Untuk
gadis kecil ayah:
Apa
kabarmu disana nak?
Dikota
yang berjarak dua jam perjalanan dari sini, apa kau masih mengingat orang tua
renta ini? Yang setiap saat tak henti mendoakan segala yang terbaik untukmu.
Ah..
ayah ingat ketika siang itu, sebelum berangkat kekota, dengan wajah malu-malu
kau bercerita tentang niat seorang laki-laki untuk meminangmu. Kau tahu nak_
sudah lama ayah bersiap untuk menanti kabar ini, kabar tentang seorang yang
akan membawamu pergi jauh dari ayah. Kabar tentang laki-laki yang meminta
pengalihan tanggung jawab dari ayah.. sungguh sudah lama ayah mempersiapkan
diri. Tapi tetap saja siang itu ayah terkejut, meski mungkin tidak begitu
terlihat diwajah ayah.

Nak_
ayah tahu siang itu akan datang, siang yang mengharuskan ayah untuk menyadari
bahwa putri kecil ayah akan segera menggenapkan setengah agamanya, dengan bakti
pada dia yang belum ayah kenali. Padahal dimata ayah, kau masih gadis kecil
yang beberapa waktu lalu merengek minta dibelikan benang untuk layangan, sebab
teman-teman seusiamu yang rata-rata laki-laki sudah punya benang yang panjang
untuk layangan mereka. Rasanya kau masih gadis kecil ayah yang mengadu dengan
mata berkaca-kaca bahwa benang layangannya telah kusut, yang terkantuk-kantuk
menunggui ayah memperbaikinya agar bisa bermain lagi esok paginya. Yang dulu
melempar sepatunya kelaut sebagai alasan meminta ayah mengizinkanmu bermain
air. Yang dulu membongkar tas ayah, mencari receh untuk celengan ayammu diatas
lemari.
Dan kemarin,
ketika dengan izin ayah, kau pergi berkenalan dengan keluarga besarnya. Kembali
ayah harus segera menyadari bahwa binar yang kau bawa pulang itu tidak biasa,
binar yang belum pernah ayah lihat ketika dengan antusias kau bercerita. Sebenarnya
nak, ayah cemburu. ayah mencemburui dia yang tiba-tiba datang tapi sudah mampu
menghadirkan getar-getar rasa yang terlihat dirona wajahmu. Tapi percayalah
nak,, kecemburuan itu segera ayah tepis, ayah usir dengan keyakinan bahwa
posisi ayah dan posisinya itu tidak disatu tempat. Bahwa warna cinta untuk ayah
tidak sama dengan warna cinta untuknya. Ayah tidak salah, bukan?
Sedikit
pesan ayah.. setelah nanti kau ayah serahkan dengan disaksikan oleh para
malaikat. Jadilah pendamping yang patuh nak, yang senantiasa bersyukur dan berterimakasih, yang
menjaga diri dan hartanya, yang tidak mudah menuduh dan menyakiti hatinya, yang
menyimpan rahasia dan menutupi aibnya. Sebab tidak mudah untuk menjadi seorang
suami, tidak mudah untuk menjadi orang yang bertanggung jawab penuh terhadap orang
lain, yang harus menjaga dirinya dan ahlinya dari api neraka. Jadi sekali lagi
nak.. jangan bebani dia, tapi bantulah dia sesuai peran yang kau punya.
Hm.. sekian
dari ayah_ mungkin akan ada lagi nanti nak..
0 Comments:
Posting Komentar