L

Header Ads
Tiny Star

Konspirasi

Suatu sore.. dalam perjalanan pulang kerja, seseorang menepuk pundakku pelan.
“kakak?” sapanya ragu.
“hae.. citra?” aku terlonjak tak percaya, gadis kecilku kini menggendong seorang bayi kecil.
“apa kabar?” lanjutku lagi..
“alhamdulillah sehat kak.. kakak gimana?”
Cerita kami berlanjut tentang aktivitas setelah lulus sekolah menengah atas. Ternyata setahun yang lalu dia menikah setelah menamatkan D3 bidang kebidanan.
“kapan kakak menyusul?”
“haha.. secepatnya, insyaallah” ringan kujawab namun berat kurasakan.
***
“buk... bilo baralek?” seseorang bertanya lewat obrolan disebuah jejaring sosial
“siap rayo aji.. hahaha” jawabku sekenanya, tapi mengena dihatiku sendiri
***
“assalmu’alaikum..” semangat kujawab telpon salah seorang kawan lama. Sudah lama kami tidak berkomunikasi,,
“chipep menikah tanggal 25 besok, sudah dapat kabar?” ujarnya setelah bertukar kabar
“belum..”
“masih lama, mungkin dalam minggu ini kamu dapat undangan,, heheh..by the way  lisa udah punya dua lho..” aku tersenyum.. hafal dengan lanjutan pertanyaan tersebut.
“iya.. dan kamu masih satu.. kapan nambah?” berusaha mengulur waktu.
“untuk sementara cukup.. kamu kapan promosi jabatan?”
Phufft.. akhirnya pertanyaan itu datang juga
“haha.. entahlah”
“ayo.. apalagi yang kamu tunggu? Kuliah udah.. kerja udah..  nunggu apalagi?” desaknya.
“nunggu dia datang”
“siapa dia?” burunya bertanya, dan kujawab dengan tawa
“hm.. dari dulu kamu gak berubah. aku yakin dia belum ada, kapan kamu mulai mencari?”
“haha.. tau aja loe,, nyari?? Aku gak sempat” jawaban yang kurang tepat.. sebab sejurus kemudian kawan lama tersebut sudah berpetuah sepanjang waktu yang telah kami lewati sendiri-sendiri. Beruntung kemudian putrinya menangis sehingga aku selamat.
***
“eh.. kapan pulang?” sapa wanita paruh baya yang berkunjung kerumahku
“baru sampai mak wo.. mak wo sehat?”
“alhamdulillah.. batuk sedikit” jawab beliau dengan pandangan yang tidak kumengerti.
Sesaat setelah mak wo tersebut pulang, ibu menemuiku sambil tersenyum tak jelas.
“ada apa bu?” penasaranku bertanya.
“mak wo tadi.. menawarkan anak bungsunya” giliran aku yang tersenyum,, dipaksakan.
“sudah waktunya memikirkan hal itu nak.. sudah berapa umurmu sekarang”
“masih jalan 25 ibu..” aku sedikit merajuk,,
***
Phufft.. konspirasi macam apa ini,,

0 Comments:

Posting Komentar