingin dia tahu alasan ini”gumamku “karena biarlah dia tahu bahwa aku memutuskan hubungan ini tanpa alasan dan biarlah dia berfikir bahwa aku tak benar-benar menyukainya” dia mengangguk “aku salah menilaimu, maaf..” ujarnya kemudian “dan kuharap hatimu memang benar-benar terjaga setelah ini karena kau akan sangat menyesal melepaskannya jika alasan itu tak bisa kau lakukan” tambahnya sambil beranjak pergi.
Hari ini tanggal 01 oktober 2004, mulai kujaga hatiku untuk seseorang yang ditakdirkan untukku.
“hei…kenapa dulu kau putuskan dia? Bukankah kau suka cowok berkulit gelap?” kali ini dia memutar duduk, pertanda bahwa dia benar-benar ingin tahu “karena aku menyukainya” jawabku sembari menutup diary SMK yang kutemukan siang ini. Sempat kulihat wajah tak puas sahabatku ketika dia kutinggal untuk berwudhu.

2007

Bismillah
Tahun empat,, begitu cepatnya waktu berlalu hingga ternyata kita telah jadi mahasiswa tertua dikalender akademik..
Ingat gak waktu kita desak-desakan ngurus kuliah untuk pertama kalinya, antri sepanjang-panjangnya untuk ngambil buku petunjuk. Setelah itu ngantri lagi ngambil foto untuk kartu pustaka n KTM, ngukur almamater, ngisi KRS yang tak satupun kita tahu tentang mata kuliah.. belum lagi nyari pembimbing akademik (PA) yang dengar namanya aja masih asing..
Dan hari ini,,adalah tahun keempat nama kita tercatat sebagai mahasiswa.
Padahal masih banyak hal yang belum kita mengerti dan masih banyak pengalaman yang belum kita dapat.. coba pikir, berapa banyak pertanyaan junior yang kita tak tahu jawabannya padahal masih tentang perkuliahan, berapa banyak pengetahuan kita yang bisa dibawa ketengah masyarakat dengan pengalaman yang masih sedikit ini padahal tak lama lagi kita tidak akan bergelar mahasiswa..
Dan saat ini, nikmatilah menjadi orang yang nyaris berangkat dari bangku kuliah, nyaris tak meninggalkan apa-apa untuk dikenang, dan nyaris terlupakan beberapa tahun kemudian..
Rasanya tanggal 3 september 2007 masih belum lama, ketika kita dijemur dipanas jam delapan saat pembukaan PKMB dan kemudian mengenal panitia senior dengan segala ulah cari perhatian mereka, dihukum dan dibentak-bentak oleh sigendut yang sampai sekarang nama aslinya belum dikenal, atau disuruh ngesot karena terlambat dan berbagai macam hukuman aneh lain yang rasanya nggak mendidik,, diancam untuk berenang di ‘sungai gangga’ yang mengalir disamping fakultas karena ada yang ngaduin senior pada dosen (dan sampai sekarang masih belum pasti apakah alasan itu benar).. jika sungai gangga di India adalah sungai yang suci maka sungai ini adalah antonimnya.
Ah…PKMB, memang masa pengenalan kampus seperti kepanjangannya, masa dimana kita mengenal bahwa ternyata kehidupan kampus itu tidak ramah, kehidupan yang jauh dari kata-kata terpelajar.. bahkan bisa dikatakan ‘mengenaskan’ ketika diakhir rangkaian acara, kita disuruh membuat surat cinta untuk senior bersama sebungkus coklat,, apa maksudnya setelah PKMB berakhir..kita memulai lagi sebuah hubungan sebagai kelanjutan dari surat cinta ketika penutupan..???
Tapi ada juga kejadian indah diawal perkuliahan.. dimana kita berkenalan hampir lima kali sehingga pada kali keenam.. kita tak lagi berani menyodorkan tangan untuk bertanya siapa namanya karena lupa.. dimana kita sok kenal sambil bertanya tugas padahal namanya saja belum tereja oleh memori.. dimana kita permisi masuk kelas karena terlambat padahal sebenarnya kelas kita belum dimulai sehingga dengan wajah merah padam tersenyum pada dosen dan berbalik kepintu keluar.. saling tukaran nomor hape dan ketika bertemu kembali..salah seorang menyodorkan tangan sambil menyebut namanya.. saling sapa ketika berjumpa padahal tidak saling mengenal nama.. membawa-bawa denah lokasi kampus, berlari-lari ketika pergantian jam tidak menyisakan waktu untuk pindah kelas dari sudut pembangunan ke pojok MKU. Dan banyak lagi kisah indah lain dalam memori masing-masing kita..
Kawan…jika hari wisuda kita tiba,, maka saat itu mari tanam rindu disini, diparkiran tempat kita melingkari pohon besar, ditaman yang ‘rindang’, disepanjang koridor fakultas, disudut pembangunan, dipojok MKU, kelas darurat, kelas GN yang membuat kita merasa menjadi satu dari lascar pelangi, dimushalla fakultas, di D89, dibelakang rektorat ketika cabut dari kelas ‘rebonding’, dan yang pasti di al-azhar.. mesjid kita menghabiskan semester dengan responsi agama..
Kawan..jika hari wisuda kita tiba,,maka ukirlah nama kita disini, disepanjang langkah kebersamaan yang akan kita kenang sebagai keindahan, meski kita tak mendapat semua yang kita inginkan tapi kita mendapatkan semua yang kita butuh..