L

Header Ads
Tiny Star

beginner's luck


“Ayok lah” ajak sohibku asal medan pagi itu, hm….aku benar-benar tak ingin kemanapun hari ini “itung-itung cari pengalaman, macam mana pula rasanya melamar pekerjaan” dia kembali bersuara. “bolehlah” jawabku singkat ketika mengingat aku tak pernah punya satupun pengalaman dalam hal ini.

Sampai dilokasi, kudapati beberapa pelamar tengah menunggu didepan ruangan tes dengan tampilan formal, dan tanpa menunggu lama aku sadar bahwa aku salah kostum. Berjalan mendekat kulempar senyum paling ramah yang kupunya tapi tak ada respon balik selain tatapan datar. Aku terkekeh sendiri, berharap ini bukan wujud persaingan tapi wujud dari ke’tidakkenal’an
seorang perempuan muncul dari celah pintu yang terkuak dan menyilakan kami semua masuk, dan sungguh lega sebab ternyata dalam ruang tersebut telah ada beberapa orang yang kukenal. “mbak jurusan apa?” Tanya wanita yang tadi menyilakan kami masuk, “pendidikan ekonomi mbak” jawabku cepat, “apa?” ulangnya tak percaya pada pendengaran sendiri “pendidikan ekonomi” kueja setiap konsonan dengan beberapa penekanan, “bisa akuntansi?” tanyanya dengan pandangan menilai, “ya..bisa” optimis kujawab, “soal tes pertama tentang menjurnal, mbak yakin bisa?” he..he.. dia meragukan lulusan pendidikan ekonomi, “insyaAllah, saya bisa mbak” dan saya akan buktikan bahwa pendidikan ekonomi bukan hanya mengerti bagaimana cara mendidik tapi kami juga tahu tentang akuntansi hingga audit lanjut batinku yang merasa diremehkan. “isi absen dulu ya mbak”, aku tertegun mendapati kolom ‘posisi yang diinginkan’ sebab aku tak tahu perusahaan apa ini dan posisi apa saja yang diterima, maka kucontek posisi paling banyak yang dipilih pelamar dalam absen tersebut. “surat lamarannya udah dikirim kan mbak?”, “belum mbak..boleh nyusul ya” intonasi bujukan begitu kentara, “ikut tes aja dulu” jawabnya menyodorkan kertas padaku.

Tes pertama berjalan mulus, kedua dengan adrenalin, sedang tes ketiga yang paling lucu hingga temanku sedikit merasa terusik sebab aku terus-terusan tertawa (aku tak habis pikir..mengapa kening mereka malah berlipat-lipat melihat gambar lucu tersebut), tes keempat dengan media computer dan tes kelima membuat gambar pohon sedang tes terakhir adalah wawancara.

Selepas dzuhur aku kembali keruangan dan menerima kabar bahwa pukul 13.30 akan ada breffing, “tentang apa?” tanyaku pada Surya, teman kuliah yang ternyata mengincar posisi yang tadi kucontek. “kita diterima, jadi nanti membicarakan tentang keberangkatan ke Jakarta dan hal-hal lainnya”, ini kali pertama lututku lemas setelah dinyatakan lulus ujian skripsi. Entahlah..aku tak gembira tapi malah merasa bersalah, merasa telah ‘memulangkan’ mereka yang benar-benar berminat pada posisi ini, merasa telah mempermainkan sebuah ‘harapan’ milik beberapa pelamar lain. “serius?” aku sungguh berharap ini leluconnya tapi dia malah mengangguk mantab, “Dina ikut kan?” Tanya balik yang tak bisa kujawab, “tolong jelaskan, ini perusahaan apa dan dimana pengumuman lowker kemaren? Sebab na baru tau tadi pagi jam 8”, lututku makin lemas ketika mengetahui bahwa ini bukan perusahaan kecil-kecilan sebab hingga akhir tahun mereka berniat membuka 18 cabang lagi yang tersebar diseluruh Indonesia.

Kusebut saja ini keberuntungan pemula, sayangnya aku tak ingin bergabung tapi minimal aku telah membuktikan bahwa Pendidikan Ekonomi di kampusku tak patut diremehkan.

0 Comments:

Posting Komentar