L

Header Ads
Tiny Star

Hati perempuan laksana danau

kau tak akan tahu isinya kalau hanya sekadar mendayung perahu dipermukaan

Perjalanan...

Bersamamu ternyata jalan ini lebih indah, meski kadang tak mudah

Ketika kau bertanya apa warna yang kusuka

ketahuilah, bahwa aku suka sekali warna langit ketika matahari hendak bersembunyi

Indah?

...dan surga jauh lebih Indah

Menurutmu mana yang lebih kuat antara karang atau ombak?

Bagiku Ombak lebih kuat sebab meski tahu akan pecah tetapi dia tetap memenuhi janji pada pantai

backstreet....!

Miris?
Sangat..
Sakit hati?
Mungkin,,
Pertanyaan itu yang rasanya tepat untuk menggambarkan suasana hati perempuan itu saat ini, baru saja sebuah pesan singkat masuk ke HaPenya, “jangan pernah urus urusan orang lain”..perkara sebenarnya hanya kesalahpahaman tapi karena dibumbui sediit rasa terlarang maka seolah menyangkut masalah keselamatan penduduk dunia.



Backstreet….! Kata yang dibenci perempuan itu yang membuatnya harus berurusan dengan perkara ini, bukan sebagai pelaku tapi perempuan tersebut bertindak sebagai gudang rahasia dari hubungan yang (berusaha) disembunyikan itu? Dan malam tadi, tanpa sengaja rahasia tersebut teucap olehnya maka sepasang kawannya pun menguliti perempuan itu lewat pesan singkat.



“ayolah..jika kalian tahu bahwa islam tidak mengenal pacaran sebelum pernikahan maka mengapa menghubungkan perasaan yang belum halal itu dalam sebuah ikatan yang berusaha disembunyikan? Jika kalian tahu bahwa hubungan itu lebih banyak mengandung ketakutan maka mengapa harus menikmati rasa yang belum saatnya kalian satukan? Dan jika kalian sedikit lebih menghargai orang yang kalian harap akan menjadi pasangan kalian maka mengapa memilih untuk menodai hatinya terlebih dahulu’ monolog perempuan itu ketika membaca pesan-pesan singkat berima ancaman yang diterimanya.



Hufft…tak ada yang bisa diperbuatnya setelah perkataan yang tidak ditanggapi mengenai perkara itu selain do’a untuk mereka yang berfikir bahwa mereka mampu menyembunyikan hubungan itu, jangan bodoh kawan, ada perancang hidup Maha Teliti dan Maha Mengetahui segala urusan yang kalian lupakan dalam perkara ini.. dan ketakutan yang kalian rasa sekarang adalah buah dari dosa itu (dosa adalah apa-apa yang membuat hati tidak tenang).



‘Saudariku’ ketiknya cepat ‘jika dia mencintaimu maka dia tidak akan menawarkan ikatan rapuh tanpa status itu padamu, jika dia mencintaimu maka dia akan meminta pengalihan tanggung jawab dari ayahmu, jika dia belum sanggup untuk itu maka dia akan menjaga hatimu dengan berusaha menjaga hatinya terlebih dahulu.. jika dia mencintaimu maka dia akan memohonkan penjagaan-Nya untukmu, bukan malah ‘menjagamu’ dari aturan-Nya’..segaris bening telihat diwajah perempuan itu.



‘saudaraku’ ketiknya lagi ‘jika memang engkau mencintainya maka belajarlah untuk mencintai-Nya terlebih dahulu karena dengan begitu engkau tak akan melangar bentuk cinta-Nya berupa aturan jelas tentang ‘pacaran’, jika memang engkau mencintainya maka berjanjilah dengan menggengam tangan ayahnya dihadapan saksi dunia akhirat. Jika memang engkau mencintainya, jangan buat dia menangis karena hubungan terlarang kalian diketahui orang lain. jika memang engkau mencintainya namun belum sanggup menggenapkan dien-mu maka jangan rusak dien orang yang engkau cintai. Dan terakhir saudaraku..jika engkau memang mencintainya, maka minta Dia menjaganya dengan terlebih dahulu menjaga dirimu dengan puasa’ perempuan itu menyeka air matanya, tak sanggup menahan miris dihatinya ketika menyadari cinta-Nya diduakan dengan makhluk-Nya sendiri.



