L

Header Ads
Tiny Star

choppa

Choppa_

Panggilan yang mulai akrab akhir-akhir ini, entah terhitung sejak kapan.. aku lupa.
Yang aku ingat adalah bagaimana panggilan itu berawal:

Ketika disuatu siang di kos q-ta (atau bagi abang galon sering disebut kos putri dua pintu), aku yang kemarennya mengumpulkan ketertinggalan chapter terbaru one piece tengah bersiap untuk memulai prosesi sakral liburan.. yaph_ apalagi jika bukan menonton dengan ditemani segelas air putih yang setiap saat harus diisi (aku tidak tahu hubungan antara menonton film anime dengan dehidrasi) tiba-tiba dikagetkan oleh penghuni lain kos q-ta,, siapa itu? Siapa lagi jika bukan seorang kakak dan beberapa kurcaci lain dengan tubuh besar. Mereka merapat disebelahku entah karena apa.

“hey_ sejak kapan suka anime?” protesku gerah

“sejak tidak ada lagi pilihan lain kak” jawab nola dengan sok manis

“ah.. film ini boleh dicopy dan ditonton dilaptop masing-masing” tawarku dengan lebih sok manis

Mereka serentak menggeleng, dan aku tahu bahwa aku tidak punya pilihan selain menonton bersama mereka.

“jangan berisik..” bisikku dengan tampang seram dan mereka mengangguk berbarengan.

*play

**pause tepat ketika tawa nola menggelegar, aku memandangnya dengan tampang “ada apa?” dan dia menciut diposisinya, “belum mulai ya kak?” usahanya mengganggu moodku berhasil.

Siang ini chapter mengenai chopper, si rusa kutup berhidung biru. Aku mulai tersenyum, mengembang untuk kemudian tertawa cekikikan,, lupa bahwa disekitarku ada berpasang-pasang mata yang juga melihat adegan yang sama tapi bedanya mereka mengernyit tidak mengerti dan menambah garis kening ketika melihatku sangat menikmati dialog dan alur cerita.

Tidak lama, nama chopper sering terdengar namun dengan dialek ‘choppa’ dan sepertinya cuma itu yang mereka ingat, satu persatu mulai tidak nyaman dengan tempat duduknya, bergumam ‘choppa.. choppa.. choppa’ entah berapa kali untuk mengusir jenuh yang mulai bertandang, dan untuk kali kesekian aku tidak mempedulikan mereka.. selamat datang diduniaku..!

“apa yang lucu choppa?” tanya seseorang yang aku lupa siapa itu, telingaku tidak lagi mampu membedakan jenis suara.. sebab syaraf-syarafnya lebih fokus pada aktifitas mata.

“semuanya” kujawab sekenanya.

“itu siapa choppa?” satu suara lagi

“dokter yang merawatnya, Hiluluk” masih kutanggapi

“kemana dia choppa? Apa perempuan itu penyihir choppa? Seksi sekali choppa..”

“sttt” kuabaikan

“lapar choppa, makan siang yuk choppa” entah suara siapa lagi yang mengganggu aktifitasku

“belum lapar, duluan saja”

“ayolah choppa” aku mulai mendengar tawa-tawa aneh disekitarku, *pause..

“ada apa?” aku melirik

“tidak ada apa-apa choppa” jawab mereka dan sejurus kemudian tertawa.

Ah..aku baru menyadari bahwa mereka mengganti nama sapaanku sejak tadi, dan otakku tidak merespon kejadian itu..

Begitulah, sejak saat itu mereka lebih sering memanggilku choppa atau ketika sedikit sopan mereka menambahkan ‘kak’ didepannya: kak chop.. ah..! (berarti mereka memangglku kak 'pohon')

Dan kabar ‘baik’nya, teman kamar yang tidak lain adalah rekan kerja, membawa panggilan itu ke lokasi kerja, perfect: satu persatu mereka mengikuti panggilan itu, aku yang awalnya tidak terima, nyatanya sekarang mulai terbiasa.


0 Comments:

Posting Komentar