L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

:: umpan yang lezat ::

menjelang pergantian hari..

malam larut dalam nafas teratur mereka yang tertidur disebelahku, hari ini aku kecewa,, meski sahabatku pernah berkata bahwa kecewa itu jangan ditulis dan kalaupun hendak ditulis maka tulislah pada secarik kertas untuk kemudian diterbangkan bersama angin sore menuju laut. Ah.. sungguh hari ini aku berada diposisi yang tidak bisa dibilang nyaman. Aku tersudut, antara menolong dan menggolong. Entahlah.. aku bahkan tidak ingat bagaimana kisah ini bermula, tapi yang pasti kuingat.. kisah ini harus berakhir sekarang. Besok aku tidak ingin lagi berurusan dengan kisah cinta orang-orang dewasa yang rumit.. biar cintaku kelak sederhana saja, yang bermula dari pernikahan dan rehat sejenak pada nafas terakhir dan kemudian dilanjutkan lagi...

Aku bertemu dengannya siang itu, hari liburku. Kami habiskan hingga petang dengan bertukar cerita, sebenarnya bukan bertukar tapi aku lebih banyak mendengar kisahnya yang kupikir menyenangkan. Tak perlu dia tau kisah-kisah sederhana milikku, dia tak akan terkesan. Kali itu dia bercerita tentang seorang pria yang dipanggilnya uda. Senyumku tak lepas dari rona merah jambu diwajahnya, cinta tengah bermain dihatinya. Aku turut bahagia, meski tidak yakin bahwa bahagiaku sebahagia dia.

“kami break” ucapnya selang beberapa waktu kemudian,

“kenapa?” jelas terdengar intonasi-ku takpercaya

“aku ta’aruf dengan seorang laki-laki lain yang mungkin tidak perlu menjanjikan waktu 3 bulan” setengah tak percaya kudengar kalimat itu.

“apa uda kakak tau?” tanyaku hati-hati

“ya.. beliau tau dan mengizinkannya, sekian tahun aku menunggu.. masa harus menunggu lagi” renyah suaranya terdengar.

“apa tidak sebaiknya ditunggu kejelasannya? 3 bulan itu tidak lama..”

“itu lama..”

Aku diam

“dan sekarang aku tengah ta’aruf..” kembali dia bersuara.

***
Seminggu kemudian aku dikabari bahwa prosesnya berhenti dengan beberapa alasan dari pihak laki-laki. Ah,, aku kasihan mendapati niat sahabat baikku belum terwujud. Maka kutawarkan diri menjadi mediator dalam hubungannya dengan si uda yang sempat terputus beberapa lama. Sungguh aku tidak punya niat lain.

Kumulai komunikasi lewat pesan-pesan di jejaring sosial, hingga akhirnya beliau meminta nomor Hp-ku, keberatan awalnya tapi kembali niat kuluruskan.. bahwa ini semua demi sahabatku, seorang kakak yang banyak hal kupelajari darinya. Komunikasi berpindah ke pesan singkat. Misiku bermula, meski ditengah jalan aku sempat  hendak berhenti sebab beliau terkategori cerewet untuk ukuran teman laki-lakiku.. untuk apa bertanya banyak hal tentangku, hingga malah meragukan keseriusanku dalam berteman, tapi kembali niat kuluruskan lagi: Aku hanya akan berhenti ketika memang semua sudah jelas.

Siang itu,, ditempat kerja beliau menelponku, menjelaskan jawaban dari pertanyaan dasar mengapa hubungan ini bermula: “masihkah beliau mau melanjutkan hubungan dengan kakakku”. Beliau memilih kata dengan hati-hati, beretorika yang membuatku sedikit bosan..

“jadi intinya tidak mau?” kupotong saja kalimat panjang miliknya,

“kamu orangnya to the point ya?” kudengar dia tertawa.

“bukan tidak mau, tapi abang hanya tidak ingin menyakitinya, kesalahan abang sendiri yang tidak mampu menerima apa adanya..” dan bla..bla..bla.., aku sudah lupa apa penjelasannya tapi aku tidak mungkin lupa bahwa dia ‘menolak’. Itu saja.. dan kupikir misiku berakhir meski tidak berhasil.