‘memang tidak mudah menahan rasa itu saudariku tapi Fatimah az Zahra sudah memulainya berabad yang lalu, memang sulit untuk membungkam rasa itu saudaraku tapi perjuangan Ali mengikhlaskan perempuan yang dicintainya untuk orang-orang terpilih mengantarkannya pada makna agung sebuah pernikahan suci dengan buah hati kekasih-Nya’ ketiknya mengakhiri kisah pagi ini.

mEnunggu

Menunggu…
Kata yang akhirnya menjadi akrab bahkan lebih karib dari sahabat..
Dan itu yang sedang kulakukan sekarang..mengusir bosan dengan pensil dan sebuah buku yang nyaris penuh dengan coretan-coretan tanpa judul, ah_biar kucoba memaknai kegiatan ini dari sisi indahnya..
Baiklah.. pelajaran pertama yang kudapat selama menjadi penunggu aktif adalah ‘orang yang menjadikan ‘menunggu’ sebagai kebiasaan adalah orang yang ramah’ bukan tanpa sebab kesimpulan itu kutarik.. cobalah jika tak percaya, sapa mereka meski tidak kenal kemudian bertanyalah dengan sopan siapa yang sedang mereka tunggu dan telah berapa lama maka lima menit kemudian akan kau dapati kenalan barumu seperti sahabat lama yang baru saja dijumpai.. saran yang bisa kuberi untuk ini..siapkan telingamu mendengar curhat mereka dan juga pelajari karakteristik saran yang mereka butuh.

Pelajaran selanjutnya.. ‘kadang seseorang tidak butuh jawaban tepat kecuali penguatan’.. baru saja seorang kawan duduk disampingku, se-BP dan juga sekelas.. tiba-tiba saja dia bertanya mana yang lebih baik memilih sekolah eksperimen yang tepat untuk judul yang sedang dikerjakannya..jujur _aku tidak terlalu mengerti tentang pemilihan tersebut dan kuyakin diapun tahu bahwa aku tidak begitu mengerti maka dengan kesabaran penuh..perlahan dia mengajariku mengenai hal tersebut dan akhirnya.. sebuah kesimpulan ditariknya sendiri bahwa lebih baik dia memilih sekolah dipadang dan dikampungnya agar metode yang diterapkan tidak saling bercampur dan juga mempertimbangkan standar sekolah yang harus disamakan .. tak ada yang bisa kulakukan selain mengangguk dan memberi penguatan dengan kalimat sendiri berdasarkan penjelasan yang baru saja kudapat.. hufft…akhirnya dia berlalu dengan wajah puas.

‘kekecewaan bisa datang dalam hitungan detik tapi kesabaran penantian tidak mengenal satuan ukur’ tak perlu ada penjelasan kurasa.

‘aku yakin menunggu adalah sarana untuk saling mengenal’ he..he..aku bukan termasuk mahasiswa populer tapi aku suka berkenalan dengan banyak orang meski kadang jenuh juga ketika ingin sendiri malah tak ada tempat untuk itu. Sejak menunggu menjadi sebuah keharusan maka sejak itu pula kenalanku bertambah jadi kuyakin..bahwa menunggu adalah sarana untuk saling berkenalan.

