L

Header Ads
Tiny Star

(don't) be original


Aku memutuskan untuk menjadi perempuan, ah.. jangan kau tanyakan makhluk apa aku sebelum ini, akupun ragu untuk mendeskripsikannya, tapi baiklah_ biar kucoba.

Aku terlahir sebagai muslimah, telah sejak lama juga kugunakan hijab untuk auratku, tapi point pentingnya adalah aku jauh dari kata anggun, aku adalah jenis manusia yang suka berlari, rasanya aku bisa menghemat waktu dengan berlari, sampai-sampai menaiki tanggapun aku berlari, pernah di gedung kampusku yang empat lantai, aku lomba lari dengan seorang teman untuk naik dan turun tangga_ dan kau pasti sudah tau siapa pemenang untuk mendapatkan seplastik gorengan itu: yaph.. tentu saja aku. Tapi berita baiknya adalah aku tidak suka bola kaki, jadi kau tidak akan menemukanku di lapangan hijau ketika sore di kampungku.

Deskripsi lain tentangku adalah: aku bukan jenis manusia yang suka berteman dengan banyak orang, meski bisa cepat akrab dengan siapa saja tapi mereka kukategorikan, kuberi label setiap nama untuk besaran lingkaran yang kuberikan, dan sayangnya lingkaran-lingkaran temanku kebanyakan laki-laki, perempuan? Tentu saja ada tapi cuma sedikit sebab aku tidak mengikuti perkembangan ke’cewek’an dizamanku, mana kukenal dengan artis korea? Dengan boyband-nya yang suka berdandan, aku juga kurang update tentang mode, gossip, dll. Dan yang terpenting, mereka jarang connect jika aku berceloteh tentang anime one piece, fairy tail, SAO, dll.. (yang hari ini sudah kuhapus dan kubuang semua)

Ah,, sudahlah_ yang jelas aku jauh dari sosok perempuan idaman, yang punya pandangan teduh, yang keibuan, yang anggun, yang apapun yang kata teman-teman laki-lakiku adalah kriteria terbaik untuk ibu dari anak-anak mereka, apa peduliku (ketika itu)..!

Namun hari ini, aku memutuskan untuk menjadi perempuan, mengurangi tawa terbahak-bahak (meski haftsah binti ‘umar seperti itu), mengurangi volume suara (kebiasaan berebut bicara dengan teman-teman, mana bisa menyaingi suara bass mereka kecuali dengan teriakan), mengurangi aktivitas lari-lari gak jelas, belajar untuk anggun dan keibuan (Aamiin…..), dan hal lain yang diperlukan.

Dan hari ini, aku memakai pashmina ungu, kupikir cantik tapi seseorang mengatakan bahwa hijabku seperti taplak meja (golok mana golok..) dan kuhabiskaan banyak waktu untuk memakainya sebelum berangkat kerja tapi seseorang mengatakan aku mirip ibu-ibu. Awalnya “benarkah? Mirip ibu-ibu arisan? Mirip ibu-ibu mau pergi kondangan?” pelbagai kesimpulan menari tanpa nada diotakku hingga akhirnya satu kutangkap dan kupegang kuat “ya jelas mirip ibu-ibu kan ya? Kalo bapak-bapak mah gak pake pashmina atuh” (kenapa bahasa sunda???)

Hm.. memang ya, tidak mudah menjadi perempuan, bahkan ketika aku sudah benar-benar berniat untuk menjadi perempuan versiku. Kembali kata-kata seseorang muncul untuk dipertimbangkan: “Adalah konyol memaksakan diri menjadi orang lain setelah ‘hijrah’ dengan berjilbab. Alangkah sunyi dunia jika semuanya seragam, biarkan semuanya sesuai karunia karakter yang Allah lekatkan pada diri kita, maka akan tetap ada akhwat jago karate seperti Nushaibah binti ka’ab yang melindungi Rasulullah kemanapun beliau bergerak dalam perang, akan tetap ada yang berkepribadian kuat dan pemberani seperti ummu Hani’ binti Abu Thalib. Akan tetap ada yang suka bermanja dan ceria seperti ‘Aisyah. Ada yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak seperti Hafshah. Akan tetap ada yang lembut dan keibuan seperti Khadijah.. jilbab bukan lakon sandiwara yang membuat kita harus jadi orang lain ketika memakainya. Sekali lagi,, jangan sirnakan keunikan diri. Biarkan keindahan warna-warni itu hidup dan meronai dunia dengan pelangi akhlaq.

0 Comments:

Posting Komentar