Cinta dan
pernikahan itu tidak beda jauh dengan sejarah uang, tidak percaya??
Masih ingat
kah kawan tentang sejarah sebelum masyarakat mengenal uang? Masa sebelum barter.. kebutuhan hidup pada
masa ini (baca:kanak-kanak) masih sederhana sehingga pemenuhan kebutuhan dapat
dilakukan sendiri (baca: oleh orang tua) kemudian Ada sistem barter bukan? Dimana
orang mencari orang lain yang memiliki keinginan untuk bertukar barang yang
dibutuhkan? Atau dikenal dengan istilah double
coincidence of need Misalnya bertukar beras dengan kain. Nah.. begitu juga
dengan pertama kali seorang remaja mengenal cinta dengan lawan jenis,, mereka
bersedia bertukar ‘janji’ untuk saling setia, bertukar perhatian dengan
benda-benda cantik lainnya. Begitulah remaja,, hingga akhirnya sistem barter
mengalami beberapa kesulitan, diantaranya: (1) sulit menemukan barang untuk
kebutuhan mendesak,(2) sulit menemukan perbandingan barang yang ditukarkan dan (3)
sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam. Dan sejarah cinta remaja pun
mengalami kesulitan: (1)“dimana dia saat aku butuh bantuan?”, (2)“sudah
kuberikan dia kesetiaan tapi dibalas dengan penghianatan”, (3)“aku maunya gak
seperti itu, bisa gak kamu seperti ini?”. Dan runtuhlah sistem barter (dan juga
cinta remaja awal)
Masa setelah
barter adalah uang barang, pada tahap ini remaja sudah mulai dewasa dan serius
mencari ‘cinta’nya. Maka uang barang berbentuk cincin pertunangan,, Meski terdapat
beberapa kelebihan dari masa uang barang ini, diantaranya: dapat diterima umum,
dapat ditukarkan dengan siapa saja, mempunyai nilai tinggi dan tahan lama. Terdapat
juga kelemahan yaitu: sukar dipecah jadi satuan yang lebih kecil (pertunangan
bukan berarti peng’halal’an), sukar dibawa kemana-mana, kebanyakan tidak tahan
lama (kesetiaan itu sulit jika hanya terikat pada sebuah cincin), dan nilainya
tidak tetap. Maka masa uang barang ini pun tidak bertahan lama, segera setelah
itu muncullah uang kartal (logam dan kertas).
Masa uang
kartal ini berbentuk mahar (logam) dan surat nikah (kertas). Inilah masa dimana
kemajuan peradaban paling tinggi, jenis uang ini dapat diterima umum dan siapa
saja, tahan lama, mudah disimpan (nyaman), mudah dibawa kemana-mana, dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak mengurangi nilainya, jumlah
terbatas dan nilainya tetap.
Selesai..?
Belum..!
Abad ini
kita mengenal jenis uang yang baru, namanya ‘kartu kredit’ dimana cinta hanya
berdasarkan yang tertulis di slip gaji,, sebagian orang di masa ini lebih
menyukai transakasi dengan kartu kredit, tak perlu lagi uang logam dan uang
kertas sebab kartu kredit menyelesaikan pembelian mobil, rumah dan transaksi
lain hanya dalam sekali gesek.
*ha..ha..
sampai juga pada akhir tulisan ini, tidak..tidak.. saya tidak akan
menuliskan kesimpulanya, silakan disimpulkan sendiri dan selamat pada pihak-pihak yang
sudah mendapatkan "keajaiban kebutuhan kebetulan ganda" (double coincidence of need ) dan bagi yang belum selamat mengukir
sejarah uangnya sendiri.
0 Comments:
Posting Komentar