L

Header Ads
Tiny Star

puzzle 2


saat yang paling seru itu adalah libur, ketika aku bisa menghabiskan seharian di dalam kamar. Sebuah ruang kecil dengan dua jendela menghadap ke utara,, diluar anak-anak tengah berebut memanjat jambu dihalaman rumahku.. itu kebiasaan mereka ketika jambu tersebut berbuah. Siapa lagi yang akan memakannya kalau tidak mereka, sebab rumahku hanya diisi oleh ayah dan ibu serta kadang-kadang ada aku.

“assalamu’alaikum”.. sapaku ketika hape yang terletak diatas kasur berbunyi dengan nada yang sangat kukenal. “wa’alaikumussalam” jawabnya diseberang. Tanpa basa-basi aku langsung memberondongnya dengan pertanyaan dan tawa renyahnya terdengar. “aku bingung..” ucapnya setelah diam beberapa lama. “kenapa??” tanpa jeda aku bertanya.

“aku tidak tahu mengapa dia memilihku”,

“kenapa tidak bertanya??”

“sudah.. tapi jawabannya kurang memuaskan, aku yakin ada alasan lain”

“jika seseorang bisa menjelaskan kenapa dia mencintaimu.. berarti dia tidak mencintaimu,, dia hanya menyukai bayangan dirinya yang ada padamu”

Kudengar dia menghela nafas berat

“lalu ada masalah apa?”

 Dia kembali diam beberapa lama..

“tadi dia menelponku.. bicara panjang lebar mengenai hubungan kami, kau tahu bagaimana aku.. ketika pembahasan sudah mengenai masalah perasaan, selalu saja aku kehilangan kata-kata, perbendaharaanku menguap entah kemana..”

Aku mengangguk meski sebenarnya dia tidak melihat, aku memang mengenalnya sejak dulu.. jauh sebelum dia mengenal laki-laki itu, dia yang sepertinya ‘heboh’  sebenarnya selalu tak bisa menjelaskan apa yang dia rasa, selalu gagu untuk berucap segala hal mengenai dirinya dan perasaannya.

“jadi masalahnya apa?”

“dia meyakinkanku bahwa dia serius..”

“kenapa kamu malah bingung??” potongku cepat

“aku belum selesai..! belajarlah untuk tidak memotong pembicaraan”

Aku terkekeh sendiri menyadari kesalahan fatal yang kubuat,,

“maaf..”

“dia meyakinkan bahwa dia memang serius, tapi hingga dia datang kerumah dan menemui orang tuaku.. kami masih belum ada ikatan apa-apa, kami tidak perlu saling menunggu, jika ada orang lain yang melamarku sebelum dia datang,, aku memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan apapun”

“lalu?”

 “aku diam, tidak tahu harus menanggapi seperti apa,, berbagai kemungkinan beterbangan dalam kepalaku.. tentang dia yang tiba-tiba ragu dengan tawaran kemaren, tentang dia yang sepertinya mengikhlaskanku untuk bersama orang lain, dan tentang banyak hal yang sebenarnya berasal dari sisi keperempuananku”

“ya.. bukankah memang perempuan lebih mengedepankan perasaaan ketimbang logika” aku setuju

“benar, itu sebabnya aku tidak berani mengambil kesimpulan dari pembicaraan kami, aku butuh sudut pandang lain”

“menurutku.. dia serius, meski aku tidak terlalu mengenalnya. Sependek yang kutahu, dia cukup hati-hati dalam berbicara, jadi tidak mungkin dia bergurau dalam hal ini, tidak mungkin dia menjerat dirinya sendiri.. tidak, setahuku dia bukan tipe seperti itu”

Hening sejenak

“tanpa ikatan, tak perlu menunggu, dan apapun bahasa lain yang dipakainya,, kupikir untuk kebaikanmu juga. Dan memang seharusnya seperti itu bukan? Satu-satunya ikatan yang mungkin itu cuma pernikahan,, kecuali kamu ingin pacaran atau tunangan bertahun-tahun”

“hm.. ya sih”

“bukan ya sih, tapi memang iya,, ketika nanti ada orang yang lebih baik datang melamarmu, kamu bisa bebas menentukan dan memilih sebab belum ada ikatan resmi dan syar’i yang mengikatmu. Kemudian, jika rencana yang kalian buat tidak sesuai dengan rencana-Nya maka kamu tidak akan merasa bersalah sebab berhenti menunggu, dan diapun tidak merasa kecewa karena kamu berhenti menunggu. Tapi kudo’akan agar semua berjalan baik”

“hm.. terimakasih”

“yakinlah.. jodoh itu tidak akan pernah tertukar” ujarku mengulang kalimat yang sama entah sudah berapa kali pada orang yang berbeda, “jika kamu memang tulang rusuknya, maka kamu akan kembali padanya”

“he.. kalimatmu mirip dengan kalimatnya tadi ketika aku bingung harus memberi tanggapan seperti apa”

“he..he.. let it flow” ujarku mengakhiri

hahaha..ternyata aku cukup bijak dalam perkara ini.
ayo,, siapa lagi yang mau curhat??

0 Comments:

Posting Komentar