“tolong va jangan cerita ini,, abang tidak ingin menyakitinya”

“hm.. apa untungnya bagi va bercerita” kupikir aku tidak me’iya’kan dan juga tidak me’tidak’kan..

Pembicaraan kami berlanjut, entah kemana hingga akhirnya beliau berkata bahwa aku termasuk dalam kriterianya.. apa ini..!!! aku sungguh ingin segera keluar.

Petangnya kuterima kembali pesan darinya

“boleh ya abang minta fotonya” aku tersedak, mengerjap dan berharap aku salah baca.

“gak” singkat kujawab

“kenapa?”

Aku diam

“kok gak dibalas?”

“abang tau alasannya”

“tidak,. Coba jelaskan alasannya”

Muakku memuncak, dia yang paham agama.. yang menceramahiku sepanjang siang tadi tiba-tiba meminta fotoku dengan enteng.

“malas mengajari tentara berbaris” balasku cepat

“maaf.. maaf abang lancang”

Phufft.. emosiku sedikit mereda ketika kudengar suara motor teman-temanku dihalaman, ‘akhir pekan dimulai’ bisikku pada diri sendiri.

Malam menjelang ketika mereka kembali mengantarku pulang, dan ketika kulihat hp,, beberapa pesan masuk dan nyaris semua darinya.. meminta izin kembali untuk menelpon dan tidak kuberi. Ada seseorang yang ingin kuhubungi dan itu bukan dia.

***
“tenang,, kakak gak akan bawa-bawa nama va” ucapnya ringan, ketika aku keberatan dia menghubungi  si uda cuma untuk menyatakan kekecewaan.

“untuk apa lagi.. semua sudah jelas” kucoba meyakinkan

“va gak tau betapa sakitnya,, betapa sakitnya ketika dia main hati” ada bulir bening menggarisi wajahnya. Aku kehilangan kata, ternyata ada banyak hal yang sembunyikan dariku.

“’bukankah kalian putus komunikasi?” kataku setelah lama terdiam

“dia memohon untuk melanjutkannya lagi”

“kenapa kakak tidak cerita? Kan va gak perlu mendekatinya untuk tau dia masih mau melanjutkan hubungan atau tidak” aku mulai kecewa

“itu tidak penting lagi, terima kasih sayang.. ternyata dia tidak baik”

‘aku dijadikan umpan?’ hatiku berbisik pelan tepat ketika sebuah pesan singkat bertuliskan bahwa dia kecewa, dia tidak menyangka bahwa aku tidak amanah, kalau dia ingin menyakiti hati kakakku, dia tidak memerlukanku untuk melakukannya.

“sudahlah kak,, kak sudah janji tidak akan melibatkan va, kalau sekarang reaksi kak seperti ini.. dia akan mengira va mata-mata.. sungguh niat awal va bukan seperti itu, ayolah kak.. hentikan” entah intonasiku seperti permohonan.

“tidak bisa, dia harus tau bahwa kak terluka, dia menyakiti kak, dia selingkuh” suaranya serak

Andai malam ini dia tidak jadi tamu dirumahku, maka sudah kutinggalkan dia sebelum emosiku memuncak.

“dia akhirnya akan tahu bahwa va dalang ini semua..” ucapku pelan

“tidak apa” aku terpukul mendengar ucapannya, tidakkah dia mengerti apa yang kumaksud.. tidakkah dia paham bahwa saat ini aku tersudut menerima forward pesannya untuk si uda, bahwa makiannya untuk si uda juga kuterima.

“tapi apa yang dia pikirkan tentang va?”

“hah.. jadi va cemas tidak bisa lagi chatingan dan sms’an dengannya?” kaliamat tanya yang tidak pernah kusangka.

“kak,, kehilangan dia tidak akan berdampak apa-apa, va punya banyak teman laki-laki yang menyayangi va tanpa syarat va harus mengirim foto, tanpa va harus mau ditelpon. Tanpa apapun” suaraku mulai meninggi.

“akui saja.. va takut?” tidak menyangka bahwa kakak yang kusayang akan meragukan hatiku.

