L

Header Ads
Tiny Star

Perempuan Lili Air


Perempuan itu terdiam beberapa lama memandangi deretan angka yang menjadi nilai semesternya bulan januari esok.. segera buku itu disimpannya dalam tas dan beranjak kekamar mandi.. hal yang selalu dilakukan ketika emosinya sedang terganggu.. kecipak air terdengar beberapa kali dan wajahnya basah oleh wudhu ketika pintu itu terbuka namun jika diperhatikan..bukan hanya air wudhu yang ada diwajahnya tapi siapa peduli..tak ada yang memperhatikan tingkahnya disini.
Ia melangkah menuju tasnya sambil tersenyum getir.. “Saya pamit dulu, pak” sapanya pada pria seperuh baya yang terduduk didepan laptop 14”.. tak ada jawaban ketika dia beranjak keluar.. sempat ia berucap salam tapi tak jelas ada jawaban atau tidak..
Hal yang paling biasa ia lakukan ketika sedih, kecewa dan bentuk emosi lain yang menguaras energi positif adalah bermain air.. dulu ketika ibunya memarahi maka ia akan berlari ke bak air dan bermain air disana, ketika pindah rumah maka hal yang dilakukannya adalah mengisi baskom dengan air kran dan ia bermain dengannya.. namun kini sedikit ada perubahan.. ia hanya perlu memandangi air dan mendengar kecipaknya. Hal yang menurutku aneh tapi bukankah dia bagian dari keanehan semesta, dimana kemustahilan adalah sesuatu yang mustahil tak ada. Lihat saja nilai yang diperoleh perempuan itu..deretan digit yang tak mungkin namun menjadi mungkin. Angka-angka tanpa belas kasih bertengger diatas garis yang akan menjadi penentu target yang disusunnya.
Siang telah mulai tua sehingga pendar sinar tak lagi garang.. perempuan itu menghentikan langkah dikolam teratai yang secara tak sengaja ditemukannya dulu maka segera ia mengambil posisi ditepi kolam.. tak ada siapa-siapa disana karena sekali lagi_tak banyak orang yang mengahabiskan hari dengan memandangi lili air..pun tak ada yang menaruh perhatian pada kolam tak terawat, bukan. Disana perempuan itu menghabiskan petang, melempar air dengan tanah-tanah kecil agar terdengar kecipak. Memandangi daun teratai yang selalu membuatnya takjub pada pencipta semesta yang mempunyai seni paling indah. Meski hanya kuncup lili air yang ditemuinya sore ini tapi imajinasinya bekerja seperti biasa_menciptakan bunga itu dengan berbagai warna hingga deretan nilai yang baru saja diterimanya tersebut berubah menjadi kelopak jingga.
Mengingati perjalanannya selama 5 bulan yang lalu hingga hari ini, menikmati sakit yang akhirnya tak dirasa lagi, memangku lelah yang kian menggerogoti berat tubuh, dan sesekali menjemput semangat ditelaga bernama keluarga.. ia percaya bahwa tak ada yang sia-sia maka berbekal kalimat sederhana ‘ketika malam puas dengan gelapnya maka fajar datang dengan terang cahayanya’.. ia jalani hari meski tertatih hingga hari ini.. Hari yang menjadi puncak dari gelap malamnya jadi esok pasti fajar menjelang dengan terang cahaya.. ‘ah lotus…kau membuatku iri, diair keruh engkau tetap cantik, diair jernih engkau tambah memukau, ketika tak satupun bunga bertahan didinginnya es..kau sambut matahari beku dengan kelopakmu. Selalu kau awali subuh dengan mekar dan kau mundur teratur diwaktu dhuha. Tak pernah kudengar daunmu terbakar diterik siang..pun tak pernah kudapati akarmu terbawa arus.. Lalu imbalan apa yang kau tagih dari katak yang betengger didaunmu? Dari embun yang setia berkunjung? Dari capung yang menjadikanmu tempat melirik jenisnya?’
Petang datang menjemput, segera ia beranjak kerumah sederhana yang telah ditinggalinya dua tahun belakangan..dan lagi,,hal pertama yang dilakukannya adalah memutar kran dan bermain air dikamar mandi sempit tapi tak lama karena adzan magrib berkumandang ketika sedihnya mengalir bersama air yang mengalir dari kran..

0 Comments:

Posting Komentar