L

Header Ads
Tiny Star

Malam Pertama

Kontrakan..

Senja mulai menghapus jingga dilangit barat, sejenak setelah adzan maghrib.. terdengar nyanyian dari gereja yang terletak dibelakang kontrakan kami, maklum.. mereka tengah bersiap untuk menyambut natal yang tinggal seminggu lagi. Hari ini aku lelah sekali, setelah memindahkan barang-barang, berbenah kontrakan yang baru ditempati dan terakhir membeli keperluan yang dibutuhkan. Setelah isya aku mengakhiri hari ini diatas kasur dalam kamar dan dua temanku juga melakukan hal serupa. Ini malam pertama bagi kami disini.

Jam satu lewat delapan belas menit aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi, “bangun va?” tanya Engla, temanku disini “ya..ada apa?” jawabku, “coba dengar, ada yang berenang dikamar mandi” aku fokus mendengarkan kearah kamar mandi,, ya..ada kecipak air disana. “periksa donk va..” lanjutnya lagi. Aku penasaran dan berdiri membawa senter (lampu kamar mandi tidak menyala) sedang mereka menungguku bereaksi. Pelan kubuka pintu dan melihat sekeliling, tidak ada apa-apa.. kemudian cahaya senterku mengarah keair dalam bak dan kutemukan seekor tikus disana, “ada apa va?” mereka tidak sabar menungguku bersuara. “Cuma tikus”, dan mereka bernafas lega. Sejenak kupandangi tikus yang kesulitan keluar dari dalam bak sebab lantai bak yang licin.

“waaaa…” suara gaduh dari dalam kamar dan aku bergegas kesana “ada apa?” tanyaku melihat mereka berlarian, “itu..” tak ada penjelasan mengenai itu selain telunjuk mereka yang mengarah ketempat tidur, “apa..??” tanyaku tidak mengerti “ada yang lari-lari” phufft..kenyataannya malah mereka yang lari-lari. “apa yang lari-lari?” aku mendekat kearah tempat tidur dan menjumpai ‘nya’ dibawah kasur (aku tidak tahu apa bahasa latinnya, pun tidak tahu dengan pasti apa bahasa indonesia dari hewan ini, tapi kata ibuku namanya ‘giriak-giriak’,, biasa hidup dalam tanah dengan kedua tangan sebagai alat penggali lobang. Aku sering menemukannya di mudiak –tempat aku menghabiskan masa kecil-), kutangkap dan kukeluarkan dari rumah,, “tempatmu disana” ujarku meletakannya ditanah lembab.

“tikus tadi? Sebesar apa va?” mereka bergidik sendiri, “lumayan besar untuk tikus rumahan..he..he.. jawabku kembali kekamar mandi, mereka tidak berniat melihat karena ngeri plus geli (ada-ada aja.. dasar perempuan..:) “biarin aja va,, biar mati..!" suara mereka dari dalam kamar “ah..coba kalian berada diposisinya” jawabku sekenanya “ha..ha,,kami tidak akan berapa diposisi tikus” tawa mereka menanggapi alasanku . kuarahkan cahaya senter kedalam bak, tikus itu sudah kelelahan menggapai gayung yang ternyata malah lebih menenggelamkannya.. Jujur aku kasihan.. maka kuambil tangkal sapu dan kujulurkan kedalam bak, entah bahasa apa yang kami pakai.. tikus itu segera meraih tangkai sapu dan berpegang erat. Kutarik tangkai sapu itu dan menurunkannya dibibir bak. Tikus tersebut segera turun dan dapat kulihat dia menggigil kedinginan. Tapi heran..mengapa dia tidak segera kabur? Mengapa berdiri dan melihatku cukup lama. “ma’af tikus.. saia tidak mengerti bahasamu” bisik batinku sendiri, “ayo pergi..” ujarku memutuskan tatapannya, dia berbalik menjauhi cahaya senter dan menoleh lagi, “hei.. cepat pergi.. hati-hati. Jangan balik lagi kesini apalagi membawa rombongan..!” tikus itu segera berlari dan kututup pintu kamar mandi “bicara sama siapa?” ujar Hany ketika aku kembali kekamar “tikus..he..he” jawabku menggaruk kepala yang tidak gatal “dasar aneh..!” Engla menyela sambil menarik selimutnya untuk meneruskan tidur.

Jam Dua lewat dua puluh menit, aku mencoba kembali tidur tapi tak bisa. Tikus tadi benar-benar menyita perhatianku,,

0 Comments:

Posting Komentar