“kak tau kan, va punya riky yang setia mendengarkan omelan va, va punya sayid yang selalu ada, va punya bayu yang penuh semangat, va punya edo yang kak kagumi, va punya bang ardi yang dulu pernah bertemu kak ketika menjemput va waktu gempa? relfi, arif, yendra, b’indra, rahmat, jefri, yogi, andrian, alif, arie yang mereka bahkan tidak pernah mengeluh jika va repotkan..” kusebut nama sebagian teman laki-lakiku dari yang dia kenal hingga yang tidak.

“va punya mereka,, dan kehilangan uda kak tidak berdampak apa-apa untuk aktivitas va” kututup dengan senyum dipaksa.

Dia bergeming, seolah tidak mendengar pembelaanku.

“ky..” kukirim pesan singkat pada sahabatku yang jauh dipulau sana. Dan sesaat kemudian kuterima balasan darinya..

“va emosi..” kembali pesan itu dilaporkan terkirim, dan setelah itu aku sibuk dengannya sembari membaca pesan dari si uda yang merupakan forward menyakitkan dari kakakku tersayang.

“ana sedang di kos va saat ini, lebih dari cukup bukti-bukti chat dan sms.. ternyata akhy jago juga. Semoga puas” dan tak lama “dan semoga va juga puas..!!” lagi pesannya masuk.

“sudahlah.. yang penting niat awal tidak seperti itu, diamkan saja.. karena kalau ditanggapi pun, semua tidak akan lebih baik” pesan kesekian dari riky.

Aku setuju, biar ini jadi kenangan saja.. bahwa mereka dengan label apapun belum tentu dapat dipercaya.. bahwa aku dengan usia setua ini masih bisa dijadikan umpan yang lezat.

“hmm.. rumit sekali cinta orang dewasa ^^” kuakhiri pesan dengan riky,, malam sudah sangat larut.

tentangmu, teman

Ruang sepi,, 16.45
Bismillah_
Tulisan ini tentangmu teman, aku tidak tahu.. kapan kau akan sempat membacanya, tapi biar kuabadikan kebersamaan kita yang ganjil dalam kalimat-kalimat sederhana yang kususun sendiri.
Kau.. entah sejak kapan berada dalam ruang dihatiku, entah sejak perkenalan awal, entah sejak interaksi kita mulai berjalan, entah juga sejak aku mulai jatuh dan mendapatimu berdiri setelah jatuh lebih dalam. Entahlah..
Yang pasti kuingat tentangmu adalah semangat untuk memberi, untuk terus berkarya meski dalam ruang keterbatasan yang makin lama makin mengecil. Sejatinya aku tidak tahu apa yang terjadi.. kau terlalu menutup diri untuk sekedar kudekati. Tapi biarlah,, mengenalmu dari sudut ini saja sudah membuatku bangga,, bahwa pernah ada seorang yang kerap menyemangatiku dan tersenyum disaat dia sendiri mungkin lebih membutuhkan semangat itu, bahwa pernah ada seorang yang kukenal dengan segala kesibukkannya memberi warna pada sekitar dengan sketsa hitam putih.
Ah.. sekali lagi,, ini hanya kalimat sederhana yang kususun sebagai pengusir sedih ketika mendapatimu masih bisa tersenyum. Teman.. esok jika salah satu diantara kita melupakan salah satu yang lain.. maka biar catatan ini abadi bersama waktu yang uzur.. yang mendekati kita setiap detiknya untuk kemudian membawa kita bersamanya. Dan ketahuilah.. aku senang pernah kau kenali.


