L

Header Ads
Tiny Star

Biarlah Bulan jadi Mentariku (Part II)


Andai kau tahu berapa lama lagi boleh hidup..apa yang akan kau lakukan?? “mengisi waktu dengan hal-hal penting yang menyenangkan” jawab kawanku suatu kali.

Dan andai dokter berkata umurmu tak lebih dari 3 tahun lagi, dua tahun, satu tahun atau malah hanya hitungan bulan. Apa yang akan kau lakukan?? “yang kulakukan adalah tidak mempercainya” jawabku cepat.

Zee…” ibu mengetuk pintu seperti puluhan pagi yang lalu, “bangun nak” lanjut beliau lagi, kututup buku yang penuh coretan tanpa judul itu “iya bu.. udah bangun dari sebelum subuh” jawabku bergegas membuka pintu kamar. “mau jalan-jalan bu?” kali ini aku yang bertanya dan beliau jawab dengan senyuman.

Kabut subuh masih kental di udara ketika kami memulai langkah, menapaki jalan kecil antara kebun dan sawah.. aku suka kampungku, suka dengan aroma rumput ketika pengembala memotongnya untuk sapi dalam kandang-kandang kayu. Aku suka aroma lumpur ketika petani mulai menggarap sawahnya, aku juga suka aroma kering jerami ketika panen usai sebab itu adalah waktu terbaik untuk main layangan.

Ah..layangan_  aku pernah punya sebuah layangan berwarna biru dengan sedikit putih, lebarnya 1 meter dan panjang ekor kira-kira 3 meter (aku tak tahu pasti berapa panjangnya sebab semua sisa kertas kujadikan ekor dari layanganku), suatu kali hujan tiba-tiba turun ketika layanganku meliuk indah dilangit jingga, tentu saja bergegas kutarik benang hingga layangan berada ditangan kemudian kupacu langkah menuju ‘dangau’ terdekat. Setelah berteduh kutemukan benang layanganku kusut sebab tadi tak langsung kupintal. ada gerimis dihatiku dan malamnya gerimis itu berubah hujan ketika menceritakan pada ayah tentang kejadian sore. Dengan bijak ayah berkata “nak..semua hal pasti ada penyelesaiannya,  semuanya” kemudian mengambil benang layanganku yang sudah sangat kusut sebab niatku memperbaikinya malah berakhir berantakan. Ketika pagi aku terjaga, benang itu sudah ada disampingku dan aku langsung percaya kata-kata ayah ‘semua hal pasti ada penyelesaiannya..semuanya’.

**

Andai kau tahu berapa lama lagi boleh hidup..apa yang akan kau lakukan?? Kutulis lagi kalimat serupa dalam buku itu sebab hingga hari ini aku masih belum menemukan jawabannya. Mungkin aku memang harus sepakat dengan jawaban kawanku untuk mengisi waktu dengan hal-hal penting yang menyenangkan, namun kenyataannya aku hanya menghabiskan waktu dengan mencoret setiap angka dikalender ketika hari berlalu, menghitung mundur waktu yang diprediksi dokter (padahal sudah kubilang tidak akan mempercayainya), menziarahi setiap potong kenangan bersama orang-orang yang kusayang, aku belum siap untuk meninggalkan sketsa cinta itu, sketsa dengan ragam warna hingga kadang kusebut ‘pelangi’.


“zee” entah kapan ibu berdiri disampingku dan ikut melihat keluar jendela “ada apa?” beliau mungkin berhasil membaca gamang yang telah berusaha kusembunyikan “ada mentari bu” dan aku langsung menyesal telah mengucapkannya, “bulan yang indah”ujar ibu berusaha untuk tetap tenang.


*mendekati pergantian bilangan usia dan saat bertemu dengan-Nya sudah semakin dekat. Tetaplah bersyukur sebab Dia masih memberimu waktu untuk melakukan hal penting yang menyenangkan. dan ingat,,semua hal pasti ada penyelesaiannya..semuanya..!






0 Comments:

Posting Komentar