Choppa_
Panggilan
yang mulai akrab akhir-akhir ini, entah terhitung sejak kapan.. aku lupa.
Yang aku
ingat adalah bagaimana panggilan itu berawal:

“hey_ sejak
kapan suka anime?” protesku gerah
“sejak
tidak ada lagi pilihan lain kak” jawab nola dengan sok manis
“ah.. film
ini boleh dicopy dan ditonton dilaptop masing-masing” tawarku dengan lebih sok
manis
Mereka
serentak menggeleng, dan aku tahu bahwa aku tidak punya pilihan selain menonton
bersama mereka.
“jangan
berisik..” bisikku dengan tampang seram dan mereka mengangguk berbarengan.
*play
**pause
tepat ketika tawa nola menggelegar, aku memandangnya dengan tampang “ada apa?”
dan dia menciut diposisinya, “belum mulai ya kak?” usahanya mengganggu moodku
berhasil.
Siang ini
chapter mengenai chopper, si rusa kutup berhidung biru. Aku mulai tersenyum,
mengembang untuk kemudian tertawa cekikikan,, lupa bahwa disekitarku ada
berpasang-pasang mata yang juga melihat adegan yang sama tapi bedanya mereka
mengernyit tidak mengerti dan menambah garis kening ketika melihatku sangat
menikmati dialog dan alur cerita.
Tidak lama,
nama chopper sering terdengar namun dengan dialek ‘choppa’ dan sepertinya cuma
itu yang mereka ingat, satu persatu mulai tidak nyaman dengan tempat duduknya,
bergumam ‘choppa.. choppa.. choppa’ entah berapa kali untuk mengusir jenuh yang
mulai bertandang, dan untuk kali kesekian aku tidak mempedulikan mereka..
selamat datang diduniaku..!
“apa yang
lucu choppa?” tanya seseorang yang aku lupa siapa itu, telingaku tidak lagi
mampu membedakan jenis suara.. sebab syaraf-syarafnya lebih fokus pada aktifitas
mata.
“semuanya”
kujawab sekenanya.
“itu siapa
choppa?” satu suara lagi
“dokter
yang merawatnya, Hiluluk” masih kutanggapi
“kemana dia
choppa? Apa perempuan itu penyihir choppa? Seksi sekali choppa..”
“sttt”
kuabaikan
“lapar
choppa, makan siang yuk choppa” entah suara siapa lagi yang mengganggu
aktifitasku
“belum
lapar, duluan saja”
“ayolah
choppa” aku mulai mendengar tawa-tawa aneh disekitarku, *pause..
“ada apa?”
aku melirik
“tidak ada
apa-apa choppa” jawab mereka dan sejurus kemudian tertawa.
Ah..aku
baru menyadari bahwa mereka mengganti nama sapaanku sejak tadi, dan otakku
tidak merespon kejadian itu..
Begitulah,
sejak saat itu mereka lebih sering memanggilku choppa atau ketika sedikit sopan
mereka menambahkan ‘kak’ didepannya: kak chop.. ah..! (berarti mereka memangglku kak 'pohon')
Dan kabar ‘baik’nya, teman kamar yang tidak lain adalah rekan kerja,
membawa panggilan itu ke lokasi
kerja, perfect: satu persatu mereka mengikuti panggilan itu, aku yang awalnya
tidak terima, nyatanya sekarang mulai terbiasa.
0 Comments:
Posting Komentar