L

Header Ads
Tiny Star

The princess diaries

The princess diaries.. pernah membaca novel tersebut? Buku yang memiliki delapan seri karya Meg Cabot ini bercerita tentang Mia Thermopolis, gadis 14 tahun yang tinggal bersama ibunya, Helen, dan seekor kucing gendut, ft louie di San Fransisco. Hingga remaja, dia menjalani hidup seperti halnya gadis normal lain di kelas, gadis paling jangkung dan gemar menulis ini sempat berfikir bahwa namanya masuk kelas anak berbakat adalah sebuah kesalahan besar sebab baginya dia adalah seorang gadis biasa tanpa bakat apapun. Kehidupannya langsung berubah total ketika Queen Clarisse, mengundangnya ke kedutaan besar Genovia, hingga akhirnya terungkap bahwa ayahnya adalah seorang putra mahkota kerajaan genovia. Singkat cerita.. dialah pewaris tunggal dari kerajaan makmur tersebut, karena sang ayah sudah meninggal dunia.

Belum usai keterkejutan, mia harus menjalani pelajaran-pelajaran untuk menjadi sang puteri, mulai dari cara berjalan, cara berbicara bahkan ekspresi wajah. Mia yang dibesarkandi kebebasan amerika merasa bahwa aturan-aturan kerajaan terasa aneh dan kaku, sehingga  tidak jarang sifat remaja yang easy going dan ekspresifnya terlihat. Akhir kisah_ mia memang memilih untuk menjadi seorang puteri, penerus kerajaan Genovia, meski awalnya dia sempat berfikir untuk melarikan diri, pun akhirnya dia menemukan seorang laki-laki yang benar-benar mencintainya dengan tulus.. tidak seperti calon lain yang ditemuinya dilantai dansa ketika perayaan ulang tahun ke-21 yang memang mengharuskannya mencari pendamping hidup sebelum diserahi mahkota kepemimpinan.

Phuuft.. resensi novel selesai, singkat memang_ sebab itu saja yang berhasil kuingat dari novel yang pertama kali kubaca dibangku SLTP itu. Kabarnya novel tersebut sudah difilmkan tahun 2001.. tapi sampai sekarang aku tidak menontonnya dan pun tidak berniat menontonnya, sebab tidak ingin gambaran dalam kepalaku dikacaukan oleh imajinasi sutradara yang tertuang dalam layar.

Dalam kepala kanakku dulu, bagaimana rasanya tiba-tiba menjadi seorang puteri, dimana semua hal yang akan dilakukan telah memiliki aturan baku, harus gini, gak boleh gitu, de el el. Pasti akan sangat merepotkan.. tidak bebas berekspresi, tutur kata harus teratur, baju ini dipakai untuk acara ini, dan model baju seperti itu untuk acara itu. Aarrgghhh_ apa tidak mungkin seorang puteri, penerus kerajaan itu tetap menjadi seorang gadis biasa? Betapa memuakan dan membosankannya hidup dalam aturan-aturan mengikat seperti itu.

Refleksi.. Bagaimana jika suatu kali, dikehidupanmu_ bertemu dengan Queen Clarisse dalam wujud lain, yang memintamu untuk berlaku layaknya seorang puteri agar dapat diserahi mahkota sebagai penerus kerajaannya. Apa yang akan kau lakukan jika saat itu terjadi? Memilih untuk ‘belajar menjadi’ dan itu berat sebab akhirnya meniadakan ‘kau’ yang selama ini. Atau memilih untuk tetap menjadi ‘kau’ dengan memohon pemakluman dari Queen Clarisse. Atau kemungkinan lain: melarikan diri seperti yang sempat terpikir oleh Mia Thermopolis (meski akhirnya dia tidak memilih opsi itu) .

0 Comments:

Posting Komentar