L

Header Ads
Tiny Star

puzzle 3

Tulisan ketiga dengan tema yang sama.. ini tentang temanku yang sedang berbunga. Tentang dia yang mengizinkanku untuk menuliskan kisahnya..
 “aku masih ingat kejadian hari senin itu, percakapan biasa lewat pesan pendek dan kemudian dia hilang.. benar, dia menghilang hingga waktu yang sangat lama”
“apa yang terjadi??” buruku bertanya
“senin itu aku mencemaskannya, tidak biasanya dia tidak bisa dihubungi, bahkan hingga malam tiba, pesan singkatku dilaporkan gagal. Malamnya aku nyaris tidur dengan kesadaran penuh, menghubungi nomor Hp-nya untuk kemudian mendengar suara operator. Esoknya pagi-pagi sekali kukirimi dia pesan singkat dan menghabiskan hari dengan kegelisahan yang sama, dengan hal-hal aneh yang memenuhi pikiranku. Malam tiba bersama dengan laporan seperti kemaren.. pesan singkatku gagal, kututup hari dengan harapan besok bisa menghubunginya. Hari ketiga semenjak dia menghilang tanpa kabar,, aku mulai mencari keberadaannya dan kamu pasti bisa menebak apa kudapatkan, bukan? Ya.. aku tidak mendapatkan kabar apa-apa tentangnya dari siapapun yang kutanyai. Sungguh prasangka aneh mulai menguasai kepalaku pada hari keempat, awalnya berusaha kuyakini bahwa dia baik-baik saja. Kemudian aku tak yakin lagi dan berharap bahwa HP-nya rusak atau kecopetan sedangkan dia baik-baik saja. Ah.. tapi pikiran itu segera dapat kutepis,,  jika dia baik-baik saja, tentu dia akan mengabariku. Dan opsi terakhir yang berusaha tidak kupercayai adalah penantian kabar bahwa dia tidak lagi ada sehingga aku perlu mendirikan shalat ghaib untuknya”
Aku tercekat.. “shalat ghaib..” ulangku pelan.
“ya..” jawabnya cepat
“lalu apa yang sesungguhnya terjadi dengannya?”
“tadi siang sekitar jam 11 dia menghubungiku, seperti biasa.. hanya dengan satu huruf ‘c’. Terkejut, senang dan kemudian jengkel”
“hahaha.. aku bisa membayangkannya” ujarku ketika wajah seorang daisy berkelebat dalam kepalaku, wajah seorang sahabat karib yang dengan mudah tertawa dan semudah itu pula untuk marah.
“lalu?”
“kujawab singkat ‘yaph.. sehat?’.. padahal sungguh aku ingin berteriak bahwa belakangan dia membuat hariku buruk”
“apa kamu memarahinya?”
“tidak, tentu saja tidak” kalimatnya diakhiri tawa kecil
“tapi dia tahu aku kesal, dan selepas shalat jum’at dia menjelaskan semuanya”
“chie.. dan semuanya selesai?” tanyaku tak percaya
“ya” singkat dan pasti
“hm.. kemarau setahun dihapus oleh hujan sehari” gumamku tak percaya
Dan tawa khasnya terdengar
Ckckck.. logikaku tidak bisa memahaminya.. Bagaimana mungkin sahabat karibku itu tidak marah sebagai wujud kejengkelannya?? bagaimana mungkin kekesalan yang menumpuk selama 4 hari 4 malam dapat dihapus oleh penjelasan yang singkat selama 39 menit??

0 Comments:

Posting Komentar