L

Header Ads
Tiny Star

Pergi sebelum Hadir

Aku memandang harap pada calon tubuhku, kata malaikat.. tidak lama lagi aku akan berada disana, tak sabar aku punya detak jantung seperti teman lain yang sudah duluan menempati ruangnya sendiri, setiap saat kuminta Dia untuk membolehkanku mengintip perkembanganku, aku tahu, Dia menciptakan perempuan yang penuh dengan kelembutan maka aku tak cemas untuk berada bersamanya kelak, Dia ciptakan juga kasih sayang, itu sebabnya aku menunggu dengan penuh harap.

Oh hari, cepatlah berganti agar aku bisa segera bernafas dengan paru-parunya, agar aku bisa berdetak dengn jantungnya, agar aku bisa merasakan hangat elusan tangannya,,meski untuk sementara dibatasi oleh kulit perut dan cairan seperti yang pernah kulihat ketika menjenguk calon tubuhku. Tuhan..mengapa begitu lama??

Tiba-tiba..

Aku kehilangan kata, ini kekecewaan terbesar yang pernah kurasa, ini kesedihan terbesar yang pernah terjadi.. mengapa? Apa salahku, ibu? Ibu..ibu..?? mengapa harus kupanggil perempuan itu ibu?!! Tuhan…apa Dia termasuk jenis perempuan yang Engkau cipta dengan kelembutan yang selama
ini kudengar? Apa Dia adalah jenis perempuan yang Engkau cipta dengan kasih sayang-Mu? Lalu mengapa dia tak lembut sedikitpun? Mengapa dia tak punya kasih sayang? Engkau tahu bukan,,betapa harapnya aku punya detak jantung, betapa inginnya aku punya seorang ibu yang berjuang untuk melahirkanku, yang mau mengorbankan nyawa demi nyawaku (seperti yang selama ini kudengar dari pengasuhku tentang sosok seorang ibu)..

Ibu, aku masih tetap memanggilmu ibu karena aku masih berharap engkau merubah niatmu mengeluarkan calon tubuhku dengan paksa dari rahim itu, aku masih memanggilmu ibu karena Dia mengajarkanku untuk mencintaimu, aku masih memanggilmu ibu karena sampai hari ini, aku masih bertahan didinding rahimmu.
Tapi apa engkau tahu ibu, semenjak usahamu dimulai untuk menggugurkanku, semenjak itu pula aku mempertanyakan mengapa Dia memilihkan perempuan salah cipta untukku, perempuan dengan hati tanpa rasa. semenjak engkau menemui beberapa orang yang kabarnya bisa memisahkanku denganmu, semenjak itu aku terus menagis, mereka menyakitiku ibu.. Dan semenjak obat itu engkau minum..semenjak itu pula dadaku terasa terbakar ibu, tubuhku dilingkupi api yang membara, panas ibu.. sakit..apa salahku ibu hingga engkau begitu tega menganiaya tubuhku?

Meski sempat kudengar alasanmu bahwa engkau masih terlalu muda untuk punya bayi, engkau belum berani memberi tahu keberadaanku pada calon nenekku, dan calon ayahkupun tidak memperbolehkan aku hidup karena masih belum siap untuk menikah tapi boleh kah kutanya sesuatu ibu,, tidak takutkah engkau pada-Nya jika membunuhku? Tidak cukupkah dosa zina itu engkau tanggung hingga dosa besar kedua engkau lakukan padaku? Lalu mengapa engkau lebih takut ‘apa kata orang lain nanti’ dari pada kata-kata Allah? Mengapa engkau lebih cemas calon nenekku mengutukmu dari pada kutukan dari Tuhanku? Ibu..engkau telah menyakitiku, tapi tolong jangan sakiti adik-adikku.. engkau telah mengubur calon tubuhku tapi sudahkah engkau mengubur dosamu ibu?

Terakhir..kutitip do’a untukmu ibu,, do’a dari calon anak yang tidak engkau harapkan..
Semoga Dia mengampunimu, mengampuni calon ayahku dan mengampuni orang-orang yang membantu untuk membunuhku.. meski kalian semua telah melakukan sesuatu yang sangat dibenci-Nya tapi kutahu ibu.. bahwa Dia pernah berkata “jika engkau datang pada-Ku dengan semua dosa-dosamu, maka ampunan-Ku jauh lebih luas dari pada itu”.

0 Comments:

Posting Komentar