Penerimaan Total

Bismillah
Kamar Rindu. 21.35

Alhamdulillah,, seharian ini padat nian agenda saya, subuh bermula seperti biasa,, melaksanakan rutinitas (hak dan kewajiban) hingga pukul 6, saya baru ingat bahwa pembahasan soal TO SBMPTN harus diserahkan hari jum’at pagi, masih lama sebenarnya.. terhitung 2 hari lagi, tapi hari ini saya punya agenda mengajar keluar kota, pulangnya saya langsung menuju kampung, lusa baru saya akan kembali. Niat awal, sebelum nanti berangkat keluar kota jam 9.45, pembahasan soal tersebut sudah saya serahkan agar ketika di kampung saya bebas dari semua tugas. Satu persatu soal alhamdulillah saya lalui dengan lancar, tapi pada soal bernomor 64, saya tersendat. Nyaris tak punya jalan. Sehingga saya lompati dan kembali berjalan dengan mulus. Ah.. angka 9.00 sudah tepat dijarum pendek, saya belum mandi dan sejak subuh tadi perut saya asyik bernyanyi, saya baru ingat bahwa kemaren saya langsung tertidur sepulang dari luar kota.

“selesai kak?” tanya adik kos ketika saya berbenah dan menyambar handuk.

“satu soal lagi” sambil tersenyum saya bergegas kekamar mandi. Tidak ada lirik asal-asalan, tidak ada senandung aneh, pun tidak ada suara sumbang yang mengiringi setiap guyuran air, otak saya sedang fokus pada soal bernomor 64 tersebut.

***

Banyak sudah kisah yang terjadi hari ini, termasuk gagalnya saya menyerahkan pembahasan soal tersebut sebelum berangkat keluar kota.  Phufft,, saya lelah tapi soal itu menciptakan penasaran yang membuat saya memutuskan menunda tidur, dengan pensil kesayangan, mulailah kombinasi angka dan huruf menghiasi kertas. Dan... berhasil, hey.. saya berhasil..!!! kantuk yang tadi mengiringi lelah langsung menyingkir mendengar teriakan saya. Pencapaian terbesar hari ini,, sungguh rasanya sangat menyenangkan.. mari teman, sini saya bagi soal tersebut:

Jika fungsi TR = 80Q – 2Q2, berapakah penerimaan total jika elastisitas permintaan 4?

Singkat memang, tapi tidak sesingkat waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikannya:

TR= PxQ à TR= 80Q – 2Q2
                     TR= Q (80 – 2Q)

P = 80 – 2Q à 2Q = 80 – P
                          Q  = 40 – 0.5P
                          Q’ = -0.5

ED = Q’x P/Q à    4     = -0.5 x (80–2Q)/Q
                            4/0.5  = (80–2Q)/Q
                               8     = (80–2Q)/Q
                               8Q = 80–2Q
                        8Q+2Q  = 80
                             10Q  = 80
                                 Q  = 80/10
                                 Q  = 8
Jadi Penerimaan Total à  TR= 80Q – 2Q2
                                        TR= 80(8) – 2(82)
                                        TR= 640 – 128
                                        TR= 512

Ha..ha.. sederhana, bukan?

Hoam.. kantuk yang tadi saya kira menyingkir karena teriakan saya kembali datang, ternyata dia pergi untuk kembali dengan kemampuan yang lebih besar.
Selamat tidur,, semoga Allah mendekatkan semua rahasia dengan jawabannya. Amiin..

