Cinta dan
pernikahan itu tidak beda jauh dengan sejarah uang, tidak percaya??

Masa setelah
barter adalah uang barang, pada tahap ini remaja sudah mulai dewasa dan serius
mencari ‘cinta’nya. Maka uang barang berbentuk cincin pertunangan,, Meski terdapat
beberapa kelebihan dari masa uang barang ini, diantaranya: dapat diterima umum,
dapat ditukarkan dengan siapa saja, mempunyai nilai tinggi dan tahan lama. Terdapat
juga kelemahan yaitu: sukar dipecah jadi satuan yang lebih kecil (pertunangan
bukan berarti peng’halal’an), sukar dibawa kemana-mana, kebanyakan tidak tahan
lama (kesetiaan itu sulit jika hanya terikat pada sebuah cincin), dan nilainya
tidak tetap. Maka masa uang barang ini pun tidak bertahan lama, segera setelah
itu muncullah uang kartal (logam dan kertas).
Masa uang
kartal ini berbentuk mahar (logam) dan surat nikah (kertas). Inilah masa dimana
kemajuan peradaban paling tinggi, jenis uang ini dapat diterima umum dan siapa
saja, tahan lama, mudah disimpan (nyaman), mudah dibawa kemana-mana, dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak mengurangi nilainya, jumlah
terbatas dan nilainya tetap.
Selesai..?
Belum..!
Abad ini
kita mengenal jenis uang yang baru, namanya ‘kartu kredit’ dimana cinta hanya
berdasarkan yang tertulis di slip gaji,, sebagian orang di masa ini lebih
menyukai transakasi dengan kartu kredit, tak perlu lagi uang logam dan uang
kertas sebab kartu kredit menyelesaikan pembelian mobil, rumah dan transaksi
lain hanya dalam sekali gesek.
*ha..ha..
sampai juga pada akhir tulisan ini, tidak..tidak.. saya tidak akan
menuliskan kesimpulanya, silakan disimpulkan sendiri dan selamat pada pihak-pihak yang
sudah mendapatkan "keajaiban kebutuhan kebetulan ganda" (double coincidence of need ) dan bagi yang belum selamat mengukir
sejarah uangnya sendiri.
0 Comments:
Posting Komentar