L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

IUMM (part 1)


Saudaraku telah lama waktu memisahkan, menyeleksi kita untuk menjadi makhluk yang berbeda,, tidak seperti masa-masa itu, kini tak lagi kutemui binarku di matamu, namun tidak mustahil jika kucoba mengumpul rasa yang tersisa, sekedar menjawab tanya yang sempat mengambang meski segera kutapik..Masih kah engkau mengingatiku? Jujurku, semenjak pertama mengenalmu.. ada rasa lain yang segera kubangun, rasa yang mengantarkanku pada asa yang selalu kupupuk, sebuah karya indah tentang gambaran kita dua, tiga tahun mendatang, tapi itu dulu…ketika aku masih selau hadir di setiap minggumu, kini..masihkah boleh aku mengharapkanmu? Saudaraku, aku masih ingat ketika pertama kali aku hadir di D98, engkau sambut aku dengan senyum dan takbir.. aku suka itu, aku suka semua tentang kita, tentang buku ta’arufan yang tak seharusnya ada, tentang rencana foto bersama, dan beberapa rencana lain yang sampai kini masih belum sempat kita laksanakan. Lalu.. masihkah ada kesempatanku itu?
Aku tahu, amanah pertama ketika sampai di kota Bengkuang adalah kuliah, tapi betapa senangnya hatiku ketika menyadari engkau ada untukku, berlebihankah? Kurasa tidak…karena memang, aku bisa merasakan hatimu sebenarnya ada dan selalu ada untukku, percayalah..amanah pertama yang engkau emban tak akan kuganggu karena kuhargai itu..tapi, bolehkah kuragukan perhatianmu untukku?
Direntang waktu yang tidak sebentar itu tiba-tiba kudapati semua tak lagi seperti biasa, tak ada lagi ikatan indah yang dulu membentuk dan menyambutku ketika pertama mahasiswa FE 2007 menginjakkan kakinya di Universitas, tak kudapati lagi semangat kita yang meletup ketika menyusun sebuah nama yang membuat asa baru di Fakultas lain menjadi bertunas, IUMM adalah namaku yang sempat membuat kita menjadi pelopor sebuah ikatan ukhuwah yang indah.., tidakkah engkau rindukanku?

IUMM (part 2)


“…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah…”

Karena kumpulan kata itu yang selalu kupegang maka sampai hari ini aku masih berharap, meski telah beberapa bulan berlalu tanpa ada kepastian darimu. Maka hari ini tolong sempatkan untuk menjawab.., jika harap ini kuhentikan terhadapmu, boleh?

Saudaraku, tahukah engkau.., ternyata 24 jam setelah bercerita tentang kisahku, asa ini langsung bertunas karena kulihat ada seorang saudari yang menyetujuinya, seminggu kemudian beberapa saudara juga ikut menanggapi keluhku dan asa itu mulai berbunga, tapi hanya sampai disana.., hari berlalu tanpa ada ‘air’ yang mengalir untuk akarku, dan ‘awan’ yang kutunggu untuk mengotorisasi ‘hujan’ juga tak ada kabar, maka hari ini tolong sempatkan untuk menjawab.., jika harap ini kuhentikan terhadapmu, boleh?

Saudaraku, kita tak pernah tahu, kapan ‘awan’ yang sama akan kembali lagi.., kita tak pernah tahu, masihkah ia butuh ‘tiupan lemah’ untuk mengenalkannya pada luas angkasa seperti dulu. Kita tak pernah tahu, masihkah ada sedikit memori tentangku padanya. Dan bahkan, kita belum tahu, cara seperti apa yang bisa membuatnya peduli lagi.., jadi masihkah aku harus menunggu otorisasi ‘hujan’ darinya? Maka hari ini tolong sempatkan untuk menjawab.., jika harap ini kuhentikan terhadapmu, boleh?

Saudaraku, Mengapa menunggu ‘awan’ yang entah telah berkelana kemana dulu untuk mengairiku? Bukankah kita masih punya seorang ‘asap’ dan seorang ‘uap’ untuk mencipta hujan kecil? Ayolah, kita memang butuh dia tapi kita juga harus belajar berdiri dengan atau tanpa dia.., bukankah kita tahu betapa tingginya mobilitas ‘awan’ tersebut, betapa kencang angin membawanya untuk mengairi tempat lain, betapa terkadang sedikit petir membayang dari bongkahnya. Maka hari ini tolong sempatkan untuk menjawab.., jika harap ini kuhentikan terhadapmu, boleh?

Saudaraku, sebenarnya harap yang kugantung pada dinding langit amatlah sederhana, aku hanya ingin kita kembali ada, kita kembali bersama dalam rindang perdu di Fakultas, kita kembali berbaris dengan rapi sebelum benar-benar pergi keladang lain. Kita bisa berbagi banyak hal sesuai dengan lahan kita masing-masing, kita bisa bercerita tentang ‘ilmu’, tentang ‘seruan’, tentang ‘diplomasi’ dan tak lupa tentang ‘kita’ tentu saja. Maka hari ini tolong sempatkan untuk menjawab.., jika harap ini kuhentikan terhadapmu, boleh?