L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

Anak Padi


Bismillah..


Kurasa ini keputusan terbesar dalam hidupku, memilih untuk pindah ke sebuah kota asing bersama seorang lelaki asing dalam hitungan tidak genap satu purnama kedepan.. Tidak satupun dan seorangpun yang kukenal disana kecuali dia, tentu saja.

Sejatinya tidak menjadi soal seberapa lama kami saling mengenal, tetap saja ini keputusan besar untukku, memilih untuk mempercayai seorang asing yang aku diwajibkan patuh: yang ridhanya akan menjadi kunci dari ridha Allah. Aku tidak tahu apa dia akan menyayangiku sebaik ayah, apa dia akan melindungiku sebaik kakak-kakakku dan apa dia bisa menjadi sebaik ibu.. Ah,, tapi tidak_ kubuang segera pikiran itu jauh. Dia tidak akan menjadi sebaik ayah, ibu atau kakak-kakakku, dia akan menjadi satu-satunya imam terbaikku.

**


Suatu kali, aku berjalan di pematang sawah bersama ayah, menikmati hijaunya daun muda dari anak-anak padi yang baru tumbuh, ada butiran embun pucuknya.

“inilah keluarga” ujar ayah tanpa menghentikan langkah.

“keluarga yah?” ulangku memastikan.

“ya,, anak padi baru itu adalah anak-anak yang menyejukkan pandangan mata” ujar beliau

“jika begitu, artinya tidak lama lagi dia akan menjadi anak-anak padi yang terpisah satu dengan yang lain ditengah sawah” aku tidak setuju

“benar, itulah hidup nak, rasanya memang berat untuk pindah.. mereka akan berteriak dan tersedu ketika tangan petani mencabuti mereka dari tempat pembenihan, mereka takut pada tempat baru yang akan mereka tempati, apa akan senyaman tempat pertama mereka tumbuh” ayah tersenyum

“mereka tidak tahu bahwa petani telah menyiapkan segalanya dengan begitu rapi, tempat pindah mereka adalah sebaik-baik tempat yang disediakan petani, dengan pengairan yang cukup, dengan tanah yang lembut untuk akar-akar baru mereka, pun dengan pupuk terbaik yang dia punya”

Aku mendengarkan sambil terus mengikuti langkah ayah

“ketika hari perpisahan, tangan petani dengan cekatan membagi mereka, menempatkan mereka dengan jarak yang tepat, si anak padi masih terus menangis.. merasakan angin yang mulai tidak ramah menggoyang daun mereka, yang artinya jika tidak buru-buru menancapkan akar maka dia akan tumbang. Hari demi hari si anak padi lelah menangis lalu berbenah, hidupnya tidak akan berubah dengan kesedihan berkepanjangan, si anak padi mulai merasakan angin yang ramah menggoyang daun-daunnya yang kini sudah hijau sempurna, menikmati embun yangmenyapanya setiap pagi, dan melihat petani dengan pandangan mengerti bahwa si petani tidak sedang menganiayanya, toh setiap hari petani memperhatikannya, mencukupkan airnya, memenuhi makanannya dan membersihakan rumput liar yang tumbuh disekitarnya”

Aku tertegun, mengambil kesimpulan dari cerita ayah.

“coba lihat anak padi yang bertahan di tempat pertama dia di semai, berbuahkah?”

Aku menggeleng, jangankan berbuah,, si anak padi malah menguning

Ayah tersenyum “jangan pernah bosan belajar dari hidup.  Ayah seorang petani, tidak punya cerita hebat atau petuah dengan kalimat yang bagus, tapi sekali lagi nak, jangan pernah bosan belajar dari kehidupan sebab ayat-ayatnya tidak hanya berada di al-qur’an”

Aku paham bahwa ayah tengah menyisipkan kekuatan dengan cara beliau sendiri padaku. Baiklah yah, Aku yakin Dia juga telah menyiapkan tempat pindah baru untuk anak padimu ini, yang cukup air, cukup pupuk dan cocok untuk akar baruku yang lunak.