‘media untuk melatih kesabaran dan keikhlasan’ terkesan sedikit memaksa tapi percayalah, para penunggu adalah orang-orang yang sabar luar biasa, mereka bisa mengundur jadwal makan dan beberapa jadwal lainnya..bahkan mungkin jadwal shalat (miris) demi seseorang yang kadang hanya tersenyum dan berucap “hari ini saya capek sekali, saudara kembali besok saja” atau redaksi lain “tinggalakan saja dimeja saya” dan berlalu tanpa sedikitpun senyum.

kulihat seseorang disamping yang wajahnya tidak kukenali dan sambil tersenyum aku menyapa, “nunggu siapa b’?” beliau menyebutkan salah seorang nama dengan nada datar, aku mulai tertarik ketika tahu bahwa beliau nyaris DO sebab BP 2004, alasannya? masalah pribadi dengan pembimbing yang sedkit ‘pendendam’, Sebab lainnya? Perkara penulisan karya ilmiah –skripsi- , solusinya? MENUNGGU jadi kupikir kegiatan ini adalah ‘sarana untuk belajar makna empati’.

Selanjutnya..aku juga ‘belajar untuk tertawa diatas penderitaan orang lain’ () ma’af jika pelajaran ini sedikit kontroversi,, maksudnya disini, dari sekian banyak penderitaan yang kudengar selama jadi penunggu aktif maka perlahan aku tertawa (baca: bersyukur) bahwa ternyata ujian-Nya untukku masih lebih ringan ketimbang ujian yang mereka dapat..
Sudah dulu pelajaran hari ini karena orang yang kutunggu sudah datang..meski tanpa senyum tapi kuyakin beliau ramah..
Oke_do’akan aku..
Bismillah..

NB: kita tak pernah tahu kemana nasib akan membawa namun jika esok engkau jadi dosen.. perlakukan mahasiswa sebagai mana engkau ingin diperlakukan ketika jadi mahasiswa, kawan..

fall'n luv

Aku sadar aku telah jatuh cinta..
Kini kupercaya bahwa cinta itu adalah awal dari musim semi sebab semua hal tampak bertunas, berbunga dan menawan.. aroma udara juga tercium sangat khas sehingga segurat senyum selalu mengambang dihariku. Indah..jika ada kata yang lebih baik dari itu aku ingin memakainya untuk gambarkan rasa ini..

Selama ini aku terbiasa menertawai ketololan tingkah orang yang sedang disapa cinta maka kali ini harus kutertawai juga sikap bodohku yang menghabiskan waktu hanya untuk bercengkrama dengan imajinasiku sendiri. Menikmati lirik-lirik cinta sembari membayangkan sosoknya.
Tapi…ada sesuatu yang berbeda dari hari-hari yang lalu, ada sesuatu yang tak kutemukan dari rangkaian bunga musim semi cintaku.. dan akhirnya aku sadar bahwa aku kehilangan Dia.. aku kehilangan damai-Nya.. akupun kehilangan prinsip yang selama ini kujaga..
Hei apa ini…! Kenapa sosoknya membuat Dia terlihat samar, kenapa hadirnya membuat Dia terasa tiada, kenapa cinta ini memudarkan cinta untuk-Nya?
Cukup lama aku memilih, harus berada diantara Dia yang makin samar dan dia yang mulai nyata. Antara menikmati cintanya sekarang atau menunggu cinta itu purna atas izin-Nya. Antara indah yang sedang kurasa saat ini bersamanya atau sakit yang harus kujalani jika meninggalkannya. Antara halal yang ditawarkannya ataukah halal yang memang diberikan-Nya.. dan pilihan terakhir tadi membuat semuanya tampak jelas.. aku sadar aku telah jatuh cinta tapi aku juga sadar bahwa aku harus segera membangun kembali cinta itu untuk-Nya.

