Menjelang tidur.
"Ungu." Bundo yang duduk agak jauh sebenarnya tidak tahu apa yang dibicarakan Dziya.
"Oo, ungu gak ada, maaf ya." Intonasinya datar saja, tanpa unsur merasa bersalah untuk kata 'maaf', atau unsur bergurau untuk 'ungu gak ada' padahal sebelumnya dia menawarkan opsi itu.
"Hahahahhahaha," seketika tawa Hauna pecah, menertawakan kami berdua sepertinya.
0 Comments:
Posting Komentar