puzzle 5

“apa kamu masih ingat kriteriaku dulu?”
Aku diam.. mencoba mengingat-ingat  rincian poin yang pernah disampaikannya.
“kriteria setelah memenuhi syaratkan?” aku mencoba mengalihkan sebab hanya beberapa yang berhasil kuingat.
“tentu saja.. syarat itu tak bisa diusik lagi” jawabnya cepat.
“hm.. pintar” tebakkan pertama yang kuyakin benar.
“ya.. apa lagi?”
Kembali otakku melakukan pencarian.
“hitam manis..” ujarku terkekeh,, aku masih ingat penjelasannya mengenai poin ini, dia bersikeras tidak mau yang berwarna terang sebab tak pernah ada ‘white sweet’ ujarnya,, yang ada Cuma ‘black sweet’ dan itu yang dia mau.
“benar.. kemudian?”
“hm.. beri aku bocoran” jawabku setelah lama terdiam.
“aku pernah berkata bahwa aku tidak mau lelaki kaya, lelaki yang dalam hidupnya serba ada.. aku ingin lelaki yang tau makna kata bersabar ketika keterbatasan mengekang keinginannya. Aku ingin dia yang terbiasa berjuang untuk mendapatkan apa yang dia butuh”
Aku mengangguk tipis,, ya.. dia pernah berkata seperti itu.
“lalu..?” aku mengakhiri paragraf pembuka.
“dia sepertinya dari keluarga itu” kembali otakku mencerna kata ‘itu’ sembari menyesuaikan dengan intonasi yang baru saja digunakannya.
“apa kamu ragu? Apa dia melanggar kriterimu karena orang tuanya kaya??”
“aku hanya tidak ingin dia menganggap rendah keluargaku”
“apa dia seperti itu?” tanpa jeda aku bertanya
“mungkin tidak.. lalu bagaimana dengan keluarganya? Aku sungguh tidak terima jika orang tuaku dipandang rendah hanya karena perkara harta” ada letupan emosi disana.
“ayolah.. tidak semua orang kaya seperti itu, pun.. apa kamu yakin dengan penilaianmu?”
“he..he.. tapi jika yang terjadi sesuai dengan  bayanganku, maaf saja.. tidak akan sulit mengakhiri semua itu demi orang tua”
“disaat kebanyakan perempuan menginginkan laki-laki kaya.. kamu malah menghindari” gumamku tak percaya
“aku ingin rumah tanggaku berdiri sendiri, aku ingin kami mandiri dengan uang dari hasil keringat kami” dia menghela nafas berat. “kamu tau bagaimana cara elang mengajarkan anaknya terbang dengan gagah..?”
“bagaimana?”
“dia akan melemparkan anaknya dari atas tebing tinggi, sesaat si anak merutuki  ibunya tapi tak henti berharap bahwa kaki kokoh ibunya akan segera membawanya kembali kesarang. ketika permukaan tanah semakin jelas,, saat itu dia berusaha mengepakkan sayap kecilnya, berhenti berharap pertolongan akan dan ternyata dia berhasil”
“lalu.. apa keputusanmu selanjutnya?”
Lama dia terdiam
“entahlah..”
Kembali aku tersenyum mendapati teman baikku terdengar gamang.
“jalani saja dulu” ujarku sebelum mengakhiri pembicaraan.. aku harus segera mengajar karena bel pertukaran jam sudah berbunyi.

Belacak

Rencana awal.. sebulan ini gak akan nulis selain pembahasan ekonomi, tapi apa daya.. sesuatu dalam kepala terus saja berlompatan ingin keluar, yang kalaupun tidak dishare  tak apa sebenarnya.

Dua tahun yang lalu, tepatnya januari 2011. Saya pergi melancong ke pulau sikerei (tau donk daerah yang saya maksud?) yuph.. mentawai atau lebih tepatnya saya berkunjung ke siberut selatan.. menempuh perjalanan laut semalaman, bersama badai yang membuat saia tidak ingin tidur tapi malah nyenyak tertidur dibuaian gelombang. (beda lho ya)

Nah.. pembukaan selesai, kita masuk alasan utama mengapa saya merubah sedikit rencana awal tahun: semua itu tidak lain karena saya menemukan ikan yang sama ketika saya bermain di bakau pinggir pantai siberut selatan, ikan ini hidup bertahan hidup didarat dan malah ada yang memanjat bakau.. maka percayalah, bahwa banyak hal unik yang belum kita ketahui didunia ini 

Nama makhluk unik ini (ternyata) belacak, atau tembakul (juga boleh). Yang saya temui itu berukuran jari, mulai dari kelingking sampai telunjuk.. (jempol gak termasuk ya.. kecuali tu belacak mengalami obesitas) berikut gambar yang didapat dari mesin pencari (sebab semua arsip foto saya ‘pergi’ bersama almarhum harddisk) 










eureka...!!!

nah.. ini dia yang membuat otakku keriting berlipat-lipat sejak tahun lalu (desember 2012- januari 2013), 
Tingkat utilitas yang diperoleh Ardila dari minum teh manis adalah U=9X2- X3, dimana U adalah Utilitas dan X adalah jumlah es teh manis yang dikonsumsi (satuan per unit = gelas).
1.   Utilitas maksimum akan dicapai Ardila apabila mengkonsumsi es teh m,anis sebanyak 6 gelas.
2.   Utilitas marginal akan maksimum saat konsumsi es teh manis sebanyak 3 gelas.
3.   Pada saat gelas ke-9, utilitas bernilai 0.
4.   Law of diminishing marginal utility mulai berlaku pada saat konsumsi sebanyak 4 gelas.

akhirnya pada jam 10.15 WIB tanggal 08 januari 2013.. eureka...!!!