Memang perih ketika pilihan itu kuambil, bunga cintaku mulai gugur perlahan dan itu sakit, musim semi dihariku tak lagi indah karena terik keputusan yang kupilih membuat tunas dan kuncup-kuncup muda mulai meranggas dan akhirnya kering tak bersisa.. tapi aku percaya..musim semi akan kembali hadir bersama ridha-Nya, bersama halal-Nya dan bersama kejutan berupa setengah dari agama..
maafkan aku cinta, bukan aku tak mau jatuh bersamamu sekarang tapi aku memilih untuk bangun bersamamu nanti.. bukan aku tak ingin kau menyapa tapi aku ingin kau menjaga. Kupilih Dia yang menciptakanmu..bukan dia yang mengundangmu.. kau tahu cinta..sungguh teramat sakit menyadari bahwa belum saatnya engkau hadir disini tapi aku senang pernah mengenalmu dalam keterbatasan yang indah. Pergilah perlahan cinta..jemput Dia agar hadir kembali. Meski aku menginginkannya tapi aku lebih membutuhkan-Nya. Jangan lupa sampaikan pada-Nya bahwa air mata ini bukan untuknya tapi untuk-Nya..

Perempuan Lili Air


Perempuan itu terdiam beberapa lama memandangi deretan angka yang menjadi nilai semesternya bulan januari esok.. segera buku itu disimpannya dalam tas dan beranjak kekamar mandi.. hal yang selalu dilakukan ketika emosinya sedang terganggu.. kecipak air terdengar beberapa kali dan wajahnya basah oleh wudhu ketika pintu itu terbuka namun jika diperhatikan..bukan hanya air wudhu yang ada diwajahnya tapi siapa peduli..tak ada yang memperhatikan tingkahnya disini.
Ia melangkah menuju tasnya sambil tersenyum getir.. “Saya pamit dulu, pak” sapanya pada pria seperuh baya yang terduduk didepan laptop 14”.. tak ada jawaban ketika dia beranjak keluar.. sempat ia berucap salam tapi tak jelas ada jawaban atau tidak..
Hal yang paling biasa ia lakukan ketika sedih, kecewa dan bentuk emosi lain yang menguaras energi positif adalah bermain air.. dulu ketika ibunya memarahi maka ia akan berlari ke bak air dan bermain air disana, ketika pindah rumah maka hal yang dilakukannya adalah mengisi baskom dengan air kran dan ia bermain dengannya.. namun kini sedikit ada perubahan.. ia hanya perlu memandangi air dan mendengar kecipaknya. Hal yang menurutku aneh tapi bukankah dia bagian dari keanehan semesta, dimana kemustahilan adalah sesuatu yang mustahil tak ada. Lihat saja nilai yang diperoleh perempuan itu..deretan digit yang tak mungkin namun menjadi mungkin. Angka-angka tanpa belas kasih bertengger diatas garis yang akan menjadi penentu target yang disusunnya.
Siang telah mulai tua sehingga pendar sinar tak lagi garang.. perempuan itu menghentikan langkah dikolam teratai yang secara tak sengaja ditemukannya dulu maka segera ia mengambil posisi ditepi kolam.. tak ada siapa-siapa disana karena sekali lagi_tak banyak orang yang mengahabiskan hari dengan memandangi lili air..pun tak ada yang menaruh perhatian pada kolam tak terawat, bukan. Disana perempuan itu menghabiskan petang, melempar air dengan tanah-tanah kecil agar terdengar kecipak. Memandangi daun teratai yang selalu membuatnya takjub pada pencipta semesta yang mempunyai seni paling indah. Meski hanya kuncup lili air yang ditemuinya sore ini tapi imajinasinya bekerja seperti biasa_menciptakan bunga itu dengan berbagai warna hingga deretan nilai yang baru saja diterimanya tersebut berubah menjadi kelopak jingga.
Mengingati perjalanannya selama 5 bulan yang lalu hingga hari ini, menikmati sakit yang akhirnya tak dirasa lagi, memangku lelah yang kian menggerogoti berat tubuh, dan sesekali menjemput semangat ditelaga bernama keluarga.. ia percaya bahwa tak ada yang sia-sia maka berbekal kalimat sederhana ‘ketika malam puas dengan gelapnya maka fajar datang dengan terang cahayanya’.. ia jalani hari meski tertatih hingga hari ini.. Hari yang menjadi puncak dari gelap malamnya jadi esok pasti fajar menjelang dengan terang cahaya.. ‘ah lotus…kau membuatku iri, diair keruh engkau tetap cantik, diair jernih engkau tambah memukau, ketika tak satupun bunga bertahan didinginnya es..kau sambut matahari beku dengan kelopakmu. Selalu kau awali subuh dengan mekar dan kau mundur teratur diwaktu dhuha. Tak pernah kudengar daunmu terbakar diterik siang..pun tak pernah kudapati akarmu terbawa arus.. Lalu imbalan apa yang kau tagih dari katak yang betengger didaunmu? Dari embun yang setia berkunjung? Dari capung yang menjadikanmu tempat melirik jenisnya?’
Petang datang menjemput, segera ia beranjak kerumah sederhana yang telah ditinggalinya dua tahun belakangan..dan lagi,,hal pertama yang dilakukannya adalah memutar kran dan bermain air dikamar mandi sempit tapi tak lama karena adzan magrib berkumandang ketika sedihnya mengalir bersama air yang mengalir dari kran..

