L

Header Ads
Tiny Star

catatan Hati

Sunyi, tak ada suara selain irama jariku yang menari lincah diatas keyboard. Malam ini memang tak biasa, sejak jam sembilan tadi teman-teman kos telah kembali kekamarnya masing-masing, sebelum berangkat mereka sempat berpesan agar aku segera tidur sebab acara besok akan menguras tenaga. Ya..besok adalah hari dimana ratusan mahasiswa resmi ‘melepaskan’ status

kemahasiswaannya, hari dimana ratusan orang sepertiku harus memulai langkah baru..meski siap atau tidak, hari dimana ratusan orang sepertiku layaknya kura-kura yang keluar dari cangkang telur dan bergegas kelaut. ah..bagaimana aku bisa memejamkan mata sementara langkahku lusa masih diselimuti kabut abadi. Bagaimana aku bisa terlelap tidur padahal mulai besok, aku tak tahu harus melangkah kemana tanpa status seperti biasa.
Mendekati tengah malam, sunyi makin betah berlama dikamarku, mungkin ia tahu bahwa ini malam terakhirku disini, dikamar yang dindingnya penuh tempelan coretan yang kubuat, dan tulisan paling mencolok adalah “aku tidak tahu ini rahmat atau musibah, aku hanya ingin berprasangka baik pada-Mu, Allah” yang kubuat ketika mengerjakan skripsi. Yuph.. segera saja tulisan itu kulapalkan lagi untuk diriku sendiri, berharap semua yang akan terjadi menjadi lebih baik berdasarkan persangkaanku pada-Nya.

jam 2.30 dini hari, dan ‘nyanyian tidur’ ku sudah berulang 7 kali.. padahal biasanya aku hanya mampu mendengar setengah dari seluruh bait. Ah,, harusnya aku sudah terlelap..!

**
Sunyi ternyata meninggalkanku jam 4.30, tepat ketika salah seorang temanku yang juga akan wisuda pagi ini keluar dari kamarnya untuk mandi. Mungkin ia bergegas kesalon agar sebelum jam 8 sudah berada diruangan dengan dandanan rapi. Hm.. “semoga hari berlalu dengan (sangat) cepat”  do’aku mengawali hari. pagi ini juga tidak seperti pagi biasa sebab kebanyakan teman-teman datang dengan wajah riang dan rupa yang nyaris tak kukenal..  bersyukur aku tidak ‘ikut’ sebab aku tak bisa membayangkan akan seperti apa wajahku setelah di’permak’.
Ruangan penuh sesak oleh lebih dari 2000 orang pagi ini, mereka adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya disini dan kembali pikiran itu melintas diotakku, akan kemana semua wisudawan/ti ini sehari, seminggu atau sebulan setelah hari ini? Adakah tawa renyah mereka adalah bentuk kebebasan atau malah sebentuk topeng untuk menyembunyikan kegelisahan seperti yang kugunakan? Adakah wajah riang mereka adalah bentuk kepuasan sebab telah lulus atau malah hanya sebentuk kebaikan agar gundah itu tidak terbaca dan menular? adakah saat ini pikiran yang ada dikepalaku juga singgah dibenak mereka? Tentang lusa yang dalam kabut abadi, tentang tangung jawab yang sebenarnya telah ada dipundak ketika pembimbing menyalami dimeja hijau dengan wajah puas? Tentang harapan dari orang tua yang kini mulai bertunas? Tentang masyarakat yang meminta partisipasi lebih pada sarjana, tentang banyak hal lagi yang tak bisa kujabarkan,,“hei..foto yuk” sebuah suara terdengar dengan tepukan pelan dipundakku, tapi aku malas untuk mengabadikan senyum tidak tulusku hari ini jadi kuputuskan untuk menjadi fotografer dengan beberapa kamera ditangan.



aku tidak tahu ini rahmat atau musibah, tapi aku hanya ingin berprasangka baik pada-Mu Allah gumamku meyakinkan hati agar otak tak galau lagi.



0 Comments:

Posting Komentar