": Bunga :"

Udah lama pengen nulis tentang bunga.. sesuatu yang menarik untuk ditulis berhubung banyak pihak penggemar bunga. Sebenarnya berawal dari diskusi dengan seorang teman mengenai haramnya bunga. Eits.. jangan protes bagi penikmat melati dan mawar.. bunga yang hendak dibahas disini adalah ‘interest’ atau dipersempit menjadi bunga bank. Ngomong-ngomong soal ‘interest’.. siswaku dikelas 6 pernah bertanya dengan polosnya ketika kusebut bahwa penanam modal mendapatkan ‘bunga’ atau ‘interest’. “kenapa disebut bunga kak?”, “karena memang dalam kamus besar bahasa indonesia, bunga juga memiliki pengertian sebagai imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan”.. “ya.. kenapa bunga  kak? kan bisa saja daun, batang atau akar” aku tersenyum sebelum menjawab.. ternyata dia bertanya asal kata, kenapa ‘bunga’ yang dipakai untuk menggantikan balas jasa tersebut. “sekarang di kelas ini.. siapa yang suka mawar?” nyaris semua siswa perempuan dan beberapa siswa laki-laki mengacung. “Siapa yang suka daun mawar?” Cuma beberapa tangan yang masih tinggal, “siapa yang suka batang mawar?” mereka mulai menggeleng “kalau akar mawar??” mereka mulai tertawa kecil. “jadi bagi penanam mawar.. bunga mawar menjadi salah satu alasan mengapa dia mau mengali tanah, menyiram, merawat bahkan memberi pupuk” aku menunggu respon darinya “jadi bagi penanam modal.. bunga modal menjadi salah satu alasan mengapa dia menyetorkan sejumlah uang keperusahaan,, benar kak?” ujarnya dengan senyum mengembang sempurna. “yaph.. pintar” jawabku ikut tersenyum. Hm.. itulah anak-anak, siswaku di SMA tidak pernah bertanya kenapa dipakai kata ‘bunga’, kenapa tidak ‘cokelat’, atau ‘shopping’ aja sekalian, kan lebih menarik. Tapi syukurlah mereka tidak pernah bertanya.

Anak Jalanan

Anak jalanan.. masih merupakan salah satu masalah sosial yang sangat pelik yang dihadapi oleh pemerintah daerah atau pemerintah kota di Indonesia.

Di ibu kota, jumlah anak jalanan terus meningkat. Pemandangan ini dirasa kurang sedap karena anak dalam usia sekolah malah berkeliaran di pinggir jalan protokol, lampu merah, dengan berbagai aktivitas.. ada yang mengamen, mengemis, memulung, membersihkan kaca mobil, atau berdagang asongan.

Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam, telah banyak upaya dilakukan mulai dari mengumpulkan mereka di rumah singgah, mendidik dan membina, sampai kepada memulangkan mereka ke tempat asal. Tetapi jumlah anak jalanan tetap saja tidak berkurang dan aktivitas mereka tidak berhenti. Pertanyaan yang muncul adalah apa penyebab kegagalan program penanggulangan anak jalanan tersebut? Ada banyak alternatif jawaban tapi kali ini kita akan membahas dari sudut pandang ekonomi.

Ilmu ekonomi berpandangan bahwa apapun yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang umumnya berdasarkan pertimbangan untung-rugi. Dengan kata lain.. dari sudut pandang ekonomi, anak jalanan pun bertindak rasional. Mereka akan tetap jadi anak jalanan selama biaya ekonomi (opportunity cost) sangat kecil. Mereka akan menolak program-program pembinaan yang diberikan pemerintah jika dianggap biaya ekonomi dari mengikuti program tersebut amat besar.