I luv Friday

Bismillah
Aku suka jum’at, meski sebagian orang mengatakan bahwa jum’at adalah hari yang singkat tapi aku suka melihat jemaah yang melimpah hingga keluar mesjid, aku suka mendengar khutbah jum’at dan selalu kurasa bahwa jum’at adalah hari kedamaian karena melihat kebanyakan orang memakai baju muslim (:
Baru saja acara perpisahan akan dimulai ternyata gempa sudah duluan memisahkan, anak-anak berhamburan keluar kelas dan yang paling kucemaskan adalah keadaan mereka menuruni tangga sempit..jangan sampai ada yang terjatuh dan terinjak-injak. Aku berteriak-teriak agar mereka berhati-hati meski mungkin tidak terdengar tapi biarlah peringatan itu menjadi do’a agar anak-anakku baik-baik saja. Beberapa dari mereka menghampiriku dengan wajah panic maka baru kali ini kurasakan kedewasaan itu berlipat-lipat hingga posisi guru memang harus kupikul “tenang saja, jangan panic dan istighfar ya” tuturku pada siswa yang mencangkram erat lenganku.. pandanganku segera beredar mencari ruang segitiga keselamatan yang pernah kupelajari untuk siswa yang berada disekitarku dan ketika ruang imajinasi itu kutemukan, gempa sudah mereda hingga kusuruh mereka agar segera meninggalkan kelas namun malah beberapa siswa kembali kekelas untuk mengajakku keluar..ah anak-anakku_cinta ini untuk kalian..
Untuk menutup perpisahan maka kukumpulkan lagi mereka karena berdasarkan firasatku yang seadanya, gempa susulan tidak akan terjadi 15 menit kedepan.. ajaib_35 orang anakku berada dikelas pada tepat setelah gempa terjadi meski dengan wajah pucat, cemas dan sebagian yang lain masih bias tersenyum meski pias.. tapi siketua kelas kulihat bersiap melanjutkan tidurnya.. Dian_janjimu akan selalu ibu tagih setiap selasa..!

Acara berakhir dengan foto-foto, arah lensa kamera menjadi tempat paling menarik untuk tersenyum maka kini kudapati lagi mereka dengan keceriaan seperti biasa.. trauma pasca gempa? Entahlah..entah kemana ia, mungkin pergi bersama bus kota yang sesak penumpang, bersama klakson kendaraan dikemacetan atau pergi bersama suara wali kota yang menenangkan warganya.

Ah..aku suka jum’at meski kali ini duduk sendiri ditaman sekolah menyaksikan kepanikan luar biasa,,buan karena gempa tapi lebih karena isu-isu miring yang sudah beradar sebelumnya dikota ini tentang gempa dan tsunami. Hm…apa yang kurasa saat ini? Damai? Mungkin..sebab tak ada detak cemas dihatiku setelah pesan untuk ortu, uda dan uni dilaporkan terkirim.
Aku suka jum’at..apapun kejadiannya namun dimataku selalu indah..