Phufft..
seharian ini aku dikerjai oleh pintu, (heh.. kenapa bisa?) aku harus
berputar-putar melewati tangga luar untuk kemudian mengetahui bahwa pintu
lantai dua masih terkunci, aku kembali kelantai satu dan mencari kunci
ruanganku. Kembali keatas dengan sebuah kunci bernomor 14, riang langkahku
melewati satu persatu anak tangga dan sampai diatas.. aku keruangan dan
kudapati ruangan masih seperti yang kemaren
(ya iyalah.. Cuma aku satu-satunya
penghuni kasat mata di sana). Dan seperti biasa.. aku benci sendirian di
ruangan, maka aku melangkah menuju ruang konsultasi yang dibatasi oleh pintu. Terkunci???
Hm.. aku kembali turun tangga untuk mengambil kuncinya bernomor 12.
Sekali lagi aku melangkah (sedikit) riang menuju lantai dua. Sampai disana
ternyata pintu terkunci dari arah dalam.
Aku mulai gondok menuruni anak tangga
dan melewati banyak pintu untuk kemudian naik lagi di tangga dalam (jadi
ceritanya ke ruanganku itu bisa lewat tangga dalam dan tangga luar).




Akhirnya
pintu itu berhasil kubuka. Suasana hati mulai cerah,, kubawa bahan ajar,
laptop, makanan kecil dan tentu saja segelas air bening menuju TKP. Duduk manis
di hadapan meja melingkar ruang konsultasi. Dan rasanya aku melupakan sesuatu..
berfikir,, berfikir dan terus berfikir hingga sepuluh menit kemudian
(gdubrak... lemot euy) aku menyadari bahwa belum menempelkan jari lentikku di
scan fingger, itu berarti aku belum absen dan gajiku dipotong setiap
menitnya..!



0 Comments:
Posting Komentar