Untuk mengarahkan pembahasan, kita fokuskan pembahasan pada kegagalan program penyekolahan anak jalanan. Kegagalan tersebut memimbulkan pertanyaan “mengapa anak jalanan enggan bersekolah?”. Dan dari sudut pandang ekonomi alasannya sangat jelas: “karena biaya ekonomi dari program tersebut bagi anak jalanan sangatlah besar”. Biaya ekonomi yang relevan bagi anak jalanan jika memutuskan untuk bersekolah atau tidak adalah jumlah pendapatan yang mereka korbankan (opportunity cost).

Anggaplah pendapatan bersih anak jalanan tersebut dalam sehari minimal Rp10 ribu. Apabila mereka bersekolah, maka mereka mengorbankan Rp10 ribu setiap harinya, Rp60 ribu selama seminggu, Rp240 ribu dalam sebulan. Dan sampai mereka tamat sekolah dasar, opportunity cost yang harus mereka tanggung dengan anggapan dapat menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun atau 72 bulan adalah Rp17.280.000.

Selain pendapatan yang dikorbankan sangat besar, prospek penghasilan bagi anak jalanan jika hanya mengandalkan ijazah SD saja sangat kecil bila dibandingkan dengan penghasilan yang harus dikorbankan (opportunity cost) untuk mendapatkan ijazah tersebut.

Ekonomi

Hae,, melanjutkan kisah kemaren. Target lain tahun ini adalah ‘rajin menulis’..

nah topik kita kali ini adalah ekonomi. Dan sebagai tahap awal, kita ngebahasnya pendahuluan aja.. hitung-hitung pemanasan.

Ekonomi,, keseringan yang terpikir adalah uang. Apalagi kalau mendengar kata akuntansi.. otomatis otak sudah langsung menggambarkan angka-angka dengan lambang mata uang didepannya. sebenarnya dengan atau tanpa kita sadari,, ekonomi itu sudah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya ketika kita menentukan pilihan dengan banyak pertimbangan.. atau ketika kita melakukan pengorbanan untuk memperoleh sesuatu yang kadang mengorbankan sesuatu yang lain, nah.. contoh diatas dalam ilmu ekonomi termasuk kedalam ‘problem of choice’ karena adanya ‘scarcity’ sehingga menyebabkan terjadinya ‘opportunity cost’ demi memperoleh kepuasan.

Jadi apa itu ilmu ekonomi? Secara sederhananya ilmu ekonomi itu adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang) dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Hayyuk kita bahas satu persatu:

a.    Scarcity (kelangkaan)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka, sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia dimana saja (disetiap tempat dan kapan saja (waktu) dibutuhkan. Jadi kelangkaan itu mencakup keempat aspek tersebut.

b.   Choices (Pilihan-pilihan)
Manusia kan makhluk yang tidak pernah puas,, makhluk yang selalu ngerasa kurang (itu sebabnya juga menusia jadi jarang bersyukur atas apa yang mereka peroleh).. nah,, kelangkaan dan ketidakpuasan lah yang menyebabkan pilihan-pilihan ini terbentuk.

c.    Opportunity cost (biaya kesempatan)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan-pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung dan rugi, dan memang seperti itu bukan? Kita selalu hitung-hitungan dalam hidup termasuk hitung-hitungan ma Allah perkara ibadah, kita cari-cari dulu fadhilahnya n ukuran pahalanya, kalo misalnya keren.. baru deh kita beramal. Nah_ biaya kesempatan itu adalah kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang kita korbankan karena kita telah memilih alternatif lain. Contoh sederhananya, ketika lulus smk,, kita bisa saja bekerja dengan gaji Rp700 ribu. Tapi kita memilih untuk kuliah dengan harapan gaji yang lebih besar nantinya dengan ijazah S1. Jadi opportunity cost-nya ya Rp700 ribu itu. Atau contoh lainnya, Siti berbisnis jual beli mobil bekas, diawal tahun, ia membeli satu unit mobil dengan harga Rp70 juta dan biaya perbaikan Rp10 juta jadi harga perolehan mobil tersebut menurut konsep akuntansi adalah RP80 juta. Pada akhir tahun Mobil tersebut dijual dengan harga Rp92 juta. Jadi Siti beruntung Rp12 juta? Benarkah?? Atau siti malah rugi Rp4 juta??. Alternatif lain dari penggunaan uang Rp80 juta tersebut adalah menyimpannya dalam deposito berjangka. Jika bunga deposito 20% per tahun maka diakhir tahun siti akan memperoleh Rp96 juta. Jadi walau secara akuntansi siti memperoleh untung Rp12 juta tapi secara ekonomi siti memperoleh rugi Rp4 juta. Hm,, opportunity cost-nya berapa hayyo..??

