L

Header Ads
Tiny Star

Tawuran

Aku bergegas naik bus kota dan tidak seperti pagi-pagi biasa yang dipenuhi oleh siswa seragam putih abu-abu, kali ini lumayan sepi untuk kapasitas pagi, aku memandang sekeliling, kebanyakan penumpang bukanlah siswa sekolah, maklumlah..jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Dilampu merah pertama bus berhenti dan semuanya baik-baik saja namun menjelang lampu merah kedua,, kira-kira 15 orang siswa laki-laki naik bus sambil mengumpat tak jelas, namun sebagian yang lain santai saja mengabsen isi kebun binatang.. hm…andai mereka muridku..!!! pasti ku ‘ajari’ mereka.
Seorang siswa dari gerombolan tersebut duduk disebelahku dan dengan rasa penasaran tingkat tinggi, lama kulihat dia “kenapa, dek?” tanyaku sopan “jatuh dari bus kota kak” jawabnya dan aku tersenyum mendapati kebohongan yang dibungkus dalam intonasi sopan, siapapun tahu,,jatuh dari bus kota itu tidak meninggalkan bekas lebam diwajah (kecuali jatuh dalam posisi menelungkup) dan kenapa yang luka itu bukan siku atau lutut? Tapi betis dan pundak..! “kita langsung ke GOR aja” seru salah seorang dari mereka “nyari perkara mereka…!!!” bentak yang lain dan sekali lagi senyumku mekar, melihat mereka..jadi ingat waktu sekolah dulu, rasanya kita yang paling benar, rasanya teman kita selalu benar sampai-sampai dibela habis-habisan, biasanya perkara sepele bisa seperti ini.. misalnya rebutan cewek, kaki terinjak waktu naik bus kota, bahkan tidak sengaja melihat dengan wajah datar saja bisa jadi perkara besar. Hm…tapi itu dulu waktu aku masih memakai pakaian putih abu-abu.
Mereka masih marah-marah dengan kata-kata ‘khas’ siswa langganan BK, dan aku masih tersenyum mendapati kekompakan salah posisi yang terlihat, belum lagi dua orang pegawai dinas pendidikan yang membalasi kata-kata mereka dengan tidak kurang sama, tapi percuma saja..mereka tidak peduli apa yang ‘si ibu’ katakan. Hm,,,aku segera mengambil posisi sebagai tenaga pendidik (sebelumnya aku memposisikan diri sebagai Ex siswa) dan senyumku berbalik arah, miris mendapati wajah pendidikan pagi ini, kemana tujuan pendidikan sebagai ‘perubahan tingkah laku’? yang ada mereka malah tawuran antar sekolah, kemana disiplin siswa yang masuk sekolah jam tujuh padahal jam 7.30 mereka masih berkeliaran dijalan, kemana…. “woe..kalian turun…!” kata-kata dalam kepalaku berhenti seiring dengan pedal rem yang diinjak tiba-tiba, beberapa satpol pp naik bus dan menyeret siswa-siswa tersebut dengan paksa, senyumku tak lagi berbalik arah tapi berhenti ditempat dengan posisi huruf O, mereka manusia pak..! kalimat itu tersekat dikerongkongan ketika keadaan makin buruk, apa karena lingkungan sekitar, mereka jadi seperti ini? Lingkungan yang memperlakukan mereka tidak seperti manusia apalagi pelajar..! dan kulirik siswa yang duduk disebelahku, tak ada kata yang keluar dari mulutnya ketika kerahbajunya ditarik paksa, diseret menuju pintu dan didorong keluar.. jika anak anda diposisinya, bagaimana perasaan anda pak polisi? sekali lagi kalimat itu tidak keluar ketika melihat teman dudukku tadi terjatuh ditrotoar..
Bus melaju cepat, menjauhkanku dari kejadian pagi ini.., sempat kudengar kata-kata umpatan ‘si ibu’ yang membuatku makin kasihan pada mereka, ayolah_mereka adalah manusia dalam tahap perkembangan dimana lingkungan merupakan cermin diri (teori behaviorisme), jadi jika kita tersenyum maka perlahan mereka akan tersenyum tapi jika kita cemberut maka segera mereka akan berlaku sama..
Terima kasih Rabb.. atas pelajaran pagi ini yang Engkau beri dalam wujud nyata..izinkan kutarik benang merah yang Engkau samarkan.

0 Comments:

Posting Komentar