awal tahun

Taraaaaa..... udah tahun 2013 ya, mana yang katanya kiamat 2012, sok tau..! Allah kok diatur,, mana bisa..! (He..kok awal tahun udah ngomel sih).

Oke_ kita tinggalkan perkara prediksi gak penting tentang kiamat, nguras emosi aja ngomongin sesuatu yang diluar kemampuan kita.

Awal tahun.. sebagian teman-teman mungkin bilang “tahun baru saya tidak sekarang, 1 muharram udah lama lewat dan sekarang tanggal 18 shafar 1434 H”. Itu benar tapi gak bisa dipungkiri bahwa kita juga hidup dalam penanggalan masehi, yang jadwal sekolah, kuliah, kerja atau nganggur (nganggur pake tanggal juga kan?) nyaris menggunakan penanggalan dari perjalanan bumi mengelilingi matahari tersebut. Yang gak benar itu adalah ikut merayakan tahun baru, tapi gak akan dibahas disini,, teman-teman bisa mencarinya di meja lain J

Awal tahun.. Gak ada salahnya menyusun beberapa agenda untuk tahun ini, mungkin berupa perjalanan wisata, target wisuda, target pekejaan, target finansial, target gebetan, atau target nikah aja sekalian (oops..). tapi benar lho ya,, ketika kita udah nyusun rencana, insyaAllah gak akan jauh meleset. Kalaupun sedikit berbeda maka yakinlah bahwa rencana yang kita susun itu belum baik untuk kita.. makanya Allah ganti dengan yang lebih baik. Kan Dia yang Maha Tahu tentang segala sesuatu. Gak usah ngotot bilang “rencana saya gak seperti ini, kok jadinya seperti ini..! padahal saya udah nyusun rencana jauh-jauh hari untuk merancang ini semua..!” he,,he.. itulah Dia yang Maha Penyayang, kalo dirasa rencana yang kita rancang itu gak berdampak baik, segera Dia ganti dengan sesuatu yang lain, yang mungkin awalnya membuat kita gak terima tapi akhirnya tanpa kita sadari (sehingga jarang kita syukuri) bahwa rencana-Nya tersebut jauh lebih indah.

Awal tahun.. saya juga punya beberapa target besar untuk tahun ini, dan yang paling besar adalah menikah,, karena satu kata itu akan merubah hidup saya dengan drastis, sama halnya dengan tahap kanak-kanak dimana hal besarnya adalah ‘masuk sekolah’, tahap remaja dimana hal besarnya adalah ‘baligh’, dan tahap dewasa adalah rencana saya tadi J. Dewasa tidak ditentukan oleh jumlah usia, dewasa itu kerap ditandai oleh kematangan emosi.. nah berarti menikah adalah salah satu tanda bahwa kita tengah bersiap untuk ‘mendewasakan’ diri, bagaimana tidak,, seorang perempuan harus belajar menerima untuk hidup dengan makhluk rasional yang kadang-kadang terlihat tidak berperasaan. Seorang laki-laki juga harus belajar menerima untuk hidup dengan makhluk cengeng dengan segala keanehannya (baca: keunikannya). Haha.. pasti lucu,, makanya menikah jadi salah satu rencana besar saya dalam tahun ini. (yang kalaupun tidak terwujud maka pasti Dia sudah punya rencana lain yang Maha Indah). Jadi apa rencana-rencana besarmu untuk tahun ini kawan?